Norwich menjadi tim pertama yang bisa mengalahkan Manchester City dengan skor 3-2. Mereka juga mengalahkan Leicester City, Everton, dan Newcastle United. Serta menahan imbang Arsenal dan Tottenham Hotspur.
Media-media Inggris juga memberikan sorotan kepada penyerang Norwich, Teemu Pukki. Utamanya ketika striker asal Finlandia ini membuat hat-trick ke gawang Newcastle United.
Yang terjadi kemudian, Norwich tampil buruk di putaran kedua kompetisi. Mereka seperti 'kehabisan baterai'. Pada akhirnya, Norwich terdegradasi setelah 'rebahan' di posisi juru kunci.
Tentu saja, Leeds United dan Norwich City tidak bisa dibandingkan identik. Bagaimanapun, Leeds lebih punya sejarah dan nama besar di Premier League dibandingkan Norwich.
Karenanya, mereka bakal lebih diperhitungkan dibandingkan dua tim promosi lainnya, Fulham dan West Bromwich Albion. Tim-tim Premier League akan mewaspadai kejutan Si Putih--julukan Leeds.
Namun, tantangan tampil di Premier League bagi tim promosi tidaklah mudah. Berat. Ingat, Premier League dikenal sebagai liga yang persaingannya paling ketat dibanding liga-liga Eropa lainnya. Bahkan, di musim 2019/20, penentuan tim degradasi ditentukan di pertandingan terakhir.
Bagi tim promosi, butuh konsistensi super untuk melewati 38 pertandingan dengan hasil bagus agar bisa bertahan, atau bahkan meraih 'sesuatu' di akhir musim.
Pada akhirnya, apakah Leeds United bakal bisa kontinyu tampil bagus di Premier League 2020/21, ataukah hanya fenomena 'hangat-hangat tahi ayam' yang cuma panas di awal musim?
Ah, saya tidak mau memprediksi nasib sebuah tim hanya berdasarkan satu penampilan saja. Nanti, bila Leeds United sudah melewatkan 7 atau 10 pertandingan, kita baru mulai bisa menerawang pencapaian mereka musim ini. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H