"Austria bermain bagus, tapi kami pantas lolos. Kami punya 26 pemain dan semuanya sangat ingin membantu tim ini menang. Itu yang menjadi pembeda pertandingan ini," ujar Chiesa dikutip dari www.uefa.com.
Austria sempat mencetak gol di masa normal tapi dianulir VAR
Selain faktor pemain pengganti, kemenangan Italia itu juga tidak lepas dari 'bantuan' Video Assistant Referee (VAR). Di menit ke-63 Austria sejatinya sempat unggul. Mereka mencetak gol lewat sundulan Marko Arnautovic.
Setelah mendengarkan protes pemain-pemain Italia, Wasit Anthony Taylor asal Inggris lantas melakukan goal check via VAR. hasilnya, tidak ada gol. No goal. Sebab, Arnautovic dinyatakan dalam posisi off side.
Andai gol itu terjadi ketika VAR belum digunakan, sangat mungkin Austria akan mendapat gol tersebut. Sebab, posisi offside Arnautovic sangat tipis. Mungkin hanya ujung kakinya yang sedikti selangkan di depan bek-bek Italia.
Dan andai gol itu disahkan, akhir pertandingan itu bisa saja berbeda. Sebab, di momen gol itu, Austria memang sedang tampil apik. Sementara Italia terlihat berantakan.
"Andai saja keberuntungan memihak kami, kami pasti akan memenangi pertandingan ini dalam 90 menit," ujar Arnautovic.
Tidak sekali itu, Italia terbantu oleh keputusan VAR. Dua menit berselang, giliran pemain-pemain Austria protes karena menganggap Konrad Laimer dilanggar bek Italia sembari memeragakan gerakan menyikut. Mereka berharap mendapat penalti.
Ketegangan kembali terjadi. Wasit kembali melakukan cek VAR. Hasilnya, tidak ada penalti untuk Austria. Sebab, sebelum menerima umpan, Laimer sudah bergerak duluan. Offside lagi.
Austria pun pulang. Tersingkir. Namun, David Alaba dan kawan-kawan pantas pulang dengan kepala tegak. Mereka harus bangga dengan perjuangan mereka.
Meski pertama kali tampil di babak 16 besar, Austria mampu menampilkan permainan yang keren. Setidaknya, orang yang mengangap mereka bakal dengan mudah dikalahkan Italia, kini mengakui bila mereka tim kuat.