Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ketika BWF Memuji Masa Depan Bulutangkis Indonesia Cerah

2 Juni 2021   08:02 Diperbarui: 2 Juni 2021   08:27 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Mentari juara di Spanyol. Gelar pertama di turnamen level Super 300 itu membuat pasangan juara dunia junior 2017 ini semakin percaya diri/Foto: badmintonindonesia.org

Penggemar bulutangkis Indonesia sempat memiliki hubungan tidak harmonis dengan Federasi Bulutangkis Dunia alias Badminton World Federation (BWF). Bahkan, mereka menyatakan 'perang' dengan BWF di sosial media.

Semua gara-gara kejadian di All England pada Maret lalu. Ketika semua pemain Indonesia yang sudah bertanding dan yang belum tampil bermain, mendadak dinyatakan kalah WO. Netizen menilai BWF tidak menerapkan asas fairness dalam keputusan tersebut.

Kala itu, setiap postingan BWF di akun IG nya, dibanjiri komentar badminton lovers Indonesia. Komentarnya pedas. Persis komentar pemilik kos-kosan yang menagih tunggakan bayar cicilan kos. Katanya sih begitu.

Tetapi memang, sekat antara pujian dan cacian itu ternyata sangat tipis. Gampang berubah. Bak sindiran "isuk dele sore tempe" yang melegenda itu.

Akhir Mei kemarin, akun Instagram BWF mendadak banjir pujian dari netizen Indonesia. Itu tidak lepas dari postingan BWF yang memuji pemain-pemain Indonesia usai meraih empat gelar di Spain Masters 2021.

Akun IG BWF menulis begini : "It is safe to say the future of Indonesia is bright". Plus konten video berjudul "bright young Indonesia" dan narasi "4 titles out of 5 at Spain Masters 2021".

Dalam tayangan video berdurasi 42 detik itu, juga ditampilkan slide pemain-pemain Indonesia yang meraih gelar di Spanyol. Ketika mereka menang di final dan meraih piala.

Ada tunggal Putri Kusuma Wardani, pasangan ganda putra Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan, pasangan ganda putri Yulfira Barkah dan Febby Valencia, juga pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Mentari yang menjadi juara di ganda campuran.

Apakah pujian BWF melalui akun IG ofisial mereka itu sekadar konten? Ataukah sebagai cara BWF untuk 'berdamai' dengan penggemar bulutangkis Indonesia?

Pujian BWF tidak salah alamat

Yang jelas, pujian dari BWF itu benar adanya. Tidak salah alamat. Sebab, tidak sulit menyebut masa depan bulutangkis Indonesia memang cerah seiring pencapaian hebat di Spanyol.

Ada beberapa alasan yang bisa dimunculkan untuk memperkuat kebenaran pujian BWF perihal cerahnya masa depan bulutangkis kita.

Pertama, mereka yang juara di Spanyol itu, semuanya masih berusia muda. Ada yang belum genap 20 tahun. Karier mereka masih panjang. Masih bisa terus berkembang. Bisa juara tentu membuat mereka semakin termotivasi.

Ambil contoh Putri KW. Dia masih berusia 18 tahun. Spain Masters bahkan debut perdananya di BWF World Tour Super 300. Eh dia bisa langsung ke final dan bahkan jadi juara.

Alasan kedua, mereka yang juara di Spanyol, ada yang sudah lama berjuang untuk meraih gelar. Akhirnya mereka meraih gelar pertama di level senior. Seperti pasangan ganda putri Yulfirah/Febby dan ganda putra Pramudya/Yeremia.

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Pramudya menyebut gelar di Spanyol itu sangat berarti bagi dirinya. Sebab, dia sempat berpikir bila dirinya sudah stuck di bulutangkis karena belum mempunyai gelar juara selama naik ke level senior. Kini, gelar itu akan membuatnya semakin percaya diri.

"Tapi ternyata bukan stuck. Tapi berproses. Saya berharap, bersama Yere, ke depan kami bisa lebih baik lagi dan lebih banyak menyumbangkan gelar juara," ujar Pramudya yang kini baru berusia 20 tahun.

Alasan ketiga, gelar di Spanyol itu seperti membangunkan pemain-pemain muda Indonesia. Bahwa, mereka sejatinya punya potensi menjadi pemain hebat. Namun, selama ini, potensi itu belum keluar.

Ambil contoh pasangan ganda campuran, Rinov Rvaldy dan Pitha Mentari. Mereka merupakan juara dunia junior 2017. Namun, mereka masih kesulitan bersaing di level elit mixed doubles dunia.

Faktanya, sebelum juara di Spanyol, mereka sudah lama menunggu gelar. Kali terakhir mereka juara di Indonesia Master Super 100 pada September 2018 lalu. Tahun 2019 silam, mereka 'hanya' meraih perunggu SEA Games.

Karenanya, gelar di level Super 300 di Spanyol bakal membuat Rinov/Pitha semakin pede. Bahwa, ke depannya, mereka punya potensi besar untuk menjadi ganda campuran andalan Indonesia. Terlebih, usia mereka baru 21 tahun.

Di IG badminton.Ina, Pitha Mentari menyebut kemenangan tersebut sangat penting bagi mereka. Bahwa, gelar di level Super 300 tersebut akan bisa mengembalikan kepercayaan diri mereka yang sempat menurun. Dia juga menyebut bermain di Spanyol menjadi keputusan tepat.

"Gelar juara ini untuk semua yang sudah mendukung kami, terus percaya pada kami. Semoga kami bisa lebih berprestasi ke depannya. juga lebih siap bila harus kembali di level atas," tutup Pitha.

Respons PBSI dan Fokus ke Olimpiade

Menariknya, masih ada netizen yang belum move on dari prahara All England. Masih ada yang belum mau memaafkan BWF. Karenanya, mereka menganggap postingan BWF tersebut sekadar 'pemanis' untuk mengambil hati BL Indonesia.

Yang jelas, dalam hal ini, Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) sefrekuensi dengan BWF. Bahwa, raihan gelar di Spanyol itu menjadi modal besar bagi bulutangkis Indonesia untuk lebih berprestasi.

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna mengaku bangga dengan pencapaian pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia di Spanyol.

Bahkan, dia menyebut prestasi pebulutangkis Indonesia yang menempatkan enam wakil di final dan meraih empat gelar juara di ajang internasional, termasuk langka.

"Prestasi di Spain Masters ini merupakan hasil yang baik. Mudah-mudahan ini menjadi modal bagi kami untuk bisa mendapatkan hasil yang kurang lebih sama, bahkan kalau bisa lebih baik pada event yang lebih besar," ujar Agung kepada Tim Humas dan Media PP PBSI di Pelatnas Cipayung.

Menurutnya, PP PBSI sebenarnya mengirimkan pemain lini kedua ke Spain Masters 2021. Pilihan itu diambil sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat proses kaderisasi di bulutangkis. Harapannya, pemain lini kedua bisa mendukung pemain lini pertama.

"Dalam waktu dekat, kami juga menyiapkan pemain lini ketiga agar kita terus mempunyai stok pemain yang siap diterjunkan di turnamen nasional maupun internasional," lanjutnya.

Juni ini, pemain-pemain Indonesia seharusnya tampil di Malaysia dan Singapore Open. Sayangnya, dua turnamen tersebut ditunda karena masih adanya pandemi.

Padahal, banyak pecinta bulutangkis Indonesia yang sudah merindu menyaksikan penampilan pemain-pemain top Indonesia. Namun, dalam situasi saat ini, keselamatan dan kesehatan pemain menjadi yang utama.

BWF juga sudah memastikan bahwa tidak ada lagi turnamen tersisa untuk pengumpulan poin ke Olimpiade usai batalnya turnamen di Malaysia dan Singapura.

Karenanya, PBSI langsung bersiap menjalankan program-program yang sudah dirancang jelang Olimpiade. Di antaranya pemusatan latihan dan karantina di pelatnas.

Sebagai penutup, Indonesia akan mengirimkan 7 wakil ke Olimpiade sesuai rangking mereka dalam kualifikasi. Mereka yakni dua tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie. Tunggal putri Gregoria Mariska.

Lalu dua pasangan ganda putra, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu dan pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva. Salam bulutangkis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun