Memang, di sepak bola, arah bola hasil sundulan itu memang sulit ditebak. Namun, tayangan ulang memperlihatkan bila kaki Olsen nampak sangat berat untuk bergerak.
Gol itu membuat Tim Setan Merah kembali unggul. Hingga menit ke-90+4, skor 3-2 belum berubah. Rasanya, MU bakal menang.
Wasit Jonathan Moss bersiap meniup peluitnya tanda pertandingan usai. Pelatih MU, Ole Gunnar Solksjaer dan pemain-pemainnya di bangku cadangan rasanya sudah siap merayakan kemenangan.
Namun, kemenangan yang sudah di depan mata itu ambyar. Di menit ke-95, bermula dari tendangan bebas, Dominic Calvert-Lewin ada di posisi tepat untuk mencocor bola ke gawang. Dia memedaya De Gea dan Harry Maguire yang hanya bisa pasrah melihat bola mengarah ke gawangnya.
Solksjaer sebut timnya seharusnya menang
Gagal menang karena gol balasan lawan di menit akhir itu memang menyakitkan. Ole Gunnar Solskajer juga kesal. Dalam jumpa pers seusai pertandingan, Solskjaer meluapkan kekesalannya.
"Kami seharusnya pantas menang. Tapi, beginilah sepak bola. Anda harus mampu memaksimalkan peluang dan tidak kemasukan gol setiap lawan punya peluang," ujar Solskjaer dikutip dari BBC Sport.
Ole mengeluhkan ketidakmampuan timnya memaksimalkan peluang. Dari lima peluang, hanya tiga yang menjadi gol. Kali ini, MU tidak ganas seperti saat menang 9-0 atas Southampton pada tiga hari sebelumnya.
Ucapan Solskjaer itu tidak hanya mengeluhkan penampilan timnya, tapi juga menyindir Everton. Maklum, sepanjang laga, Everton yang lebih banyak bertahan dan menunggu diserang, hanya punya tiga peluang.
Data statistik BBC Sports, MU mendominasi permainan dengan penguasaan bola sebesar 62 persen. Everton hanay 38 persen. Sial bagi MU, tiga peluang yang didapat Everton sepanjang 90 menit plus beberapa menit, semuanya menjadi gol. Pertahanan kali ini bak 'sarang laba-laba'. Rapuh.
"Kami mendominasi permainan dan seharusnya menang. Fans bisa melihat, kami ingin menang. Bahkan, saat skor 3-2, kami ingin mendapatkan gol keempat," sambung Ole.