Momen paling ikonik dari adu penalti ini adalah sepakan Andrea Pirlo ala Panenka yang mengecoh kiper Inggris, Joe Hart.
Tiga kali kalah di babak adu penalti itu menjadi penegas bahwa Inggris selalu bernasib buruk meski punya penendang penalti yang oke. Adu penalti seolah menjadi momok bagi Inggris.
Denmark bisa mengejutkan
Toh, keliru besar bila menganggap Inggris sudah pasti lolos ke final. Seolah-olah Denmark hanyalah lawan yang mudah.
Padahal, Denmark tentu tidak datang ke Stadion Wembley untuk berlibur. Mereka tidak akan mempersilahkan begitu saja Inggris yang lolos ke final.
Salah besar bila menganggap Denmark bakal bernasib seperti Ukraina yang gawangnya dengan mudah dibobol Inggris.
Ingat, meski tidak diunggulkan, tapi Denmark tahu caranya mengatasi laga semifinal. Faktanya, mereka pernah lolos ke final dan akhirnya juara di Euro 1992.
Bahkan, perjalanan Denmark di Euro 2020 ini mirip dengan Euro 1992 silam di Swedia. Kala itu, Denmark tertatih-tatih di awal turnamen. Nyaris tersingkir. Lalu menang di pertandingan terakhir untuk lolos ke babak gugur.
Lantas, menang adu penalti 5-4 (2-2) atas Belanda di semifinal. Kala itu, karena peserta Euro hanya 8 tim, empat tim dari fase grup (juara dan runner-up grup) langsung tampil di semifial.
Jelas, kenangan juara Euro 1992 itu akan memotivasi Denmark. Utamana kiper Kasper Schmeichel yang ingin menyamai rekor bapaknya, Peter Schmeichel yang menjadi bagian tim juara 1992 itu.
Satu lagi, Denmark punya beberapa pemain yang sangat mengenal gaya main pemain-pemain Inggris. Beberapa pilar Denmark bermain di Liga Premie Inggris.