Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Akhirnya, Ada Pelangi untuk Arsenal

27 Desember 2020   14:36 Diperbarui: 27 Desember 2020   21:11 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Arsenal saat merayakan salah satu gol ke gawang Chelsea pada laga lanjutan pekan ke-15 Liga Inggris di Stadion Emirates, Minggu (27/12/2020) dini hari WIB.| Sumber: AFP/Julian Finney via Kompas.com

Aktor tampan asal Inggris, Andrew Garfield, mungkin gregetan parah bila melihat capaian buruk Arsenal di Liga Inggris musim ini.

Seumur-umur mengidolakan Arsenal yang acapkali diperlihatkannya dengan memakai sweater atau jersey The Gunners, baru kali ini tim pujaannya tampil amburadul. Untuk tidak menyebut memalukan.

Andai bisa menjelma sebagai sosok The Amazing Spiderman seperti yang diperankannya di film ke dalam kehidupan nyata, Garfield (37 tahun) boleh jadi bakal membangun tembok jaring laba-laba di depan gawang Arsenal agar tidak lagi kebobolan.

Rasa gregetan Andrew Garfield sepertinya juga dirasakan pesohor dunia lainnya yang juga ngefans Arsenal. Sebut saja aktor tenar Robert Pattinson, penyanyi RnB Jay Z, pembalap formula 1 Lewis Hamilton, hingga vokalis Cold Play, Chris Martin.

Wajar bila mereka gregetan. Bayangkan, Arsenal, satu-satunya tim yang meraih trofi emas Premier League ketika tak terkalahkan saat juara di musim 2003/04, kini terpuruk di papan bawah.

Itu seiring capaian buruk sejak awal November lalu. Arsenal tak mampu menang dalam 7 laga beruntun di Liga Ingris. Bahkan, mereka dipermalukan 0-3 oleh Aston Villa (9/11), 1-2 oleh Wolverhampton (30/11) dan 0-1 oleh Burnley (14/12), di London.

Capaian buruk itu membuat Arsenal sempat berada di peringkat 15. Bayangkan, dari 14 pertandingan yang sudah dijalani, dari 42 poin maksimal yang bisa diraih, Arsenal hanya mampu meraih 14 poin.

Situasi buruk itu membuat Arsenal jadi olok-olokan warganet di media sosial. Utamanya di negeri +62. Ada banyak meme beredar yang merendahkan nama besar Arsenal di Liga Inggris.

Di lini masa, ada yang usil mengganti logo meriam Arsenal dengan pistol air. Maknanya jelas, Arsenal digambarkan tidak lagi memiliki daya ledak dashyat seperti meriam. Mereka hanya punya pistol air.

Lha wong dari 14 pertandingan di Liga Inggris, Arsenal baru mencetak 12 gol. Jumlah gol itu bahkan kalah dari pencapaian striker Liverpool, Mohamed Salah yang sudah membuat 13 gol.

Ada lagi yang memajang gambar beberapa pelari yang bersiap berlari di lintasan. Ada beberapa pelari yang ditandai logo klub top Inggris. Ironisnya, bila pelari lainnya siap berlari maju, pelari yang ditandai logo Arsenal justru menghadap sebaliknya.

Pesannya jelas. Ketika tim-tim kuat seperti Liverpool, Manchester United, Manchester City, juga Leicester City, dan Everton tancap gas menuju garis finish, Arsenal malah terdampar di papan bawah.

Dini Hari Tadi, Arsenal Mengalahkan Chelsea 3-1

Pemain-pemain Arsenal merayakan gol Granit Xhaka (dua dari kiri) ke gawang Chelsea. Arsenal mengalahkan Chelsea 3-1 di Liga Inggris, Sabtu (26/12) malam waktu setempat atau Minggu (27/12) dini hari waktu Indonesia. Foto:www.signalng.com/
Pemain-pemain Arsenal merayakan gol Granit Xhaka (dua dari kiri) ke gawang Chelsea. Arsenal mengalahkan Chelsea 3-1 di Liga Inggris, Sabtu (26/12) malam waktu setempat atau Minggu (27/12) dini hari waktu Indonesia. Foto:www.signalng.com/
Merujuk semua itu, Arsenal diprediksi bakal kembali menelan kekalahan saat menghadapi tim sekota, Chelsea, pada laga Boxing Day Premier League, Sabtu (26/12) malam waktu setempat atau Minggu (27/12) dini hari waktu Indonesia.

Apalagi, pekan lalu Chelsea baru saja mengalahkan tim London lainnya, West Ham United dengan skor meyakinkan 3-0.

Toh, hasil di sepak bola itu misteri. Tidak ada ceritanya tim yang dipandang sebelah mata pasti akan kalah. Sebaliknya, tidak selalu tim yang diunggulkan akan memenangi pertandingan.

Pun, hasil buruk yang dicapai sebuah tim besar, tidak akan berjalan selamanya. Selalu ada akhir periode buruk dan awal dari harapan untuk memulai pencapaian yang lebih baik. Akan ada pelangi setelah hujan badai.

Ya, dini hari tadi, Arsenal mengakhiri "badai buruk" yang menghantam mereka di Liga Inggris usai mengalahkan Chelsea dengan skor 3-1 di Emirates Stadium, London.

Sebuah kemenangan yang mengguncang. Bukan hanya karena Pelatih Arsenal, Mikel Arteta mencadangan Pierre Aubameyang yang belum sepenuhnya bugar setelah pekan lalu tidak tampil saat kalah dari Everton. Bukan pula karena rekrutan anyar asal Atletico Madrid, yakni gelandang asal Ghana, Thomas Partey cedera.

Namun, lebih karena Arsenal yang memainkan skema 4-2-3-1 dengan mengandalkan Alexandre Lacazette sebagai targetman, tampil "meledak'. Arsenal mampu mendominasi babak pertama ketika pemain-pemain Chelsea 'malas' bergerak.

Di menit ke-35, Kieran Tierney yang menari-nari dari sisi kanan pertahanan Chelsea, dijatuhkan Reece James di kotak penalti. Wasit Michael Oliver langsung meniup peluitnya. Penalti.

Lacazette maju. Bola sepakan pemain Prancis ini salah diantisipasi kiper Chelsea, Edouard Mendy. Arsenal unggul 1-0. Di akhir babak pertama, Granit Xhaka seolah menjelma menjadi legenda Arsenal yang jago dalam free kick, Robert Pires. Tendangan bebas Xhaka meluncur deras ke pojok kiri atas gawang Chelsea.

Di awal babak kedua, Pelatih Chelsea, Frank Lampard yang tampak frustrasi dengan penampilan timnya di babak pertama, menarik keluar Timo Werner dan Matei Kovacic. Callum Hudson-Odoi dan Jorginho masuk.

Namun, justru Arsenal yang kembali menambah gol di menit ke-56. Kali ini lewat Bukayo Saka yang sepakannya yang mungkin dikira umpan crossing oleh Mendy, ternyata melaju ke gawang. Menghantam tiang dan masuk. Arsenal unggul 3-0.

Chelsea baru bisa mencetak gol di menit ke-85 lewat Tammy Abraham. Gol ini sempat ditinjau lewat VAR. Namun, wasit mengesahkan gol yang dicetak dengan pantulan dada Tamy tersebut.

Tepat di menit ke-90, giliran Chelsea yang mendapat penalti. Namun, sepakan Jorginho ke arah kiri gawang, bisa dibaca kiper Arsenal, Bernd Leno. Jorginho yang dulu dikenal sebagai spesialias penalti dengan 'jurus' mengangkat kaki sebelum menendang, rupanya mulai terbaca oleh kiper lawan.

Tentu saja, kemenangan itu disambut suka cita oleh pelatih, pemain, dan segenap fans Arsenal. Mereka memang sudah menunggu lama kemenangan di Premier Leage setelah "lupa" caranya menang di tujuh laga terakhir. Setelah dihantam hujan badai, kemenangan atas Chelsea ini seperti pelangi bagi Arsenal.

"Ini sungguh kemenangan yang sangat penting bagi kami. Kami sangat butuh poin (menang) setelah menjalani beberapa pekan yang sulit," ujar Arteta seperti dikutip dari ESPN.

"Sebelumnya, kami sebenarnya tidak tampil terlalu buruk. Tapi, penampilan kami belum cukup untuk memenangi pertandingan. Dan itu memunculkan periode yang sulit bagi kami," sambung Arteta.

Masih Ada di Peringkat 14, Arsenal Berpeluang Bangkit

Meski senang, Arteta tentu tidak ingin melihat anak asuhnya cepat puas. Ada dua alasan yang membuat Arsenal tidak perlu jumawa merayakan kemenangan atas Chelsea.

Alasan pertama, posisi Arsenal masih berada di papan bawah. Kemenangan atas Chelsea hanya membawa mereka naik satu strip ke peringkat 14 dengan 17 poin dari 15 pertandingan.

Meski mulai menjauh dari zona degradasi, tetapi posisi Arsenal masih rawan melorot, tergusur oleh dua tim di bawahnya. Yakni Leeds United (peringkat 15) yang punya 17 poin dan baru memainkan 14 laga. Juga Burnley (peringkat 16) yang memiliki 13 poin tetapi baru memainkan 13 laga.

Alasan kedua, Arteta dan pemain-pemain Arsenal pastinya masih ingat momen kemenangan terakhir sebelum paceklik menang di tujuh laga. Ya, Arsenal sempat mengalahkan Manchester United di Old Trafford pada 1 November 2020 lalu. Namun, setelah itu, mereka malah sulit menang.

Tentu, Arsenal tidak mau mengulang siklus itu. Mereka pastinya emoh bila setelah mengalahkan Chelsea malah sulit menang. Sebaliknya, Arsenal ingin menjadikan kemenangan atas Chelsea sebagai awal kebangkitan di Premier League. Minimal bisa memperbaiki posisi mereka di klasemen.

Apalagi, di empat laga berikutnya, Arsenal akan melakoni "jadwal mudah". Mereka akan menghadapi tim peringkat 17 Brighton & Hove Albion (30/12), lalu peringkat 19 West Bromwich Albion (3/1). Kemudian beruntun menjamu Crystal Palace (15/1) dan Newcastle (19/1) yang ada di peringkat 13-12.

Andai semuanya bisa disapu bersih Arsenal, akan ada 12 poin yang diraih. Bila begitu, Arsenal bakal bisa naik ke papan tengah. Tapi, kuncinya Arsenal tidak boleh "melawak" lagi alias meraih hasil mengejutkan.

Ah, daripada berandai-andai, lebih baik memberikan ucapan selamat untuk Arsenal. Selamat karena akhirnya bisa kembali menang setelah sempat "tersesat" di jalur kalah dan imbang. Selamat karena akhirnya mendapatkan pelangi setelah dihajar hujan badai di tujuh laga sebelumnya. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun