Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Lolos ke Perempat Final Orleans Masters, Bukti Potensi Putri KW "Tidak KW"

26 Maret 2021   06:52 Diperbarui: 26 Maret 2021   06:54 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putri Kusuma Wardani, tunggal putri Indonesia yang baru berusia 19 tahun ini lolos ke perempat final Orleans Masters 2021/Foto: badmintonindonesia.org


TIGA wakil Indonesia berhasil lolos ke babak perempat final turnamen bulutangkis Orleans Masters 2019 usai meraih kemenangan di hari ketiga, Kamis (26/3) tadi malam.

Dari tiga wakil yang lolos ke perempat final tersebut, nama pebulutangkis tunggal putri, Putri Kusuma Wardani yang paling mencuri perhatian warganet dan pecinta bulutangkis.

Putri yang baru berusia 19 tahun, bisa mengalahkan pemain senior Swiss, Sabrina Jaquet (33 tahun). Putri mampu menang straight game dengan 'skor cantik', 21-16, 21-16.

Di pertandingan beda generasi ini, Putri tampil percaya diri. Dia mampu memegang kendali permainan sejak awal. Bahkan, men-dikte Sabrina yang sebenarnya lebih berpengalaman.

Di interval pertama, Putri nyaris selalu unggul dalam perolehan poin. Dia sempat unggul 2-0, 5-3, 9-7. Lantas menutup interval pertama babak pertama dengan 11-8.

Di interval kedua, meski Sabrina sempat menyamakan poin 11-11, Putri kembali mampu menjauh dengan unggul 17-11, 19-15. Lantas, menutup game pertama dengan skor 21-16.

Pertandingan di game kedua tidak berbeda jauh. Putri tetap mampu mengatur ritme pertandingan dan mendikte Sabrina. Dia memulai game kedua dengan unggul 3-0. Bahkan menjauh hingga skor 6-1, 9-5 dan menutup interval pertama dengan 11-8.

Di interval kedua, Putri mampu menjaga jarak poin dari Sabrina. Dia hampir selalu unggul dua hingga tiga poin. Hingga akhirnya, ketika skor 20-16, sebuah pengembalian dari Sabrina keluar sekaligus menutup pertandingan. Putri lolos ke perempat final. 

Sebelumnya, di babak pertama, Putri yang merangkak dari babak kualifikasi untuk bisa tampil di babak utama, langsung membuat kejutan. Dia mengalahkan pemain unggulan 7 asal Jerman, Yvonne Li lewat rubber game, 21-18, 16-21, 21-15.

Di perempat final yang akan dimainkan Jumat (26/3) mulai petang nanti, Putri KW akan kembali bersua lawan tangguh. Dia akan bertemu unggulan 3 asal Thailand, Busanan Ongbamrungphan.

Busanan merupakan satu dari tiga tunggal putri top Thailand selain Ratchanok Intanon dan Pornpawee Chochuwong. Di Orleans Masters, Busanan (24 tahun) selalu menang telak.

Di putaran pertama, Busanan menang 21-10, 21-9 atas juniornya, Phittayaporn Chaiwan. Lantas menang telak 21-6, 21-14 atas pemain Prancis, Xi Xuefei di putaran kedua.

Bisakah Putri KW menang dan lolos ke semifinal? Tidak ada yang tidak mungkin. Terlebih bila Putri tetap tampil konsisten seperti saat mengalahkan Yvonne Li dan Sabrina Jaquet.

Mengenal Putri KW 

Nama Putri Kusuma Wardani memang belum setenar para seniornya di Pelatnas PP PBSI. Sebut saja Gregoria Mariska Tunjung atau Fitriani. Namun, di kalangan badminton lovers, pemain tunggal putri kelahiran 20 Juli 2002 ini sudah punya banyak fans.

Putri KW, begitu para pecinta bulutangkis menyebut namanya. Ya, itu nama 'panggung' pebulutangkis kelahiran Tangerang yang besar di klub bulutangkis, Exist Jakarta ini.

Putri KW dianggap memiliki kelebihan yang tidak dimiliki beberapa seniornya. Di lapangan, gayanya cuek. Mau capek. Punya rasa percaya diri. Bahkan, cenderung cerdik memprovokasi mental lawan.

Dia terbiasa berteriak ketika mendapatkan poin. Mirip dengan juara dunia yang juga peraih medali emas Olimpiade 2016 asal Spanyol, Carolina Marin. Teriakan itulah yang kadang mengkerdilkan mental lawannya.

Ketika mengalahkan Sabrina, selain karena teriakannya itu, Putri juga membuatnya kesal karena pengembalian shuttlecock yang nanggung ketika lawannya itu mendapat poin dan akan melakukan service.

Putri menaruh shuttlecock sedikit di depan net sehingga Sabrina harus berjalan untuk mengambilnya. Di game kedua, Sabrina nampak menunjukkan gesture tidak suka dengan cara seperti itu.

Saat skor 8-5, Putri bahkan sempat ditegur oleh empiree setelah Sabrina memprotes ulahnya itu.

Malah ketika skor 11-6 yang menjadi akhir interval pertama, Sabrina yang emosi nampak menendang shuttlecock setelah gagal menjangkaunya.

Soal teknik bermain, Putri memiliki gaya pemain modern. Pukulan kombinasi lob, drop shot, dan smashnya kadang sulit ditebak. Kontrol bolanya juga lumayan bagus. Tidak sedikit yang menyebut gayanya mirip tunggal putri Korea Selatan, Sun Ji-hyun.

Dikenal publik saat membawa tim Indonesia juara di Kejuaraan Dunia Junior 2019

Nama Putri KW mulai dikenal publik ketika dirinya tampil sebagai finalis di turnamen Bangladesh International Challenge 2018. Usianya kala itu baru 16 tahun. Di tahun itupula, dia masuk Pelatnas.

Namanya semakin melejit di tahun 2019. Dia jadi juara turnamen Jakarta Junior International Series usai mengalahkan Maharani Sekar Batari di final. Namun, momen di BWF World Junior Championship 2019 alias Kejuaraan Dunia Junior 2019 lah yang membesarkan namanya.

Putri KW ikut membawa tim Indonesia jadi juara di turnamen yang populer dengan nama Suhandinata Cup itu. Di final yang digelar di Kazan, Rusia, tim Indonesia mengalahkan tim China 3-1.

Putri KW yang dimainkan di pertandingan kedua, menang atas tunggal Zhou Meng lewat rubber game. Sebelumnya, pasangan ganda campuran, Daniel Marthin/Indah Cahya Sari Jamil memberi poin pertama. Kemenangan tim Indonesia dipastikan di pertandingan keempat lewat pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Putri Syaikah.

Kini, di usianya yang masih 19 tahun, Putri layak diharapkan menjadi tunggal putri andalan Indonesia di masa depan. Putri KW memberi bukti, dirinya punya potensi yang tidak KW (baca abal-abal). Dia memang punya potensi bagus.

Putri asih bisa terus mengembangkan permainannya. Termasuk memperbaiki yang masih bisa diperbaiki. Utamanya kontrol bolanya agar lebih akurat dan mengurangi error yang masih sering terjadi semisal penempatan bola yang keluar/melebar.

Selain itu, dia juga perlu memperbaiki sikapnya saat melawan Sabrina. Meski ulah seperti itu mungkin efektif untuk memancing emosi dan menganggu konsentrasi lawan. Namun, penting baginya untuk mendapatkan respek dari lawan. Terlepas menang atau kalah.

Bukankah pemain top sekelas Tai Tzu-ying yang merupakan ranking 1 dunia, dia hebat bukan hanya karena permainannya, tetapi juga karena attitude nya di lapangan. Terus semangat Putri. Salam bulutangkis.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun