Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengenal 7 Fakta Timnas Austria, Lawan Italia di Babak 16 Besar

26 Juni 2021   07:43 Diperbarui: 26 Juni 2021   19:35 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Timnas Australia di ajang Euro 2020. Foto: Laman media sosial resmi Asosiasi Sepak Bola Austria/@oefb1904

Setelah melakoni 72 pertandingan fase grup, Euro 2020 akan memasuki babak baru. Mulai Sabtu (26/6) malam nanti, babak gugur 16 besar digelar.

Laga Wales melawan Denmark di Amsterdam Arena, Sabtu (26/6) malam akan menjadi pembuka ketegangan di babak 16 besar. Dilanjut laga Italia melawan Austria di Stadion Wembley pada Minggu (27/6) dini hari waktu Indonesia.

Menegangkan karena babak 16 besar memberlakukan adu penalti bila kedua tim sama kuat alias bermain imbang hingga masa perpanjangan waktu.

Dan tentu saja, sorotan paling besar tertuju pada duel Italia melawan Austria. Utamanya setelah penampilan apik Italia yang selalu menang di tiga pertandingan fase grup.

Dengan penampilan sempurna di fase grup, Italia lebih diunggulkan ketimbang Austria untuk lolos ke perempat final. Namun, di babak gugur, apapun bisa terjadi.

Austria yang tidak diunggulkan, bisa saja mengejutkan Italia. Austria punya potensi untuk menjadi 'kuda hitam' di turnamen ini. Berikut beberapa fakta Austria di Euro 2020.

Mayoritas pemainnya bermain di Bundesliga Jerman

Ibarat bangunan, pilar-pilar Timnas Austria ditopang oleh para pemain yang bermain di klub-klub Bundesliga Jerman. Austria di Euro 2020 memang diperkuat oleh pemain-pemain yang tampil di Bundesliga.

Timnas Austria siap menghadapi Italia di babak 16 besar Euro 2020. Ini akan menjadi pengalaman pertama Austria tampil di babak gugur Piala Eropa/Foto: AFP/www.onmanorama.co
Timnas Austria siap menghadapi Italia di babak 16 besar Euro 2020. Ini akan menjadi pengalaman pertama Austria tampil di babak gugur Piala Eropa/Foto: AFP/www.onmanorama.co
Dari 26 pemain yang dipanggil oleh Pelatih Franco Fada, sebanyak 21 pemain merupakan pemain yang bermain atau pernah bermain di Bundesliga.

Di antaranya penyerang bernomor 9, Marcel Sabitzer (33 tahun/RB Leipzig), kapten tim Julian Baumgartlinger (33 tahun/Bayer Leverkusen), juga gelandang Christoph Baumgartner (1899 Hoffenheim) yang menjadi penentu kemenangan atas Ukraina di laga terakhir yang meloloskan Austria ke babak 16 besar.

Termasuk pemain Austria yang paling terkenal, David Alaba. Dia bermain di Bundesliga selama 10 tahun. Meski musim depan pindah ke Real Madrid, di daftar skuad, namanya masih tertulis sebagai pemain Bayern Munchen.

Pelatihnya juga orang Jerman tapi keturunan Italia

Rasa Jerman di Timnas Austria semakin kental bila menyebut nama pelatihnya, Franco Foda. Pelatih berusia 55 tahun ini juga berasal dari Jerman.

Pelatih asal Jerman memilih pemain-pemain yang bermain di Liga Jerman demi kejayaan Timnas Austria. Begitulah kira-kira tagline yang diusung oleh Franco Foda di Euro 2020.

Foda bukan nama asing di sepak bola Jerman. Foda yang lahir di Mainz, pernah memperkuat Timnas Jerman Barat (sewaktu belum reunifikasi). Sebagai bek, dia mencatat dua caps ketika dilatih Franz Beckenbauer.

Di akhir kariernya sebagai pemain, Foda bermain di klub terkenal Austria, Sturm Graz (1997-2001). Lantas, dia melatih klub itu. Dari menjadi asisten, hingga mejadi pelatih pada 2014-2017. Lantas, di tahun 2018, ditunjuk melatih Austria.

"Austria punya pelatih hebat. Franco Foda berhasil mengubah mentalitas pemain dalam menghadapi pertandingan besar dan memasukkan ide gaya sepak bola baru di tim. Dia real leaders," ujar Alex Manninger, mantan kiper Timnas Austria.

Mungkin kalian merasa terusik dengan nama Franco yang umumnya dipakai sebagai nama orang-orang Italia. Semisal Franco Baresi. Dan memang, Foda adalah keturunan Italia melalui ayahnya.

Austria dipuji sebagai tim "Jerman KW"

Dilatih orang Jerman dan diperkuat pemain-pemain yang bermain di Bundesliga Jerman, tidak mengherankan bila permainan Austria juga mirip-mirip dengan Timnas Jerman.

Bahkan, ada yang menyebut Austria sebagai tim KW nya Jerman. Meski, prestasi mereka di kancah sepak bola internasional belum sehebat Jerman.

Menariknya, dalam jumpa pers sehari jelang laga babak 16 besar, Jumat (25/6) kemarin, bek Italia, Leonardo Bonucci mengekspos Austria rasa Jerman itu. Dia memberikan pujian untuk Austria.

"Austria selangkah di atas dibanding tiga tim yang sudah kami hadapi. Mereka bermain sepak bola dengan cara Jerman. Agresif, tempo tinggi, forward pressure, dan serangan balik. Mereka juga punya kemampuan fisik dan kebugaran untuk bermain bagus," ujar Bonucci dikutip dari uefa.com.

Punya pemain yang bermain di Liga Super China

Menariknya, meski didominasi pemain-pemain yang bermain di Bundesliga, Austria juga memiliki satu pemain yang bermain di kompetisi sepak bola Asia.

Penyerang Austria, Marko Arnautovic tercatat bermain di Chinese Super League di klub Shanghai SIPG. Penyerang berusia 32 tahun ini bermain di Liga Super China sejak 2019 dan sudah mencetak 19 gol dari 33 penampilan.

Di Euro 2020, Arnautovic sudah mencetak satu gol saat Austria menang 3-1 atas Macedonia Utara di laga pertama Grup C. Namun, dia lantas diskorsing dilarang bermain melawan Belanda di laga kedua karena selebrasi rasis.

Itu menjadi penegas predikat "the bad boy of Austrian Football". Meski begitu, dia tampil 90 menit kala Austria mengalahkan Ukraina di laga terakhir.

Melawan Italia, Arnautovic yang berpengalaman main di Liga Belanda, Liga Serie A Italia, Bundesliga, dan Premier League Inggris, rasanya bakal kembali diandalkan Austria.

Baru kali ini lolos ke babak 16 besar di Euro

Turnamen Euro 2020 menjadi pencapaian baru bagi Timnas Euro. Di penampilan ketiga mereka di Piala Eropa, ini merupakan untuk kali pertama, Austria mampu lolos dari fase grup dan akan tampil di babak 16 besar.

Sebelumnya, dalam dua kali penampilan di Euro, Austria hanya menjadi 'penggembira'. Mereka langsung tersingkir di fase grup. Termasuk ketika mereka menjadi tuan rumah bersama Swiss di Euro 2008.

Kala itu, Austria yang berada di Grup B bersama Kroasia, Jerman, dan Polandia, hanya mampu finish di peringkat ketiga dengan raihan 1 poin. Mereka tidak pernah menang di tiga laga. Kalah dari Kroasia dan Jerman serta bermain imbang dengan Polandia.

David Alaba, pemain terkenal Austria menyebut tampil di babak 16 besar bak mimpi yang menjadi nyata. Namun, Austria belum mau berhenti. Mereka ingin ke perempat final. Apalagi, laga perempat final nanti akan digelar di Munich, Jerman.

"Akan sangat luar biasa bila kami bisa mencapai perempat final dan bermain di Munich. Tapi, kami belum mau memikirkan itu. Fokus kami sekarang menghadapi Italia," ujar Alaba.

Baru kali ini bertemu Italia di Piala Eropa

Pertandingan Austria melawan Italia di Stadion Wembley nanti merupakan pertemuan pertama bagi kedua negara di panggung Piala Eropa.

Ya, sepanjang tiga kali berpartisipasi di gelaran Euro, Austria tidak pernah sekalipun satu grup dengan Italia di fase grup.

Meski begitu, Austria dan Italia sudah berulang kali bertemu di pertandingan di luar Piala Eropa. Data di uefa.com mencatat, kedua tim sudah bertemu 36 kali.

Hasilnya, Italia lebih sering menang. Italia menang 16 kali. Austria menang 12 kali. Delapan laga berakhir imbang. Artinya, secara head to head, pertemuan keduanya relatif berimbang. Tidak terlalu njomplang.

Menariknya, dari 36 kali pertemuan itu, Austria ternyata lebih agresif dibanding Italia dalam urusan mencetak gol. Austria mencetak 55 gol. Sementara Italia 47 gol.

Bisa menjadi tim kuda hitam

Austria sejatinya diragukan bisa melangkah jauh di Euro 2020. Bukan hanya karena penampilan buruk mereka di dua edisi Euro sebelumnya.

Sebelumnya, Austria tidak pernah bisa meraih kemenangan di Euro. Kalah dua kali dan imbang sekali saat menjadi tuan rumah di Euro 2008. Lantas, kalah beruntun di tiga pertandingan di Euro 2016.

Bukan hanya fakta itu. Tapi lebih karena penampilan mereka yang compang-camping dalam persiapan menuju Euro.

Di tiga pertandingan 'pemanasan' menuju Euro 2020, Austria tidak mampu menang. Mereka kalah telak 0-4 dari Denmark di laga kualifikasi Piala Dunia 2020 pada 31 Maret lalu. Lantas, kalah 0-1 dari Inggris (2/6) di laga persahabatan. Serta bermain 0-0 melawan Slovakia (6/6).

Yang terjadi, mereka langsung 'meledak' saat mengalahkan Macedonia Utara 3-1 di laga awal. Itu kemenangan pertama mereka di Euro. Kemenangan 1-0 atas Ukraina di laga terakhir memastikan mereka lolos ke babak 16 besar.

Tentu saja, sukses lolos ke babak 16 besar akan membuat Austria bersemangat. Apalagi menghadapi Italia yang jelas-jelas lebih diunggulkan.

Italia memang lebih berpengalaman menghadapi laga seperti ini. Tapi, Austria bisa saja membuat kejutan. Sekali lagi, apapun bisa terjadi di fase knockout. Mungkinkah Austria bakal bablas ke perempat final dan bisa menjadi kuda hitam di Euro 2020? Siapa tahu. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun