Namun, harapan itu tidak kesampaian. Sebab, yang terjadi, Sabtu (19/6) dini hari tadi, Inggris tampil melempem bak kerupuk tersiram air.
Inggris gagal mencetak gol dan hanya bermain 0-0 melawan Skotlandia di Wembley Stadium. Padahal, antusiasme publik Inggris sedang tinggi-tingginya untuk mendukung tim nasional mereka seiring kemenangan di laga pertama. Plus dipengaruhi kenangan Euro 1996.
Ada 20.036 orang yang hadir di Wembley untuk menyaksikan laga Inggris melawan Skotlandia itu. Jumlah itu lebih besar dibanding 18.497 orang yang hadir saat Inggris mengalahkan Kroasia di laga pertama (13/6).
Menghadapi Skotlandia yang pemain-pemainnya banyak bermain di Premier League, Pelatih Inggris, Gareth Southgate melakukan dua perubahan di staring XI dari tim yang menghadapi Kroasia.
Reece James dimainkan sebagai bek kanan dan Luke Shaw di kiri. Sementara Kyle Walker dan Kieran Trippier tidak masuk tim. Selebihnya tidak ada perubahan.
Kalvin Phillips yang dipuji tampil apik saat melawan Kroasia, bertandem dengan Declan Rice sebagai holding midfielder. Sementara Phil Foden, Mason Mount, dan Raheem Sterling tetap dipercaya mendukung Harry Kane sebagai striker tunggal.
Dengan komposisi 4-2-3-1 itu, Inggris memang lebih menguasai permainan persentase ball possession menunjuk 61 persen untuk Inggris. Plus melakukan 559 operan.
Sebenarnya, secara penguasaan bola dan distribusi bola di lapangan, permainan Inggris lebih oke ketimbang saat melawan Kroasia. Hanya saja, Inggris kali ini kesulitan mendapatkan peluang.
Bayangkan, sepanjang laga, Inggris hanya bisa melakukan 1 shots on target (tembakan yang mengarah ke gawang) dari 9 kali percobaan.
Satu jam pertandingan berjalan tapi tidak ada perubahan, Southgate lantas melakukan pergantian pemain. Dia menarik keluar Foden di menit ke-63 dan memasukkan Jack Grealish.
Lantas, di menit ke-74, Southgate menarik keluar Harry Kane. Marcus Rashford masuk ke lapangan.