Ilmu menulis dari hal yang paling ringan
Kisah Jackie Chan dan bocah belajar karate itu merupakan cuplikan dari kisah film The Karate Kid versi baru yang beberapa kali sudah tayang di televisi. Bilapun cerita di tulisan ini tidak sama persis, anggap saja itu bagian dari 'pengembangan skenario'.
Saya teringat dengan kisah Jackie Chan tersebut karena merasa menjalani cerita yang mirip-mirip. Atau mungkin saya yang memaksakan agar mirip.
Sekadar berbagi cerita, di masa pandemi ini, saya didaulat menjadi mentor bagi adik-adik mahasiswa semester yang ingin belajar menulis. Mereka tergabung dalam wadah "Merdeka Belajar" sebuah kampus di Sidoarjo.
Konsepnya, adik-adik mahasiswa itu tidak belajar di kelas. Namun, mereka 'praktik' menulis di media yang coba saya besarkan dengan beberapa kawan di Sidoarjo.
Pendek kata, mereka 'magang' menjadi wartawan meski sebelumnya tidak pernah melalui tes menjadi wartawan. Jangankan jadi wartawan, ilmu menulis pun belum mereka dapatkan. Sebab, dasar-dasar jurnalistik memang baru diberikan di semester ini.
Namun, saya menyukai semangat mereka untuk mau belajar. Bagi saya, dalam belajar menulis, semangat itulah yang terpenting. Bila punya semangat, meski mungkin awalnya terasa sulit, mereka tidak akan mudah menyerah. Lain cerita bila tak punya semangat, apalagi sudah merasa 'gelasnya penuh'.
Mencoba meniru cara Jackie Chan, saya mengawalinya dengan membekali mereka ilmu dasar menulis. Seperti mengenalkan apa itu berita, jenis berita, nilai berita (value news), bagian-bagian berita.
Lalu tentang cara mendapatkan ide tulisan, pemahaman mengapa peristiwa A layak ditulis menjadi berita dan peristiwa B tidak layak, serta urut-urutan dalam menulis berita.
Setelah punya sedikit bekal, saya mengajak mereka untuk mulai menulis semua hal yang menurut mereka paling mudah untuk ditulis. Hal-hal yang mereka senangi sehingga akan terasa mudah menulisnya.
Semisal menulis tentang aktivitas kampus di masa pandemi. Seperti menengok 'wajah' unit kegiatan mahasiswa, dinamika belajar daring bagi mahasiswa, hingga menulis kisah temannya, dosennya, atau tetangganya yang menarik atau bahkan inspiratif.