Tapi, setelah gol Jota itu, ternyata tidak ada tambahan gol tercipta. Ronaldo dkk tak mampu mencetak gol ketiga. Portugal pun kalah 2-4 dari Jerman.
Determinasi Ronaldo di momen gol pertama
Lalu, di mana istimewanya Ronaldo di laga itu?
Bila sampean (Anda) hanya melihat cuplikan gol pertama Portugal yang dicetak Ronaldo, Anda mungkin akan berujar meremehkan.
"Ah, itu kan gol mudah. Lha wong Ronaldo tinggal meneruskan umpan Jota ke gawang dari jarak dekat".
Betul, itu memang gol mudah. Gol tap in. Tinggal dorong bola. Kalau bermain PS, tinggal pencet tombol kotaknya. Kalau guyonan teman-teman ketika bermain bola dulu, "nenek saya juga bisa (bikin gol) jika seperti itu".
Namun, bila Anda jeli melihat bagaimana proses terciptanya gol itu, ada makna filosofis. Tentang teladan dari 'pemain tua' untuk pemain-pemain yang berusia muda.
Puluhan detik sebelum gol itu, Portugal dalam posisi diserang. Jerman mendapatkan sepak pojok. Dia melakukan clearence sepak pojok itu dengan kepalanya.
Lantas, ketika bola dikuasai rekannya, Ronaldo berlari sprint menempuh jarak puluhan meter. Dari area pertahanannya, sekejap berada di kotak penalti Jerman.
Sosoknya membuat bek-bek Jerman 'tergoda' untuk mengawalnya sehingga Jota mendapat ruang bebas. Cerita yang terjadi kemudian adalah gol Ronaldo itu.
Ada pelajaran determinasi dan mentalitas di situ. Perihal kemauan kuat Ronaldo untuk meraih tujuan (gol) yang membuatnya bergegas melakukan sprint melewati semua pemain lawan. Menempuh jarak puluhan meter.