Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Belanda dan Portugal Pulang, Kejutan ala Euro 2004 Bakal Berulang?

28 Juni 2021   06:57 Diperbarui: 28 Juni 2021   17:57 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua pemain Belanda, Frenkie De Jong dan Memphis Depay terlihat galau saat melawan Rep.Ceko. Belanda tersingkir usai kalah 0-2 dari Ceko di babak 16 besar, Minggu (27/6) malam/Foto: Getty Images

Ketika serangan buntu, kekacauan justru terjadi lini pertahanan Belanda. De Ligt mendapat kartu merah di menit ke-55 usai dianggap menyentuh bola ketika duel satu lawan satu dengan striker Ceko, Patrik Schick. Wasit Serge Karasev dari Rusia bahkan harus melihat tayangan ulang VAR demi memastikan pelanggaran itu.

Di menit ke-68, Ceko unggul lewat gol sundulan Thomas Holes. Demi memburu gol, Frank De Boer memasukkan penyerang Wout Weghorst menggantikan gelandang Marten de Roon.

Hasilnya, Malah Ceko mencetak gol kedua lewatPatrik Schick. Itu gol keempat Schick di Euro 2020. Di momen ini, pertandingan seperti sudah game over untuk Belanda.

Lha wong dengan 10 pemain dan dengan waktu tersisa 10 menit, mereka harus mengejar ketertinggalan dua gol. Akhirnya, Belanda kalah 0-2 dari tim finalis Euro 1996 itu.

Kekalahan ini menjadi penegas bahwa skuad Oranje di Euro 2020 ini memang kurang kompetitif. Jangan bandingkan dengan skuad Belanda saat ini dengan masa beberapa tahun lalu.

Paling mencolok, Belanda kini tidak punya lini serang yang mematikan. Tidak adanya shot on target ke gawang Ceko itu menjadi bukti, lini depan Belanda B saja.

Memang, Belanda bisa mencetak 8 gol di fase grup. Tapi, tiga gol dicetak Wijnaldum yang seorang gelandang dan dua gol dari Denzel Dumfries, seorang full back. Jumlah gol Dumfries sama dengan gol Depay.

Pengidola Timnas Belanda pasti merindu ketika Tim Oranye memiliki penyerang hebat seperti Patrick Kluivert, Ruud van Nistelrooy, dan Roy Makaay kala mereka menembus semifinal di Euro 2000 dan 2004.

Kita juga merindu melihat Tim Belanda saat memiliki 'winger rasa striker' seperti Arjen Robben ataupun Marc Overmars yang memiliki kecepatan lari dan insting mencetak gol.

Pendek kata, Belanda di Euro 2020 ini memang berisikan pemain-pemain yang masih minim penngalaman tampil di turnamen besar. Karenanya, tidak terlalu mengherankan bila mereka tidak mampu melangkah jauh.

Bagi saya, bila Belanda bisa melangkah jauh, itu malah akan menjadi kejutan merujuk komposisi pemain mereka. Belanda di Euro 2020 hanya punya beberapa pemain level A. Serta, Frank de Boer yang memang dianggap bukan jajaran pelatih elit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun