Timnas Italia mengawali Euro 2020 dengan gaya. Untuk kali pertama, Gli Azzurri--julukan Italia menang besar di laga pembuka Piala Eropa.
Lewat penampilan yang sabar dan cerdas seperti pujian media, Italia menang 3-0 atas Turki pada laga perdana Grup A di Stadion Olimpico di Kota Roma, Sabtu (12/6) dini hari tadi.
Meski menang meyakinkan, Italia yang tampil dengan beberapa wajah baru, sempat mengawali pertandingan dengan nervous. Mereka lantas memegang kendali permainan, mendominasi lapangan tengah dan mencetak gol demi gol di babak kedua.
Nervous dan demam panggung?
Ya, wajar bila Italia sempat merasakan nervous di awal pertandingan. Dalam susunan 11 pemain inti, Pelatih Italia, Roberto Mancini memainkan enam pemain yang baru merasakan pengalaman pertama tampil membela Italia di Euro.
Enam pemain itu yakni kiper Gianluigi Donnarumma, bek kiri Leonardo Spinazzola, dan penyerang sayap Domenico Berardi. Bahkan, trio pemain tengah: Manuel Locatelli, Jorginho, dan Nicolo Barella, sebelumnya belum pernah main di Euro.
Sementara lima pemain inti lainnya, bek tengah Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci, bek kanan Alessandro Florenzi, serta pemain nomor 10 Lorenzo Insigne dan penyerang Ciro Immobile, sudah masuk dalam skuad Italia di Euro 2016 silam.
Alhasil, tidak ada gol tercipta di babak pertama. Meski, secara permainan, Italia tampil solid. Mereka bisa membuat Turki yang disebut-sebut bakal membuat kejutan di turnamen ini, nyatanya mati gaya. Atau mungkin pujian untuk Turki itu overated. Berlebihan.
Italia "meledak" di babak kedua
Toh, perasaan nervous itu hanyalah sekadar bagian kecil dari pertandingan. Perasaan yang menghilang seiring waktu. Bukankah ada banyak pakar di bidangnya yang juga merasakan nervous di awal melakoni keahliannya?
Di babak kedua, Italia terlihat bermain lebih lepas. Laga baru berjalan 7 menit, sekitar 16 ribu penonton di Olimpico yang mayoritas tifosi Italia, akhirnya bersorak. Berardi masuk ke sisi kanan pertahanan Turki.
Dibayangi Umut Meras, Berardi melakukan gerakan olah bola yang membuat bek kiri Turki itu tak berdaya. Dia lantas melakukan tendangan. Bola menghantam dada bek tengah Turki, Merih Demiral yang lantas masuk ke gawang.
Lantas, 13 menit kemudian, di menit ke-66, giliran Spinazzola yang mencuri perhatian. Berkali-kali ikut membantu serangan, bek kiri bernomor punggung 4 ini punya kesempatan melepaskan shooting.
Tendangan keras pemain asal AS Roma ini masih bisa ditepis kiper Turki, Ugurcan Cakir. Namun, bola liar menuju kaki Immobile yang tanpa kesulitan menendang bola ke gawang. Italia unggul 2-0.
Dan, di menit ke-79, Nicolo Barella mengirimkan umpan pendek terukur yang lantas disambar Insigne dengan tendangan placing melengkung. Itulah gol ketiga Italia. Insigne sekaligus menebus percobaan serupa yang gagal di babak pertama.
Tidak sulit membayangkan bagaimana akhir laga di Olimpico itu. Ada banyak wajah ceria di tim Italia. Di lapangan, di bangku pemain cadangan, maupun di tribun, semuanya bergembira menyambut kemenangan Italia.
Pujian untuk wajah-wajah baru Italia
Keputusan Mancini untuk langsung memainkan banyak wajah baru di laga pertama, memang tidak salah. Mereka tampil luar biasa. Mereka antusias seperti anak-anak kecil yang bergembira bermain di taman.
Leonardo Spinazzola terpilih sebagai Star of The Match. Sepanjang laga, full back berusia 28 tahun ini memang tampil keren. Rajin naik turun. Mengingatkan kita ke masa keemasan Paolo Maldini ketika bermain sebagai bek kiri.
Sementara dalam player rating versi Football Italia, Domenico Berardi mendapatkan nilai 8. Itu nilai paling tinggi dibanding pemain lainnya.
Berardi (26 tahun) yang bermain di klub Sassuolo, membuktikan kepada Mancini, keputusan memilih dirinya sebagai starter ketimbang Federico Chiesa (Juventus) ataupun Andrea Belotti (Torino) si pemilik nomor 9, memang tidak salah.
Pujian juga dialamatkan kepada Nicolo Barella. Pemain tengah dari Inter Milan ini mampu mendominasi lini tengah. Gelandang terbaik Liga Serie A Italia 2020/21 juga berhasil mematikan kreativitas playmaker Turki, Hakan Calhanoglu.
Meski, pujian juga perlu ditujukan kepada dua bek tengah senior Italia, Chiellini (36 tahun) dan Bonucci (34 tahun). Kolaborasi bek bapak-bapak ini membuat penyerang Turki, Burak Yilmaz terisolasi dan minim mendapatkan peluang.
Wembley Masih Jauh
Sosok yang paling senang dengan kemenangan itu tentu saja Roberto Mancini. Diprediksi bakal kesulitan meladeni Turki yang dianggap sebagai calon "kuda hitam", anak asuh Mancini ternyata tampil nyaris sempurna.
"Tentu saja saya senang. Tim bermain bagus. Meski, kami sempat kesulitan di babak pertama," ujar Mancini dalam wawancara dengan Rai Sport.
Mancini juga memberikan apresiasi kepada tifosi Italia yang datang ke stadion untuk memberikan dukungan kepada skuad La Nazionale. "Kehadiran mereka memotivasi kami," kata dia.
Start manis membuat Italia kini disebut-sebut sebagai tim favorit juara. Meski, sebelum turnamen dimulai pun, Italia masuk dalam daftar unggulan.
Namun, Mancini mengingatkan anak asuhnya untuk tidak cepat puas. Bahwa, ini baru pertandingan pertama. Dia hanya berharap timnya bisa tampil konsisten.
Karenanya, ketika ditanya wartawan perihal apakah timnya bisa tampil di Wembley (venue final Euro 2020), Mancini hanya menjawab santai.
"Wembley? Perjalanan masih panjang. Masih ada enam pertandingan untuk menuju ke sana," sebut Mancini.
Di pertandingan kedua, Italia akan menghadapi Swiss di Roma pada 16 Juni mendatang. Sebelumnya, Sabtu (12/6) malam nanti, Swiss akan menghadapi Wales.
Mungkinkah Italia dengan wajah-wajah barunya bakal bisa bablas ke Stadion Wembley untuk melakoni final Euro 2020 pada 11 Juli mendatang?
Ah, Euro baru dimulai kok sudah bicara final. Masih ada banyak pertandingan. Masih menarik menunggu "ledakan" penampilan wajah-wajah baru Italia di laga berikutnya. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H