Di putaran pertama, Busanan menang 21-10, 21-9 atas juniornya, Phittayaporn Chaiwan. Lantas menang telak 21-6, 21-14 atas pemain Prancis, Xi Xuefei di putaran kedua.
Bisakah Putri KW menang dan lolos ke semifinal? Tidak ada yang tidak mungkin. Terlebih bila Putri tetap tampil konsisten seperti saat mengalahkan Yvonne Li dan Sabrina Jaquet.
Mengenal Putri KWÂ
Nama Putri Kusuma Wardani memang belum setenar para seniornya di Pelatnas PP PBSI. Sebut saja Gregoria Mariska Tunjung atau Fitriani. Namun, di kalangan badminton lovers, pemain tunggal putri kelahiran 20 Juli 2002 ini sudah punya banyak fans.
Putri KW, begitu para pecinta bulutangkis menyebut namanya. Ya, itu nama 'panggung' pebulutangkis kelahiran Tangerang yang besar di klub bulutangkis, Exist Jakarta ini.
Putri KW dianggap memiliki kelebihan yang tidak dimiliki beberapa seniornya. Di lapangan, gayanya cuek. Mau capek. Punya rasa percaya diri. Bahkan, cenderung cerdik memprovokasi mental lawan.
Dia terbiasa berteriak ketika mendapatkan poin. Mirip dengan juara dunia yang juga peraih medali emas Olimpiade 2016 asal Spanyol, Carolina Marin. Teriakan itulah yang kadang mengkerdilkan mental lawannya.
Ketika mengalahkan Sabrina, selain karena teriakannya itu, Putri juga membuatnya kesal karena pengembalian shuttlecock yang nanggung ketika lawannya itu mendapat poin dan akan melakukan service.
Putri menaruh shuttlecock sedikit di depan net sehingga Sabrina harus berjalan untuk mengambilnya. Di game kedua, Sabrina nampak menunjukkan gesture tidak suka dengan cara seperti itu.
Saat skor 8-5, Putri bahkan sempat ditegur oleh empiree setelah Sabrina memprotes ulahnya itu.
Malah ketika skor 11-6 yang menjadi akhir interval pertama, Sabrina yang emosi nampak menendang shuttlecock setelah gagal menjangkaunya.