Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ketika BWF Memuji Masa Depan Bulutangkis Indonesia Cerah

2 Juni 2021   08:02 Diperbarui: 2 Juni 2021   08:27 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Mentari juara di Spanyol. Gelar pertama di turnamen level Super 300 itu membuat pasangan juara dunia junior 2017 ini semakin percaya diri/Foto: badmintonindonesia.org

Ada beberapa alasan yang bisa dimunculkan untuk memperkuat kebenaran pujian BWF perihal cerahnya masa depan bulutangkis kita.

Pertama, mereka yang juara di Spanyol itu, semuanya masih berusia muda. Ada yang belum genap 20 tahun. Karier mereka masih panjang. Masih bisa terus berkembang. Bisa juara tentu membuat mereka semakin termotivasi.

Ambil contoh Putri KW. Dia masih berusia 18 tahun. Spain Masters bahkan debut perdananya di BWF World Tour Super 300. Eh dia bisa langsung ke final dan bahkan jadi juara.

Alasan kedua, mereka yang juara di Spanyol, ada yang sudah lama berjuang untuk meraih gelar. Akhirnya mereka meraih gelar pertama di level senior. Seperti pasangan ganda putri Yulfirah/Febby dan ganda putra Pramudya/Yeremia.

Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Pramudya menyebut gelar di Spanyol itu sangat berarti bagi dirinya. Sebab, dia sempat berpikir bila dirinya sudah stuck di bulutangkis karena belum mempunyai gelar juara selama naik ke level senior. Kini, gelar itu akan membuatnya semakin percaya diri.

"Tapi ternyata bukan stuck. Tapi berproses. Saya berharap, bersama Yere, ke depan kami bisa lebih baik lagi dan lebih banyak menyumbangkan gelar juara," ujar Pramudya yang kini baru berusia 20 tahun.

Alasan ketiga, gelar di Spanyol itu seperti membangunkan pemain-pemain muda Indonesia. Bahwa, mereka sejatinya punya potensi menjadi pemain hebat. Namun, selama ini, potensi itu belum keluar.

Ambil contoh pasangan ganda campuran, Rinov Rvaldy dan Pitha Mentari. Mereka merupakan juara dunia junior 2017. Namun, mereka masih kesulitan bersaing di level elit mixed doubles dunia.

Faktanya, sebelum juara di Spanyol, mereka sudah lama menunggu gelar. Kali terakhir mereka juara di Indonesia Master Super 100 pada September 2018 lalu. Tahun 2019 silam, mereka 'hanya' meraih perunggu SEA Games.

Karenanya, gelar di level Super 300 di Spanyol bakal membuat Rinov/Pitha semakin pede. Bahwa, ke depannya, mereka punya potensi besar untuk menjadi ganda campuran andalan Indonesia. Terlebih, usia mereka baru 21 tahun.

Di IG badminton.Ina, Pitha Mentari menyebut kemenangan tersebut sangat penting bagi mereka. Bahwa, gelar di level Super 300 tersebut akan bisa mengembalikan kepercayaan diri mereka yang sempat menurun. Dia juga menyebut bermain di Spanyol menjadi keputusan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun