Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hapus Luka Lama, Inikah Saatnya Inggris Mengangkat Piala?

30 Juni 2021   08:44 Diperbarui: 30 Juni 2021   08:47 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harry Kane merayakan gol kedua Inggris ke gawang Jerman. Inggris mengalahkan Jerman 2-0 dan lolos ke perempat final Euro 2020/Foto: https://en.as.com/

"Sepak bola itu permainan yang sederhana. Sebanyak 22 pemain saling mengejar bola selama 90 menit. Dan pada akhirnya, pemain-pemain Jerman yang keluar sebagai pemenang".

Ucapan itu cukup terkenal di panggung sepak bola. Pengucapnya, mantan penyerang Timnas Inggris, Gary Lineker.

Ucapan itu mungkin luapan kekesalan top skor di Piala Dunia 1986 itu. Sebab, di era Lineker, di turnamen resmi, Inggris tidak pernah bisa menang dari Jerman.

Bahkan, ketika Lineker sudah gantung sepatu, Inggris masih kesulitan mengalahkan Jerman. Salah satu yang paling dikenang, ketika Inggris kalah dari Jerman di semifinal Euro 1996.

Kala itu, Inggris kalah adu penalti 5-6 dari Jerman setelah bermain imbang 1-1. Alan Shearer dan kawan-kawan kalah di rumah sendiri. Di Stadion Wembley. Merana.

Saya masih bisa mengenang jelas drama adu penalti yang saya lihat langsung dari layar televisi itu. Adu penalti menegangkan. Sama kuat. Sepuluh penendang bisa melaksanakan tugasnya.

Hingga waktunya penendang keenam. Anda tahu, penendang penalti keenam Inggris yang gagal adalah Gareth Southgate. Pelatih Inggris sekarang. Lantas, Andy Moller membuat Jerman menang.

Namun, hari ini, ucapan terkenal Gary Lineker itu sepertinya perlu direvisi. Sebab, Inggris akhirnya bisa mengalahkan Jerman.

Ya, dadi malam, Inggris menang 2-0 atas Jerman di Wembley pada babak 16 besar Euro 2020 (29/6). Ini merupakan kemenangan pertama Inggris atas Jerman di babak gugur sejak mereka menjadi juara di Piala Dunia 1966.

Kombinasi maut Sterling-Kane-Grealish

Menghadapi Jerman, Southgate seperti sudah tahu caranya menang. Dia memainkan skema 'tidak biasa'. Southgate memainkan skema 3-4-3 dengan melakukan sedikit perubahan dari skema di fase grup.

Kyle Walker, full back kanan yang biasa maju mundur, kali ini 'ditanam' sebagai bek, mendampingi Harry Maguire dan John Stones.

Di tengah, duet Declan Rice dan Klavin Phillips diplot sebagai 'mesin penggerak' kinerja tim. Sementara Kieran Trippier dan Luke Shaw bermain melebar.

Di lini depan, Southgate kembali memainkan Bukayo Saka yang jadi star of the match kala melawan Rep.Ceko di laga terakhir fase grup. Anak muda berusia 19 tahun ini menemani Raheem Sterling dan Harry Kane.

Dengan skema begitu, Inggris memang kalah dalam penguasaan bola. Namun, Inggris terlihat berbahaya setiap menguasai bola di pertahanan Jerman.

Tidak ada gol di babak pertama. Rice dan Phillips layak mendapat pujian. Dua pemain yang baru tampil di Euro ini gagah berani melawan duet gelandang Jerman, Toni Kroos dan Leon Goretzka.

Di babak kedua, Southgate menarik keluar Saka dan memasukkan Jack Grealish. Kehadiran Grealish, pemain yang disebut sebagai 'Messi berkaki kanan', membuat Inggris lebih berbahaya.

Ada peran Grealish dalam dua gol Inggris ke gawang Jerman yang dijaga Manuel Neuer tersebut. Kedua gol itu lahir dari proses yang hampir sama.

Bola dikirim dari sisi kanan pertahanan Jerman, lantas  diselesaikan dari jarak dekat. Pemain Inggris mendadak menyempil di antara bek-bek Jerman.

Di menit ke-75, kerja sama apik empat pemain Inggris dari luar kotak penalti Jerman, berujung gol. Kolaborasi mereka membuat delapan pemain Jerman kebingungan.

Raheem Sterling mengumpan bola kepada Harry Kane. Lalu, Kane menyodorkan bola ke Jack Grealish. Sempat seolah melakukan shots, Grealish menyodorkan bola kepada Luke Shaw yang mendadak muncul.

Dan, Shaw dengan jeli mengirim umpan di sela bek-bek Jerman. Yang terjadi, bola sodoran Shaw ke muka gawang itu langsung disambar Sterling. Gol. Inggris unggul 1-0.

Di menit ke-81, Sterling hampir saja membuat kekacauan. Ketika umpannya ke rekannya terlalu lemah dan bisa dicuri pemain Jerman. Tahu-tahu bola sudah dikaki Thomas Muller yang tinggal berhadapan dengan Jordan Pickford.

Beruntung bagi Inggris, sepakan Muller ternyata melebar dari gawang. Kamera memperlihatkan, Sterling tampak down ketika bola ada di kaki Muller itu.

Di menit ke-86, Grealish (25 tahun) membuktikan dirinya memang layak mendapatkan menit bermain lebih. Lewat serangan balik, dari sisi kanan pertahanan Jerman, pemain bernomor punggung 7 ini mengirim umpan ke arah gawang yang lantas disundul Kane.

Itu gol pertama Kane di Euro 2020. Setelah 'lupa' caranya bikin gol di fase grup, Kane mencetak gol di saat yang tepat. Ketika Jerman berusaha keras untuk menyamakan skor dan memaksakan perpanjangan waktu.

Ya, gol Kane itu membuat pertandingan game over lebih cepat bagi Jerman. Inggris unggul dua gol dengan sisa waktu empat menit. Di momen itu, kita sudah tahu siapa pemenangnya.

Bagi Southgate, kemenangan Inggris atas Jerman di Euro 2020 ini seolah menghapus mimpi buruk yang bertahun-tahun menghantuinya.

Ya, setelah 25 tahun usai kekalahan Inggris dari Jerman di Euro 1996, Southgate akhirnya mendapatkan 'keadilan'. Dia bisa membawa Inggris mengalahkan Jerman. Luka lama itu sudah hilang.

Inggris bertemu Ukraina di perempat final

Setelah lolos ke perempat final, mungkinkah ini waktunya bagi Inggris untuk mengangkat piala? Juara Piala Eropa untuk kali pertama. Seperti slogan para fan mereka, "It's coming home".

Bicara slogan itu, saya teringat dengan tulisan sastrawan Gabriel Possenti Sindhunata dalam trilogi buku terkenalnya, "Catatan Sepak Bola Sindhunata".

Romo Sindhunata mengandaikan Inggris sebagai ibu sepak bola yang kesepian. Sebab, 'anak yang bernama bola', sejak sepak bola dimainkan di London pada 1863 oleh beberapa pemuda, selama bertahun-tahun, bola itu pergi ke mana-mana. Ia disayang oleh siapa saja. Ia seakan tidak mau kembali ke pelukan ibunya.

Mungkinkah tahun ini, bola yang seringkali jadi pengantar kesedian bagi sang ibu, bakal kembali pulang ke rumahnya? Siapa tahu.

Tapi, ibarat menaiki tangga, masih ada tiga anak tangga yang harus dinaiki Inggris sebelum tiba di puncak juara. Anak tangga pertama bernama perempat final.

Inggris akan bersua tim kejutan Ukraina di perempat final yang dimainkan di Stadion Olimpico Roma pada 3 Juli mendatang. Ya, Ukraina yang lolos sebagai tim peringkat tiga keempat terbaik, tampil mengejutkan.

Selepas adzan Shubuh tadi, Ukraina meraih kemenangan dramatis atas Swedia. Betapa tidak dramatis, gol penentu kemenangan Ukraina tercipta di menit ke-120.

Ukraina unggul lebih dulu lewat gol Oleksandr Zinchenko di menit ke-27. Swedia menyamakan skor lewat top skor mereka, Emil Forsberg di menit ke-43. Itu gol keempat Forsberg di Euro 2020.

Skor 1-1 bertahan hingga akhir. Laga pun dilanjutkan ke masa perpanjangan waktu. Di menit ke-120, ketika laga sepertinya bakal diakhiri lewat adu penalti, Ukraina mencetak gol dramatis. Umpan crossing Zinchenko disambar Artem Dovbyk.

Itu untuk kali pertama, Ukraina lolos ke perempat final di Euro. Bahkan, ketika Andriy Shevchenko, pelatih Ukraina masih bermain, Ukraina terhenti di fase grup di Euro 2012. Pun, di Euro 2016 lalu juga ceritanya sama.

Bagaimana gambaran laga perempat final Inggris nanti?

Inggris unggul head to head. dari 7 pertemuan, Inggris menang 4 kali. Sementara Ukraina hanya menang sekali.

Namun, di babak gugur, apapun bisa terjadi. Terlebih di Euro 2020 ini, semesta seolah mendukung 'tim-tim biasa' untuk membuat kejutan. Sudah banyak contohnya.

Mungkinkah Ukraina bisa bablas ke semifinal?. Ataukah, ini memang waktunya Inggris yang mengangkat piala. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun