Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Manchester United dan Liverpool "Ajur Mumur" Jadi Lumbung Gol, Apa yang Salah?

5 Oktober 2020   07:20 Diperbarui: 5 Oktober 2020   09:04 2091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah, Paul Pogba berpasangan dengan Nemanja Matic sebagai 'holding midfielder'. Keduanya diberi tugas untuk menyaring serangan pemain-pemain Tottenham sebelum masuk ke pertahanan.

Lalu di lini serang, Bruno Fernandes diplot sebagai "pemain nomor 10" yang bermain di belakang Anthony Martial sebagai penyerang tengah. Sementara  Mason Greenwood dan Marcus Rashford bermain sebagai penyerang sayap.

MU sejatinya mengawali laga dengan senyuman. Belum satu menit, di detik 58, Martial dijatuhkan. Penalti. Fernandes maju. Dalam urusan ini, kita semua tahu, pemain Portugal ini memang ahlinya.

Dan memang, Bruno berhasil memedaya Hugo Llrois, kiper Tottenham. MU unggul cepat. Solskjaer bertepuk di tepi lapangan. Dia senang.

Namun, kegembiraan itu ternyata semu. Malah, gol itu seolah hanya 'pintu pembuka' dari datangnya perasaan perih sepanjang laga.

Pertandingan memasuki menit ke-7, MU sudah berbalik tertinggal. Spurs unggul lewat gol Tanguy Ndombele di menit keempat dan Son Heung-Min di menit ketujuh. Situasi bertambah buruk bagi MU ketika Martial dikartu merah di menit ke-28.

Babak pertama berakhir 1-4 setelah Spurs menambah dua gol lewat Harry Kane di menit ke-30 dan Son di menit ke-37. Lantas, di babak kedua, gol Serge Aurier dan penalti Harry Kane membuat Spurs meraih kemenangan terbesar mereka sejauh ini.

Ini kekalahan kedua MU di Liga Inggris musim ini. Ironisnya, dua-duanya terjadi di kandang. Ya, MU belum pernah menang di Old Trafford. Sebelumnya, MU kalah 1-3 dari Crystal Palace di laga pertama.

Bila dirunut ke belakang, ini kekalahan terburuk MU di Premier League sejak mereka dipermalukan Manchester City di Old Trafford dengan skor sama pada 2011 silam yang dikenang dengan selebrasi "Why Always Me" nya Mario Balotelli.

Imbas "pelit" di bursa transfer atau strategi Ole sudah terbaca ?

Sebenarnya, apa yang salah dengan MU sehingga mengalami kekalahan yang oleh Solskjaer disebut sebagai "It's my worst day ever" dalam karier kepelatihannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun