Seingat saya, di jalan depan rumah, sudah ada penjual es batu keliling dengan sepeda dan tempat yang dimodifikasi seperti becak. Penjualnya seorang laki-laki.
Biasanya, dia membawa beberapa bongkahan balok es batu. Warga yang ingin membeli es batu, cukup menunggunya lewat. Lantas, membeli seperlunya. Bongkahan es batu itu lantas dipotong dengan pisau besar yang menurut saya kala itu unik. Jasa joki es batu pun mulai terlupakan.
Ah, Ramadan terkadang memang seperti pusaran waktu. Ia seperti bisa membawa kita ke masa lalu. Ketika Ramadan tiba, kita mendadak teringat kepingan-kepingan cerita di bulan puasa berpuluh-puluh tahun lalu.
Kita yang sudah menjadi orang tua, mendadak teringat serunya ngabuburit di zaman dulu. Bermain layangan, main bola dengan gawang batu, atau duduk-duduk di pematang sawah sembari menunggu bedug Maghrib.Â
Lantas, malamnya tarawih di mushola, serunya tadarus dan tidur di mushola hingga membangunkan orang sahur. Itu belum bonus bermain petasan selepas Shubuh. Ah, semua kenangan itu tidak pernah hilang.
Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga kita senantiasa dalam kondisi sehat sehingga bisa berpuasa dan menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan khusyu dan maksimal. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H