Ini merupakan gelar pertama mereka di level senior. Utamanya di BWF World Tour. Bahkan, mereka langsung mendapatkannya di level Super 300.
Terlepas siapapun juaranya, Spain Masters 2021 menjadi bukti bahwa Indonesia memang negara nomor 1 penghasil pasangan ganda putra berpestasi.
Di Spanyol, kepada negara-negara Eropa dan dunia, Indonesia membuktikan sebagai "gudangnya" ganda putra. Indonesia seperti tidak pernah kehabisan talenta di ganda putra.
Pujian itu berlebihan? Sama sekali tidak. Sesuai kenyataan. Asal jangan melenakan.
Di level senior, ganda putra Indonesia menguasai ranking BWF. Pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menempati ranking 1-2 dunia. Keduanya sudah pasti lolos ke Olimpiade tahun ini.
Padahal, Indonesia masih punya pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang juga masuk dalam peringkat 10 besar dunia. Namun, karena satu negara hanya maksimal meloloskan dua wakil, Fajar/Rian tidak "kebagian tiket" ke Olimpiade.
Itu salah satu potret dominasi ganda putra Indonesia. Sejak dulu, kita tidak pernah kehabisan talenta hebat.
Bandingkan dengan China yang beberapa tahun lalu juga punya ganda putra hebat. Tapi, di Olimpiade kali ini, hanya mampu mengirimkan satu wakil yakni Li Junhui/Liu Yuchen.
Itu untuk kali pertama sepanjang sejarah China tak mampu mengirimkan dua wakil. Kenapa? Karena ranking poin pemain lainnya kurang bisa bersaing seiring pencapaian di turnamen BWF Word Tour yang minimalis sehingga poinnya pun minimalis.
Nah, di Spanyol, Indonesia melalui PBSI tidak mengirimkan para pemain seniornya. PBSI "hanya" mengirimkan anak-anak muda di Spanyol. Karena memang levelnya Super 300.
Namun, yang istimewa, empat pasangan ganda putra Indonesia di Spain Masters, semuanya tampil oke. Semuanya lolos ke perempat final. Sayangnya, jadwal membuat mereka saling berhadapan.