"Ini berkat dari latihan tambahan-tambahan saya dengan Pram sebelum berangkat. Itu membuat kami lebih siap," ujarnya.
Sementara Pramudya menyebut gelar di Spanyol itu sangat berarti bagi dirinya. Sebab, dia sempat berpikir bila dirinya sudah stuck di bulu tangkis karena belum mempunyai gelar juara selama naik ke level senior.
"Tapi ternyata bukan stuck. Tapi berproses. Saya berharap, bersama Yere, ke depan kami bisa lebih baik lagi dan lebih banyak menyumbangkan gelar juara," ujar Pramudya.
Selain Pram/Yere, Indonesia juga meraih gelar di tungga putri lewat Putri Kusuma Wardhani, lalu Yulfira Barkah/Febby Valencia jadi juara di ganda putri, dan pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Mentari juara di ganda campuran.
Indonesia menjadi juara umum di turnamen World Tour Super 300 tersebut. Meraih empat gelar juara dan juga dua finalis. Itu pencapaian istimewa.
Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky dikutip dari Badminton Indonesia, mengaku bangga dan mengapresiasi pencapaian mereka. Anak-anak muda itu disebutnya membuktikan mampu untuk menjadi pelapis senior-seniornya.
"Hasil ini membuktikan mereka punya kualitas yang sangat bagus. Ke depan, dengan latihan terus yang rajin, saya percaya mereka bisa sukses ke level atas," ujarnya.
Ya, pencapaian di Spanyol memang luar biasa. Utamanya bagi ganda putra Indonesia yang mampu mendominasi.
Namun, anak-anak muda ini tidak boleh cepat puas. Mereka harus terus rajin berlatih, terus mengevaluasi penampilan, dan bersemangat untuk "mekar". Bukan malah layu sebelum berkembang. Salam bulu tangkis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H