Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Leo Messi dan Pelajaran Sukses Butuh Ketabahan

15 Juli 2021   13:51 Diperbarui: 16 Juli 2021   09:24 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi memegang trofi Top Skor Copa America 2021 setelah timnas Argentina mengalahkan Brasil 1-0 di final yang bergulir di Stadion Maracana pada Minggu (11/7/2021), pagi hari WIB.| Sumber: MAURO PIMENTEL via Kompas.com

Bagi saya, konteks tabah ini levelnya lebih di atas sabar. Tabah ini konotasinya cobaan dan kesulitan yang dihadapi berkali-kali. Seolah tak pernah usai.

Messi pernah mengalami itu. Bahkan, ketika usianya masih belia. Bersama Argentina, dia pernah mengalami serangkaian kegagalan. Ketabahannya diuji.

Gelar Copa America 2021 itu merupakan rangkuman dari perjuangan panjang berdarah-darah Messi yang akhirnya bisa mempersembahkan piala untuk negaranya, Argentina.

Lionel Messi berbincang dengan keluarganya via video call usai membawa Argentina juara Copa America 2021/Foto: Reuters/Ricardo Moraes
Lionel Messi berbincang dengan keluarganya via video call usai membawa Argentina juara Copa America 2021/Foto: Reuters/Ricardo Moraes
Ya perjuangan panjang. Messi memulai mimpinya meraih gelar untuk negaranya sejak 2006. Sejak dirinya melakoni debut untuk Argentina di Piala Dunia 2006. Di usia yang belum genap 19 tahun.

Sejak itulah, kegagalan demi kegagalan mengakrabi Messi.

Di Piala Dunia 2006 itu, Messi dkk kalah adu penalti melawan Jerman di perempat final. Bak deja vu, situasi berulang di Piala Dunia 2010. Argentina kembali kalah dari Jerman di perempat final. Kalah telak, 0-4.

Namun, yang menyesakkan adalah kekalahan di final Piala Dunia 2014. Lagi-lagi dari Jerman. Messi yang sudah sangat dekat meraih piala dunia, hanya bisa merana ketika Jerman mencetak gol di masa perpanjangan waktu.

Perihal merananya Messi ini, ada sebuah foto viral hasil jepretan seorang fotografer yang mengabadikan Messi tampak memandang trofi Piala Dunia dengan penuh harap tanpa bisa mengangkatnya. Foto itu menjadi foto olahraga terbaik di tahun itu.

Di Copa America, sejak main di edisi tahun 2007, Messi berkali-kali sudah sangat dekat untuk meraih trofi. Dia membawa Argentina tiga kali ke final 2007, 2015, dan 2016. Tapi, semuanya berakhir pahit.

Yang paling pahit adalah final Copa America 2016 ketika Argentina kalah adu penalti dari Chile. Messi yang jadi penendang penalti pertama, gagal menjalankan tugasnya. Tendangannya melangit.

Toh, Messi belum kapok. Dia tetap mau bangkit meski berkali-kali jatuh. Dia tetap percaya, dirinya bisa memberikan Argentina sebuah kebanggaan. Bukan hanya Barcelona yang sudah bolak-balik dia baw menjadi juara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun