Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ginting, Kenangan Lawan Chen Long, dan Pesan dari Lee Chong Wei

1 Agustus 2021   08:40 Diperbarui: 1 Agustus 2021   08:52 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Final Olimpiade kini sudah di depan mata tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting. Sudah sangat dekat.

Selangkah lagi, dia akan menyamai pencapaian para seniornya, Alan Budi Kusuma, Ardy B Wiranata, Hendrawan, dan Taufik Hidayat yang pernah tampil di final tunggal putra bulutangkis Olimpiade.

Namun, untuk bisa ke final, Ginting (24 tahun) harus lebih dulu bisa melewati hadangan tunggal putra senior China, Chen Long.

Ya, peraih medali emas Olimpiade 2016 itu akan jadi lawan Ginting di semifinal yang akan dimainkan di Musashino Forest Sports Plaza Tokyo, Minggu (1/8) siang.

Chen Long (32 tahun) bukan lawan yang asing bagi Ginting. Mereka sudah sangat sering bertemu di lapangan di berbagai event. Pernah bertenu di BWF World Tour, juga Asian Games,

Ya, secara head to head alias rekor pertemuan, Ginting sudah 12 kali bertemu Chen Long. Hasilnya, Ginting lebih sering menang. Pebulutangkis kelahiran Cimahi ini menang 8 kali atas Chen Long.

Namun, semifinal nanti jelas akan berbeda dari pertemuan sebelumnya. Sebab, ini Olimpiade. Auranya beda.

Terbukti, beberapa pemain unggulan di tunggal putra, malah tersingkir cepat. Di antaranya pemain world number one yang juga unggulan 1 asal Jepang, Kento Momota. Dia out di penyisihan grup.

Perihal penampilan di Olimpiade, Chen Long jelas lebih unggul dari Ginting. Kita tahu, Ginting baru kali ini tampil di Olimpiade. Sementara Chen Long sudah tampil di tiga Olimpiade. Di tiga penampilan itu, dia bisa lolos ke semifinal.

Dia meraih perunggu di Olimpiade 2012 di partisipasi pertamanya di Olimpiade. Kala itu, dia dihentikan tunggal putra andalan Malaysia, Lee Chong Wei di semifinal.

Di Olimpiade 2016, dia meraih medali emas. Di final, Chen Long yang gantian bisa mengalahkan Lee Chong Wei.

Pesan dari Lee Chong Wei

Nah, terkait pertandingan semifinal nanti, saya teringat dengan nasihat Lee Chong Wei kepada tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia usai dikalahkan Chen Long di babak eliminasi.

Nasihat dari pebulutangkis top dunia yang menurut saya penting untuk dijadikan pegangan oleh Ginting jelang menghadapi Chen Long nanti.

Sebelumnya, Lee Zii Jia (23 tahun), juara All England 2021, kalah rubber game dari Chen Long di babak eliminasi. Zii Jia bisa menang telak di game pertama 21-8, tapi dihabisi di game kedua dan ketiga 19-21, 5-21.

Apa kata Lee Chong Wei?

Sang finalis Olimpiade 2008, 2012, 2016 ini menyebut, secara power, speed, dan teknik, Zii Jia disebutnya bisa mengatasi Chen Long. Tapi, yang kurang adalah ketenangan di saat-saat krusial.

"Chen Long bukan calang-calang defending champion. Muka jer innocent tapi mamat tuh memang ligat otak dalam penafsiran taktik pihak lawan," begitu tulis Lee Chong Wei di akun Instagramnya.

Maknanya kira-kira, Chen Long bukan pemain juara bertahan sembarangan. Meski mukanya tampak innocent, tetapi dia sangat lihati dalam membaca taktik lawan.

Ya, Ginting tidak jauh beda dengan Zii Jia. Usia mereka sepantaran. Secara cara bermain, mereka juga identik. Mereka mengandalkan power, speed, dan teknik.

Pelajaran yang bisa diambil Ginting dari kekalahan Zii Jia dan nasihat Lee Chong Wei, dia harus bermain lebih sabar dan tenang. Utamanya ketika menghadapi momen-momen krusial.

Jejak penampilan hebat Ginting saat melawan Chen Long

Nah, terlepas head to head mungkin tidak akan terlalu berpengaruh di laga nanti, tetapi Ginting tetap perlu menengok kembali beberapa kemenangan yang pernah diraihnya saat melawan Chen Long.

Kemenangan-kemenangan itu membuktikan dia bisa mengalahkan sang juara bertahan tunggal putra Olimpiade itu. Dia pernah tampil luar biasa. Dia pernah memiliki mental dan ketenangan hebat saat mengalahkan Chen Long.

Salah satunya kemenangan di Asian Games di Jakarta, Agustus 2018. Kala itu, Ginting menang straight game 21-19, 21-11 atas Chen Long di perempat final. Ginting tampil hebat di event itu. Sebelumnya, dia mengatasi Kento Momota di babak 16 besarm 21-18, 21-18.

Namun, penampilan paling heroik yang pernah diperlihatkan Ginting terjadi di China Open, September 2018. Turnamen yang membuatnya dijuluki "giant killer".

Betapa tidak, Ginting menghadapi lawan-lawan top sejak awal. Tapi, dia bisa menang. Dia mengalahkan Lin Dan, peraih medali emas Olimpiade 2008, 2012 di babak awal. Lalu mengalahkan juara dunia 2017, Viktor Axelsen di babak kedua.

Lantas, mengalahkan Chen Long lewat permainan rubber game ketat. Kalah 18-21 di game pertama, dia berbalik menang 22-20 dan 21-16 di game kedua dan game ketiga.

Lalu, di semifinal mengalahkan finalis Asian Games Chou Tien-chen. Dan di final mengalahkan pemain world number one, Kento Momota dengan skor 23-21, 21-19.

Turnamen itu menjadi penampilan terbaik Ginting. Dunia mengenal Ginting sebagai pemain yang lincah, agresif, punya smash kencang dan defence solid.

Termasuk penampilan di BWf World Tour Finals 2019 pada Desember 2019 di Guangzhou, China. Ginting bahkan bisa mengalahkan Chen Long dua kali.

Ginting menang di fase grup dan semifinal. Dua-duanya lewat straight game alias dua game langsung dan dengan skor dominan (21-12, 21-11 dan 21-15, 21-15).

Permainan seperti itu yang perlu ditunjukkan kembali oleh Ginting di semifinal nanti. Memang, Olimpiade event yang berbeda. Tapi, semuanya sebenarnya bergantung pada Ginting sendiri.

Andai dia tampil sesuai standar permainan terbaiknya, andai dia mampu tenang menghadapi tekanan, dan sabar meladeni permainan Chen Long, Ginting akan bisa lolos ke final. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun