Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jakob Oetama, Secuil Kenangan, dan "Syukur Tiada Akhir" yang Belum Tuntas

9 September 2020   16:18 Diperbarui: 10 September 2020   05:57 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama. Jakob Oetama meninggal dalam usia 88 tahun pada Rabu (9/9/2020). (Sumber: Pusat Informasi Kompas)

Pada akhirnya, saya ingin mengutip tulisan P. Swantoro, mantan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas dan Wakil Pemimpin Umum Kompas di kata pengantar buku "Syukur Tiada Akhir" tersebut.

Pak Swantoro menulis begini:

"Banyak orang yang hanya melihat Jakob 'dari jauh' mungkin beranggapan bahwa hidup Jakob enak, serba berkecukupan, dan dihormati banyak orang. Namun, saya yang puluhan tahun menjadi pendampingnya mengetahui betapa berat hidup seorang Jakob. Semoga Tuhan tetap menyertai dan memberkati kehidupan Jakob selanjutnya".

Ucapan, tepatnya kesaksian dari Pak Swantoro itu persis dengan untaian kalimat di buku 'Syukur Tiada Akhir' di halaman 483 dan 484.

Ada kalimat berbunyi: "Jakob merasa harus bersyukur. Perjalanan hidupnya penuh liku--walaupun relatif terjalin lurus dibanding mereka yang seusia di zamannya--lebih berwarna-warni.

Perjalanan hidup selama 80 tahun tidak selalu ada di bawah terang bulan. Terjadi pasang surut. Dalam keberhasilan maupun kegagalan, Jakob senantiasa berterima kasih. Itulah kekayaan hidupnya!".

Ya, bagaimanapun dinamika hidup yang telah dijalani Pak Jakob semasa hidupnya, beliau masih bisa selalu berdoa, "Deus, gratias agimus tibi" (Tuhan, kami bersyukur kepada-Mu).

Dan, saya ikut menjadi saksi, bentuk syukur pak Jakob Oetama semasa hidupnya, bukan hanya lewat lisan dan tulisan. Tetapi juga dengan berbagi kepada karyawannya.

Saya masih ingat, di ulang tahun beliau yang ke-80 tahun pada 2011 itu, kabar tersiar bila Pak Jakob memberi bonus kepada semua karyawan, tanpa terkecuali. Dari yang bekerja di pusat, maupun di pelosok.

Benar, sore ketika mampir ke bilik ATM, saldo rekening saya memang bertambah. Banyak. Hampir separo gaji bulanan saya. Itu bak sebuah kado bagi saya yang kala itu baru menjadi bapak. Anak pertama saya lahir pada 13 September 2011.

Karenanya, sebagai orang yang pernah sewindu bekerja dan mendapatkan aliran rezeki di ladang beliau, saya patut berterima kasih kepada pak Jakob Oetama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun