Liverpool yang sangat diunggulkan bakal menang melawan tim penghuni degradasi tersebut (WBA peringkat 19), ternyata tampil loyo. Jauh beda bila dibandingkan saat bersua Palace di pekan sebelumnya.
Padahal, laga melawan WBA tersebut menjadi kesempatan terbaik bagi Liverpool untuk menjauh dari kejaran para rival seperti Manchester United, Everton, dan Leicester City.
Sebelum laga melawan WBA, Liverpool masih memimpin klasemen dengan 31 poin. Hanya berjarak 2 poin dari Everton dan 3 poin dari Leicester di peringkat 2-3. Bila menang, Liverpool bakal unggul 5 poin dari Everton.
Namun, hasil imbang melawan WBA membuat Liverpool kini hanya meraih 32 poin dari 15 laga. The Reds masih rawan tergusur dari pucuk klasemen. Bukan hanya oleh Everton dan Leicester. Tetapi juga Manchester United (27 poin dari 14 laga) dan Manchester City (26 poin/14 laga) yang ada di peringkat 4-5 dan mulai tampil konsisten.
Padahal, di laga melawan WBA itu, pelatih Jurgen Klopp memainkan pemain-pemain terbaik yang ada. Tentunya minus beberapa pemain yang masih cedera. Di posisi kiper ada Alisson. Empat bek dihuni Joel Matip, Fabinho, Trent Alexander-Arnold, dan Andy Robertson.
Di lini tengah ada Jordan Henderson, Gini WIjnaldum, dan Curtis Jones. Ketiganya gelandang pekerja dan pilihan utama Klopp saat ini. Lalu di depan, trio Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mo Salah main bareng sejak awal.
Liverpool sejatinya mengawali laga dengan benar. Mereka unggul cepat lewat Sadio Mane di menit ke-12. Bahkan, Liverpool unggul penguasaan bola hampir 80 persen.
Namun, apalah artinya dominasi ball posession sebanyak itu bila ternyata tidak mampu mencetak gol lebih banyak. Pada akhirnya, Liverpool dihukum WBA lewat sundulan Semi Ajayi di menit ke-82.
Apa yang terjadi pada Liverpool Saat Melawan WBA?
Di laga melawan WBA itu, Liverpool malah seperti 'hilang akal' untuk mencetak gol. Merujuk data statistik pertandingan yang dilansir Sky Sports, Liverpool mampu menciptakan 17 shots, tetapi hanya 2 saja yang on target alias tepat sasaran.
Mantan kapten Liverpool yang kini menjadi pundit, Jamie Redknapp, menyebut penampilan Liverpool dengan kata "poor performance. Menurutnya, Liverpool miskin kreativitas.