Babak final cabang olahraga angkat besi kelas 61 kg Olimpiade 2020, Minggu (25/7) siang, serasa mendebarkan.
Kita berharap-harap cemas menyaksikan perjuangan lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan dari layar televisi.
Perasaan harap-harap cemas itu mencapai klimaks ketika Eko Yuli (32 tahun) masuk ke arena di momen penentuan. Dia berani menantang dirinya sendiri.
Dia sekali lagi mencoba melakukan angkatan seberat 177 kg pada percobaan ketiganya di kategori clean and jerk. Sebelumnya, dia mampu mengangkat 165 kg pada percobaan pertama.
Angkatan seberat 177 kg itu memang kelewat berat. Melebihi batas rekornya.
Sebab, pencapaian terbaik Eko Yuli sebagai pemegang rekor dunia di kategori clean & jerk adalah 174 kg.
Namun, pilihan itu diambil bukan tanpa perhitungan. Sebab, hanya itu cara untuk meraih medali emas. Demi mengalahkan lifter China, Li Fabin yang raihan poin angkatannya memang di atas Eko.
Sebelumnya, di angkatan snatch, Eko Yuli mancatatkan angkatan 137 kg. Upayanya mengangkat angkatan 141 kg gagal. Sementara Li Fabin bisa mencatat 141 kg. Li Fabin juga berhasil mencatat angkatan 172 kg di clean & jerk.
Itu membuat Eko Yuli memang harus berjuang lebih keras di angkatan clean and jerk. Jadilah dia mencoba mengangkat 177 kg itu. Men-challenge dirinya sendiri untuk meraih peluang medali emas.
Eko mungkin penasaran. Tiga kali ikut Olimpiade di 2008, 2012, dan 2016, dia belum bisa meraih medali emas. Karenanya, dia bertekad meraih medali emas di Olimpiade 2020.