Tetapi memang, penyelenggara tidak memungkiri bila dukungan masyarakat di Jepang untuk penyelenggaraan Olimpiade ini menurun.
Hal itu diakui Ketua Panitia Penyelenggara Olimpiade, Seiko Hashimoto. Meski, pihaknya telah mengenalkan langkah-langkah keamanan untuk meyakinkan publik Jepang.
"I really want to apologise from my heart for the accumulation of frustrations and concerns that the public has been feeling towards the Olympics," ujar Hashimoto.
Hashimoto menyebut masyarakat khawatir karena mereka merasa situasi saat ini tampaknya menunjukkan bahwa pedoman yang dimaksudkan untuk menjamin keamanan, tidak memberikan rasa aman.
Dalam sebuah jajak pendapat di surat kabar Asahi, sebanyak 68% responden menyatakan keraguan tentang kemampuan penyelenggara Olimpiade untuk mengendalikan infeksi virus corona. Bahkan, sebanyak 55% responden mengatakan mereka menentang Olimpiade yang akan berlangsung.
Ujian besar pertama bagi penyelengara tentang bagaimana Olimpiade dapat diadakan di tengah pandemi, akan terlihat di cabang sepak bola sepak bola putra.
Ketika tim Jepang menghadapi tim Afrika Selatan. Pertandingan itu akan berlangsung pada hari Kamis, sehari sebelum upacara pembukaan.
Beberapa atlet dinyatakan positif
Seperti kita ketahui, Olimpiade 2020 Tokyo seharusnya digelar pertengahan tahun lalu. Namun, virus Covid-19 yang mewabah di Jepang dan banyak negara di dunia, membuat event olahraga empat tahunan itu tidak bisa digelar sesuai jadwal.
Pihak penyelenggara pun memundurkan jadwalnya setahun di 2021. Tapi embel-embel tahun 2020 tetap melekat meski Olimpiade digelar di tahun 2021.
Kini, setelah setahun, ternyata pandemi belum sepenuhnya hilang. Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo masih dihantui virus corona.