Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tim Dinamit Denmark Meledak Ketika Nyaris Mati, Lolos Dampingi Belgia

22 Juni 2021   07:37 Diperbarui: 22 Juni 2021   07:52 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dikira game over, Denmark meledak di pertandingan terakhir. Mereka mengalahkan Rusia 4-1 dan lolos ke baba 16 besar/Foto: https://swiftheadline.com/Getty Images

A blessing in disguise.

Berkah terselubung itu memang ada. Berkah yang datang di tengah situasi pelik. Timnas Denmark merasakannya di laga terakhir fase grup Euro 2020, Selasa (22/6) dini hari tadi.

Siapa sangka, Denmark yang dikira sudah nyaris game over, malah lolos ke babak 16 besar setelah menang meyakinkan, 4-1 atas Rusia.

Sebelumnya, Denmark merasakan petaka buruk seperti tak berhenti mendatangi mereka. Sudah jatuh tertimpa tangga. Lalu ketiban pot bunga. Apes beruntun.

Mereka kehilangan playmaker Christian Eriksen yang kolaps di pertandingan pertama melawan Finlandia. Kehilangan maksudnya Eriksen tidak bisa lagi tampil di turnamen ini.

Apesnya, Denmark kalah 0-1 di laga itu. Denmark yang dengan pengalamannya lebih diunggulkan, malah kalah dari Finlandia yang baru main di Piala Eropa.

Di pertandingan kedua, Denmark sempat buncah ketika unggul cepat atas Belgia. Namun, Belgia membalik skor dengan mencetak dua gol di babak kedua. Denmark pun kalah lagi.

Dua kekalahan beruntun itu membuat Denmark berada dalam situasi nyaris mati. Bayangan tersingkir cepat seolah di depan mata. Padahal, Denmark menjadi tuan rumah.

Semesta mendukung Denmark lolos ke babak 16 besar

Sebelum pertandingan terakhir Grup B dini hari tadi, Denmark ada di posisi juru kunci dengan 0 poin. Sementara Finlandia dan Ukraina punya 3 poin. Belgia sudah memastikan lolos (6 poin).

Peluang Denmark untuk lolos ke babak 16 besar memang belum tertutup. Masih ada. Tapi sangat kecil. Sebab, Denmark tidak bisa menentukan nasib sendiri.

Denmark harus menang saat menghadapi Rusia. Namun, itu belum cukup. The Danish Dynamite alias Tim Dinamit julukan Denmark, juga menunggu kabar dari laga Finlandia-Belgia di St.Petersburg di Rusia.

Denmark berharap Finlandia kalah alias tidak mendapat poin. Sebab, bila bisa menahan Belgia, maka Finlandia-lah yang bakal menemani Belgia lolos ke 16 besar.

Yang terjadi, semesta ternyata mendukung Denmark untuk mendampingi Belgia lolos ke babak 16 besar. Tentu, itu tidak lepas dari perjuangan Denmark. Juga keberuntungan.

Di Kopenhagen, Denmark mengamuk. Kasper Schmeichel dan kawan-kawan tidak ingin mengecewakan Eriksen yang berharap negaranya bisa melangkah jauh meski tanpa dirinya.

Dan, andai Eriksen menonton laga itu dari layar kaca televisi, dia pasti tersenyum. Terlebih di menit ke-38.

Ketika Mikkel Damsgaard mencetak gol yang merupakan ciri khas nya Eriksen. Damsgaard menendang bola dengan teknik melengkung dari luar kotak penalti. Denmark pun unggul 1-0.

Di menit ke-59, Denmark mendapat 'hadiah' ketika bek Rusia salah mengirim back pass. Niatnya mengumpan ke kiper, tapi bola melaju terlalu deras dan langsung disambar Yussuf Poulsen.

Rusia sempat move on ketika penyerang mereka, Artem Dzyuba memaksimalkan hadiah penalti di menit ke-70.

Namun, sembilan menit kemudian, Parken Stadium di Kopenhagen bergemuruh oleh sorak sorai 23.644 suporter. Ketika Andreas Christensen melepaskan tendangan keras yang menjebol gawang Rusia. Seorang bek, tapi akurasi tendangannya rasa penyerang.

Sampai gol Christensen itu, laga seperti berakhir lebih cepat bagi Rusia. Namun, Denmark belum puas. Tiga menit kemudian, di menit ke-82, Joakim Maehle membuat Denmark unggul 4-1.

Fan Denmark bersorak. Setelah merasakan nestapa di dua laga sebelumnya, mereka akhirnya bisa tertawa di akhir.

Dan memang, Denmark layak menang. Data statistik menunjukkan, Denmark unggul di banyak aspek.

Denmark melakukan 16 shots yang 10 di antaranya tepat mengarah gawang. Bandingkan dengan Rusia yang hanya bisa dua kali mengancam gawang Denmark.

Denmark juga unggul penguasaan bola 65 persen dan membuat 499 operan (berbanding 277 operasn Rusia) sepanjang pertandingan. Tim Dinamit benar-benar meledak.

Dan, kemenangan Denmark itu terasa paripurna ketika mereka mendapat kabar bahwa Finlandia dikalahkan Belgia 2-0 di St.Petersburg.

Hasil itu membuat Denmark yang sebelumnya ada di posisi buncit, naik ke peringkat 2. Sama-sama mengoleksi 3 poin, Denmark unggul
selisih gol dari Finlandia. Denmark lolos ke babak 16 besar. Mendampingi Belgia.

Hadapi Wales di babak 16 besar dan memori juara Euro 1992

Lalu, bagaimana peluang Denmark?

Setelah lolos ke babak 16 besar, bagaimana peluang Denmark? Apakah mereka bisa membuat kejutan dengan menjadi juara seperti di Euro 1992 silam?

Situasi rumit yang sempat dialami Denmark untuk lolos ke babak knock out di Euro kali ini, cukup mirip dengan yang terjadi di Euro 1992 silam di Swedia.

Kala itu, Euro masih diikuti 8 tim yang terbagi dalam dua grup. Dua tim peringkat teratas langsung lolos ke semifinal.

Denmark yang ada di Grup A, gagal mendapat poin di dua laga setelah ditahan Inggris 0-0 dan kalah 0-1 dari Swedia. Lantas, Denmark mengalahkan Prancis 2-1 di laga pamungkas.

Di semifinal, Denmark melakoni laga dramatis melawan Belanda. Mereka menang adu penalti 5-4 setelah bermain imbang 2-2.

Di final, di Ullevi, Gothenburg, Denmark tidak diunggulkan. Lha wong lawannya Jerman, sang juara dunia 1990. Tapi, Denmark bisa membuat kejutan. Peter Schmeichel dan kawan-kawannya mengalahkan Jerman 2-0.

Mungkinkah kejutan Denmark di Euro 1992 itu akan berulang di Euro 2020 ini?

Ah, jalan masih panjang. Denmark pun masih ingin menikmati kemenangan paripurna ini. Simak komentar pelatih Denmark, Kasper Hjulmand saat diwawancara wartawan.

"Saya kehabisan kata untuk memberikan pujian kepada tim ini. Saya juga berterima kasih kepada seluruh suporter di stadion. Dukungan dan cinta mereka memberikan kekuatan lebih kepada kami untuk melangkah lebih jauh di turnamen ini," ujar Kasper Hjulmand, kiper Denmark dikutip dari uefa.com.

Tantangan Denmark di depan mata adalah menghadapi Wales di babak 16 besar. Laga tersebut bakal dimainkan di Amsterdam pada 26 Juni mendatang. Dan tentu saja, di babak knock out, apapun bisa terjadi. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun