Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Leo Messi dan Pelajaran Sukses Butuh Ketabahan

15 Juli 2021   13:51 Diperbarui: 16 Juli 2021   09:24 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DiCaprio pernah empat kali selalu 'kalah' di ajang Oscar. Penantian panjang DiCaprio memenangi Piala Oscar, baru kesampaian pada kesempatan kelimanya.

Ya, pada 2016 lalu, karier akting DiCaprio akhirnya mendapatkan pengakuan tertinggi. Ajang Academy Award ke-88 mendapuknya meraih Oscar kategori Aktor Terbaik dalam peran monumentalnya di film The Revenant.

Lakon Hugh Glass, seorang pemburu yang nyaris mati diserang beruang ganas, membawanya meraih "keabadian". Meraih Piala Oscar pertamanya.

Sebelumnya, DiCaprio hanya wira-wiri sebagai nominator. Empat kali masuk nominasi, Oscar enggan bersamanya dan lebih memilih dimiliki aktor lain. Dia masuk nominasi sebagai aktor pendukung di film What's Eating Gilbert Grape (1994). Lalu nominasi aktor terbaik dalam film The Aviator (2005), Blood Diamond (2007) dan terakhir di fim The Wolf of Wall Street (2014).

Penantian panjang itu membuat DiCaprio sempat jadi olok-olokan. Ada banyak foto meme berkeliaran tentang mimpi DiCaprio meraih Oscar. Salah satunya foto satire ketika DiCaprio seakan berlari mengejar Piala Oscar dan ada tulisan besar "Catch Me if You Can" yang merupakan judul filmnya pada 2002 silam.

Toh, kenyataan tidak pernah meraih Piala Oscar sejak namanya dikenal luas lewat akting di film Romeo+Juliet dan akting menawan nan menguras emosi di film Titanic pada 1997 silam, tidak membuat kinerjanya menurun.

Dia tetap bekerja dengan standar terbaik yang dimilikinya. Standar itulah yang membuatnya bisa bekerja bareng sineas top dunia seperti James Cameron, Martin Scorsese hingga peraih Oscar 2016 untuk sutradara terbaik, Alejandro G Innaritu.

Dari cerita sukses Leo Messi dan Leo Di Caprio, kita bisa belajar, serangkaian kegagalan yang pernah dialami, sejatinya bukanlah penghancur motivasi.

Faktanya, keduanya sudah membuktikan. Meski berkali-kali gagal, mereka tetap bekerja dengan standar terbaik mereka.

Ya, tetapkanlah standar terbaik yang bisa kita capai dalam bekerja. Ketika kita terbiasa bekerja pada level standar itu, penghargaan akan datang dengan sendirinya. Messi telah membuktikan itu. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun