Koeman dinilai bisa memaksimalkan potensi pemain-pemain Belanda 'warisan' Piala Dunia 2014 seperti Cillessen, Blind, Wijnaldum, Depay, dan Promes. Bila dulu mereka jadi pelengkap pemain senior era Van Persie, Arjen Robben, dan Wesley Sneijder, kini mereka jadi pemain pilar.
Koeman menggabungkan mereka dengan pemain anyar seperti Virgil van Dijk, Matthijs de Light, Nathan Ake, Frenkie de Jong, Donny van de Beek, hingga Steven Bergwijn.
Hasilnya, Belanda berjaya di kualifikasi. Mereka jadi "purnama". Mereka disebut punya prospek bagus di Piala Eropa 2020 yang baru dipanggungkan tahun 2021 nanti karena pandemi Covid-19.
Dengan Koeman sebagai pelatih dan pemain-pemain yang menjadi pilar di banyak klub top Eropa, fan Belanda di manapun pasti yakin, Belanda akan bisa "berbicara banyak" setelah menghilang di dua turnamen besar secara beruntun.
Tetapi memang, sejak dulu, Timnas Belanda selalu menarik diulik. Laksana bunga Tulip asal Belanda yang sedap dipandang, Timnas Belanda juga begitu. Turnamen besar rasanya "kurang bumbu" bila tanpa Belanda.
Yang terjadi kemudian, bayangan Belanda bakal tampil gagah di Piala Eropa tahun depan, mendadak jadi samar. Itu setelah Koeman mendadak mundur dari jabatan pelatih Timnas Belanda.
Koeman memilih untuk melatih klub yang dicintainya, Barcelona. Konon, dia memang sejak dulu memimpikan melatih klub yang pernah dibawanya jadi juara Liga Champions 1992 itu. Bahkan, di klausul kontraknya, ada poin yang berbunyi KNVB (PSSI-nya Belanda) harus melepasnya bila dia ingin melatih Barcelona.
Era Frank De Boer, Belanda kembali layu?
Lalu, bagaimana nasib Belanda selepas kepergian Koeman?
Belanda sempat menunjuk Dwight Lodeweges, asisten Koeman untuk memimpin Virgil van Dijk dkk. Hingga pada 23 September lalu, KNVB menunjuk Frank de Boer sebagai pelatih Timnas Belanda.