Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Tim Indonesia Mundur dari Piala Thomas-Uber 2020, Keputusan Tepat?

12 September 2020   10:43 Diperbarui: 14 September 2020   13:02 2321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Indonesia menyatakan mundur dari Piala Thomas & Uber 2020. Pernyataan mundur itu disampaikan Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, Jumat (11/9) tadi malam/Foto: Badmintonindonesia.org.

Baru kemarin, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) selesai menggelar pertandingan simulasi Piala Thomas dan Piala Uber 2020.

Simulasi yang berakhir Jumat (11/9) siang dan digelar persis dengan format Piala Thomas dan Piala Uber itu menjadi bukti keseriusan PBSI jelang tampil di turnamen bulutangkis bergengsi tersebut.

Dengan menggelar simulasi, PBSI berharap agar pemain-pemain pelatnas bisa merasakan aura pertandingan. Pada akhirnya, mereka siap tampil di Piala Thomas dan Piala Uber yang akan digelar di Aarhus, Denmark, mulai 3 hingga 11 Oktober mendatang.

Apalagi, Tim putra Indonesia difavoritkan sebagai juara. Kevin Sanjaya dan kawan-kawan diunggulkan sebagai unggulan 1. Peluang untuk kembali juara setelah 18 tahun 'puasa gelar', terbuka lebar.

Namun, seiring dinamika yang terjadi, hanya beberapa jam usai laga simulasi tersebut berakhir, Tim Indonesia menyatakan mundur dari Piala Thomas & Uber 2020. Pernyataan mundur itu disampaikan Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, Jumat (11/9) tadi malam.

"Tim Indonesia dipastikan mundur dari Piala Thomas & Uber 2020. Kami sudah mengirim surat ke Menpora dan akan segera mengirim pernyataan tertulis ke BWF mengenai hal ini. Keputusan ini diambil setelah kami berdiskusi dengan para atlet dan tim ofisial," ujar Achmad Budiharto kepada seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.

Kenapa kok Tim Indonesia memilih mundur ketika turnamen bergengsi itu sudah di depan mata?

Melansir dari Badmintonindonesia.org, ada tiga alasan utama yang mendasari PBSI akhirnya mengambil keputusan untuk menarik diri dari Piala Thomas & Uber 2020.

Alasan pertama, dengan situasi pandemi yang belum usai, ada rasa khawatir dari para atlet terhadap kemungkinan mereka akan terpapar Covid-19 bila tetap tampil di turnamen ini.

Terlebih, mereka harus melakukan perjalanan melintasi benua dan bakal berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai negara. Sehingga, bukan tidak mungkin mereka rentan terpapar baik dalam perjalanan, di tempat transit, ataupun di tempat pertandingan.

Alasan kedua, para atlet dan ofisial PBSI menyuarakan keraguan mereka untuk ambil bagian di turnamen bergengsi ini karena tidak ada jaminan dari Federasi Bulutangkis Dunia (Badminton World Federation/BWF) dalam proteksi kepada atlet ketika turnamen nanti digelar.

"Seandainya ada anggota tim yang terpapar Covid-19, terkait siapa yang akan bertanggungjawab menangani dan bagaimana penanganan selanjutnya," seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.

Dan alasan ketiga, mengacu pada dua alasan di atas, jajaran pimpinan PBSI yaitu Ketua Umum PP PBSI Wiranto, Wakil Ketua Umum I dan Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti kemudian memutuskan tim bulutangkis Indonesia mundur dari Piala Thomas & Uber 2020.

Menurut Achmad Budiharto, PBSI dan segenap atlet pelatnas sebenarnya sangat siap tampil di turnamen beregu bulutangkis bergengsi ini. Para atlet sudah melakoni persiapan panjang baik latihan fisik maupun turun di pertandingan internal pelatnas.

"Kalau ditarik dari awal, semuanya semangat karena melihat kesempatan yang begitu besar. Tapi dalam perjalanan waktu dan mencermati perkembangan Covid-19 yang belum terselesaikan, baik di Indonesia maupun di negara lain, menimbulkan keraguan para atlet," sambung Pak Sekjen PBSI.

Keputusan PBSI dinilai tepat
Tentu saja, keputusan ini menyisakan pro dan kontra di kalangan pecinta bulutangkis. Ya, rasanya, tidak semua orang akan sependapat dengan keputusan PBSI ini. Ada yang mendukung. Ada yang sebaliknya. 

Terlebih, dengan komposisi pemain di tim yang sekarang, Indonesia berpeluang besar membawa pulang piala. Utamanya untuk Tim Piala Thomas. Apalagi, kita sudah lama tidak juara.

Namun, sebagai pecinta bulutangkis, kita juga harus mau memahami situasi yang terjadi. Kita juga harus ikut merasakan kekhawatiran yang dihadapi para pemain yang menyampaikan keraguan mereka kepada tim ofisial, dan ofisial menyampaikan hal ini kepada pengurus.

Pada akhirnya, pengurus PBSI lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan para atlet dan ofisial, sehingga bisa memahami dan mengerti apa yang menjadi kekhawatiran tim.

Keputusan PBSI untuk menarik diri dari perhelatan Piala Thomas dan Piala Uber itu juga dinilai tepat oleh banyak kalangan.

Mantan pemain pelatnas, Debby Susanto menyebut itu sebagai keputusan terbaik yang bisa diambil. Juara ganda campuran All England 2016 bersama Praveen Jordan ini menyebut, untuk saat ini, kesehatan dan keselamatan pemain dan ofisial tim-lah yang paling utama.

"Keputusan terbaik. Cepat pulih ya bumi ku tercinta. Stay safe all," ujar Debby dalam komentarnya di akun @badmintonindonesia.org.

Pengumuman PBSI menarik diri dari Piala Thomas dan Piala Uber 2020 itu juga langsung mendapat sorotan besar dari para warganet, utamanya para pecinta bulutangkis.

Ada 1000 komentar lebih dari warganet di akun IG @badminton.ina. Dan mayoritas mendukung keputusan PBSI untuk mundur tersebut.

Meski mereka mengaku sedih sekaligus kangen untuk segera menyaksikan penampilan Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan, tetapi kesehatan dan keselamatan menjadi yang utama.

"Awalnya sedih mendengar berita ini, tetapi apa daya. Semoga ini menjadi keputusan yang terbaik," ujar seorang netizen.

Tim Indonesia bukan yang pertama mundur
Tim Indonesia bukan negara pertama yang menyatakan mundur dari Piala Thomas & Uber 2020. Hingga tadi malam, sudah ada lima negara yang secara resmi mengundurkan diri dari Piala Thomas & Uber 2020.

Selain Indonesia, beberapa negara yang juga menyatakan mundur dari keikutsertaan di Piala Thomas dan Piala Uber tahun ini yakni Tim Australia, Taiwan, Thailand, Korea. Termasuk juga tim putra Finlandia dan tim putri Swedia.

Kita tahu, Tim Australia dan Korea Selatan berada satu grup dengan Tim Putri Indonesia dalam penyisihan Grup Piala Uber. Ketiganya ada di Grup B bersama Malaysia. Artinya, untuk Grup B Piala Uber kini hanya menyisakan Malaysia.

Hingga Sabtu (12/9) hari ini, belum ada kabar apakah Piala Thomas dan Piala Uber 2020 akan tetap digelar sesuai jadwal pada awal Oktober nanti. Ataukah akan dimundurkan seperti halnya Olimpiade Tokyo 2020 yang awalnya digelar tahun ini lantas digeser ke tahun depan.

Namun, beberapa warganet menilai, bila dalam beberapa hari ke depan, Tim China dan Tim Jepang juga menyatakan mundur dari Piala Thomas dan Piala Uber 2020, sangat mungkin turnamen bergengsi ini batal digelar tahun ini.

Sebab, bagaimanapun, Tim Indonesia bersama Korea, China, dan Jepang, merupakan "pemain utama" di turnamen ini. Selain tentunya ada Denmark dan Malaysia, serta Thailand.

Selain menarik dari Piala Thomas dan Piala Uber, otomatis Indonesia juga tidak akan berpartisipasi di ajang Denmark Open I dan Denmark Open II yang merupakan bagian dari turnamen seri Eropa.

Rencananya, selepas tampil di Piala Thomas dan Piala Uber, pemain-pemain Indonesia memang akan tampil di turnamen Eropa yang menjadi pembuka BWF World Tour setelah berhenti akibat pandemi.

Tetapi, kita memang harus bersabar dan memendam rindu lebih lama untuk menyaksikan pemain-pemain bulutangkis andalan Indonesia kembali tampil. Karena bagaimanapun, turnamen apapun bisa digelar kapan saja. Tahun depan masih ada.

Namun, kesehatan dan keselamatan pemain, pelatih, dan ofisial tim, memang tidak bisa ditawar. Karenanya, meski keputusan mundur ini memang pahit untuk diterima merujuk beberapa alasan, tetapi harus diterima dengan lapang dada. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun