Satu lagi, come back Barcelona terjadi di kandang sendiri. Kini, mereka harus memainkan laga leg II di Paris. Dengan keharusan menang 4-0. Sebab, menang 3-0 belum cukup. Bila seperti itu, meski agregat gol akan sama 4-4, tapi Barca akan kalah aturan gol away.
Namun, bila merujuk pertandingan pagi tadi, Pelatih Barca, Ronald Koeman, punya sejumlah pekerjaan rumah yang harus segera diberesi.
Tidak hanya memikirkan bagaimana menyetop keganasan Mbappe di Paris, Koeman, pahlawan Barcelona saat pertama kali juara Liga Champions (1992), Â juga harus memutar otak bagaimana meng-upgrade penampilan anak asuhnya.
Sebab, hampir semua pemain Barcelona tampil tidak dengan penampilan terbaik mereka. Hanya Messi yang terbilang tampil masih bagus. Lainnya mendapat nilai 5.
Statistik pertandingan juga menunjukkan, Barca meski unggul dalam penguasaan bola sebesar 53 persen, tetapi mereka kalah jauh dalam hal menciptakan peluang.
Faktanya, dari 12 percobaan shots yang dilakukan Messi dkk, hanya empat yang mengarah ke gawang. Bandingkan dengan PSG yang bisa sembilan kali mengancam gawang Ter Stegen dari 16 percobaan.
Jadi, apakah Barca bisa kembali come back di Paris?
Pochettino jelas akan menolak kemungkinan itu. Dia tentu tidak ingin menyia-nyiakan kemenangan apik di Camp Nou.Â
Pelatih yang pernah membawa Tottenham Hotspur ke final Liga Champions 2019 ini tentu tidak ingin menjadi pesakitan seperti Unai Emery. Pendahulunya di PSG yang menjadi korban cerita 'La Remontada' pada musim 2016/17 silam.
Sebaliknya, Pochettino tentu ingin mengantar Mbappe menyempurnakan penampilannya melawan Barca. Bahwa, penampilan masterclass nya di Camp Nou tadi baru setengahnya. Setengahnya lagi di Paris. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H