Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa yang Kau Cari Messi? Pembuktian, Tantangan, atau Kenyamanan

27 Agustus 2020   09:18 Diperbarui: 27 Agustus 2020   09:24 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bursa transfer pemain datang lagi jelang dimulainya kompetisi liga-liga Eropa musim 2020/21. Seperti aktivitas di pasar, para pembeli berdatangan untuk membeli barang-barang yang mereka inginkan. Tentunya bila barangnya disuka dan harganya cocok.

Bursa transfer pemain pun begitu. Selama 'pasar belum ditutup', tim-tim Eropa berkesempatan belanja pemain demi memperkuat tim menyambut kompetisi musim 2020/21.

Tak hanya belanja pemain, beberapa tim juga bisa 'cuci gudang' dengan menjual beberapa pemain yang tidak lagi diperlukan demi mendapatkan dana segar. Ujung-ujungnya, dana segar yang didapat dipakai untuk belanja pemain baru.

Namun, berbeda dengan sebelumnya, bursa pemain kali ini lebih 'panas'. Itu tidak lepas dari kabar bakal perginya Lionel Messi dari FC Barcelona. Ya, setelah 20 tahun berkostum Blaugrana sejak masih bocah, sang kapten bernomor 10 dikabarkan bakal pindah klub.

Lionel Messi pergi meninggalkan Barcelona?

Sebenarnya, bukan sekali ini, kabar sensasi seperti itu mencuat. Sebelumnya, rumor Messi bakal keluar dari Barcelona, sudah bolak-balik muncul. Bahkan, pernah ada meme Messi memakai kostum biru muda Manchester City, biru Chelsea, juga merah Manchester United.

Toh, yang terjadi, La Pulga alias Si Kutu julukan Messi, tetap setiap ber-jersey Barcelona hingga musim 2019/20 lalu. Namun, kabar yang mencuat kali ini memang berbeda dari sebelumnya.

Bila sebelumnya, berita kepindahan Messi hanya sebatas ucapan agen pemain, kali ini Messi sendiri yang jadi 'sumber berita'. Beberapa media ternama di Spanyol mengabarkan bila dia sudah meminta pergi.

Seperti laporan Marca, dua hari lalu, media Spanyol ini menulis ulasan berjudul "Messi tell Barcelona that he wants to leave". Marca mengabarkan bila Messi telah mengirim pesan melalui faks yang berisi keinginannya untuk hengkang.

Keputusan ini mengacu pada sebuah klausul di kontrak Messi bahwa Messi bisa sewaktu-waktu (dengan status free transfer tanpa klub yang ia tuju membayar klausul kontraknya) asal ia mengkomunikasikannya kepada klub.

Sebelumnya, Messi juga telah berbicara dengan pelatih anyar Barcelona, Ronald Koeman. Marca menyebut bila Messi menyampaikan kepada pelatih asal Belanda tersebut bila dirinya lebih ingin keluar dari Barcelona ketimbang tetap bertahan.

Bahkan, beberapa media Spanyol menyebut situasi antara Messi-Barca kini bukan lagi tentang dia bertahan atau keluar. Namun, lebih kepada dia keluar dengan status free transfer atau Barca akan mendapatkan 'apa-apa'.

Sebenarnya, mengapa Messi ingin keluar?

Apa yang terjadi pada Barcelona selama musim 2019/20 kemarin jadi pemicunya. Kita tahu, Barcelona tidak meraih satu pun gelar. Pergantian pelatih di tengah jalan, pembelian pemain baru yang tidak berdampak besar bagi tim, membuat Messi kecewa.

Lantas, perekrutan Ronald Koeman sebagai pelatih baru dan rencana "Belandanisasi" di Barcelona, lalu beberapa pemain senior yang akan dilepas, juga membuat situasi di Barca memanas. Belum lagi direksi manajemen Barcelona yang kini banyak bersuara di media.

Puncaknya di Liga Champions, Barca mengalami kisah tragis. Mereka kalah memalukan, 2-8 dari Bayern Munchen di babak perempat final. Jelas, itu membuat Messi terpukul.

Pembuktian Messi

Namun, bila memang akan keluar dari Barcelona, apa yang ingin dicari Messi di usianya yang kini sudah 33 tahun?

Bila meminjam judul film lawas nya Asrul Sani di tahun 1969 silam "Apa jang Kau Tjari Palupi?", maka saya bisa berujar "Apa yang Kau Cari Messi?".

Kita tahu, selama ini, pencapaian Messi selalu dibanding-bandingkan dengan rival utamanya, Cristiano Ronaldo. Termasuk perihal Messi yang sejak dulu hanya bermain untuk Barca, sementara Ronaldo sudah merasakan bermain di Liga Inggris, Liga Spanyol, dan Liga Italia.

Tidak sedikit yang menyebut Messi tidak berani mencari tantangan seperti halnya Ronaldo yang telah membuktikan dirinya bisa sukses di Inggris, Spanyol, dan Italia.

Tetapi memang, Messi memang beda dengan pemain lainnya. Dia berbeda dengan kebanyakan pemain Amerika Latin yang bila ingin bermain di Eropa, kudu tampil wow di klub nya di benua nya sana agar terpantau 'radar' pemantau bakat.

Pun, ketika di Eropa, tidak semua pemain Amerika Latin bisa langsung main di klub elit. Ada yang harus terlihat bersinar dulu di 'klub biasa'  supaya dilihat klub besar. Siklus itu yang dulu dialami Ronaldo Luiz Nazario de Lima, Ronaldinho, Carlos Tevez, hingga Alexis Sanchez.

Sementara Messi, dalam sejarah karier pro nya, dia belum pernah main di klub lain selain Barcelona. Hanya pas bocah, pengidola Pablo Aimar ini pernah main di klub lokal Grandoli dan juga Rosario.

Ketika usianya 10 tahun, ketika dia diketahui kurang hormon pertumbuhan, dia sudah dibawa ke Barcelona. Di usia 13 tahun, Messi mulai ikut trial. Bakat luar biasanya pun terlihat. Dia lantas tumbuh menjadi legenda Barcelona.

Karena riwayat satu klub itulah, Messi acapkali dituding sebagai pecinta kenyamanan. Beda dengan Ronaldo yang dinilai telah teruji main di Liga Portugal bersama Sporting Lisbon, Liga Inggris bareng Manchester United dan lantas ke Liga Spanyol dengan kostum Real Madrid.

Namun, bila memang Messi akan pindah, semisal ke LIga Inggris, bagi saya Messi tidak perlu membuktikan apa-apa kepada semua orang. Utamanya kepada para pembencinya (haters) yang kebanyakan pengidola Ronaldo.

Sebab, dunia sudah tahu betapa level permainan Messi di atas kebanyakan pesepak bola biasa. Hanya mereka yang belum mendapat pencerahan bola yang menganggap dia tidak hebat.

Mengutip ucapan terkenal Jose Mourinho. Bahwa, Messi seperti film dewasa. Banyak orang yang malu-malu mengakui bahwa mereka sebenarnya suka (menontonnya).

Karenanya, Messi tidak perlu membuktikan apa-apa. Semisal dia pindah ke Liga Inggris dan ternyata tak mampu tampil seperti yang selama ini kita tahu, toh itu tidak akan menghapus semua pencapaian luar biasanya selama di Barcelona.

Mencari kenyamanan bermain

Saya lebih senang menyebut alasan Messi keluar dari Barcelona karena ingin mencari kenyamanan bermain di masa 'senja' kariernya. Dengan usianya sudah 33 tahun dan tidak lama lagi gantung sepatu, kenyamanan bermain menjadi yang utama. Tentunya dengan harapan dari kenyamanan, bisa berujung banyak gelar.

Dalam hal ini, tidak ada yang salah bila pemain menginginkan kenyamanan bermain. Semua pemain ketika memilih klub barunya, pasti berharap bisa merasakan situasi nyaman dan bermain reguler setiap akhir pekan.

Saya yakin, ada banyak orang yang ingin melihat Messi pensiun di Barcelona. Sangat masuk akal bila Messi ingin pensiun di klub yang telah menyelamatkan masa kecilnya dan mengantarnya jadi superstar bola. Karena, Barcelona memang rumahnya. Rumah yang sangat nyaman.

Namun, apa yang terjadi belakangan ini mungkin saja telah mengubah alam pikir Messi. Bahwa, rumah yang nyaman itu kini sudah berbeda. Dia mungkin merasakan kesepian seperti beberapa foto dan video yang beredar di media sosial.

Ada sebuah cuplikan video pendek yang menyentuh. Ketika Messi awalnya bermain bola bertiga bersama Xavi dan Andres Iniesta. Lantas, seiring waktu, wujud Xavi lenyap. Hanya tinggal Messi dan Iniesta. Lantas, Iniesta juga lenyap. Messi pun kesepian.

Karena alasan mencari kenyamanan inilah, saya tidak akan terkejut seandainya Messi jadi bergabung ke klub Inggris, Manchester City. Sebab, di City ada Pep Guardiola, pelatih yang sangat sayang dan memahami dirinya. Kerja bareng Messi dan Pep pernah membawa Barcelona juara Liga Champions 2009 dan 2011. Beberapa media menyebut Messi sudah menghubungi Guardiola.

Di Manchester City juga ada Sergio Aguero, partner Messi di Timnas Argentina. Dulu, Messi disebut beberapa kali meminta Barca mendatangkan Aguero. Namun, tidak kesampaian. Juga ada Nicolas Otamendi yang orang Argentina. Minimal, Messi tidak akan jadi pemain kesepian di lapangan maupun di Manchester.

Ya, sangat beralasan bila Messi ingin menemukan kenyamanan dalam bermain di penghujung kariernya. Bereuni dengan Guardiola dan bermain dengan Aguero adalah cara terbaik dibanding bergabung di klub yang asing baginya.

Berdampak pada Liga Spanyol

Tapi yang jelas, kepindahan Messi akan berdampak besar bagi brand Liga Spanyol. Sebab, lagi-lagi mereka akan kehilangan ikon. Pada 2007 lalu, Liga Spanyol ditinggal Neymar yang pindah ke Prancis. Lalu 2018 ditinggal Cristiano Ronaldo ke Italia dan kini Messi dikabarkan juga keluar.

Tentu saja, itu akan menjadi 'pukulan telak' bagi Liga Spanyol. Tanpa Messi, laga El Clasico antara Real Madrid melawan Barcelona yang jadi "jualan utama" Liga Spanyol, pastinya tidak akan lagi  sama dari sebelumnya. Liga Spanyol harus menemukan ikon barunya.

Di sisi lain, andai benar dia ke Liga Inggris, bisa dibayangkan betapa serunya Premier League musim 2020/21 mendatang. Meski, tujuan utama Messi pasti bukan liga domestik, melainkan Liga Champions yang kali terakhir diraihnya pada 2015 silam.

Saya pribadi juga ingin melihat Messi menantang dirinya sendiri. Menantang dalam artian, berani merasakan kultur sepak bola, tantangan dan juga tekanan yang jauh berbeda dari kenyamanan yang dia dapatkan di Barcelona selama ini. Dan Liga Inggris adalah "panggung" yang sangat tepat.

Sebab, kultur Liga Inggris jauh lebih bertenaga dan sangat menguras fisik dibandingkan dengan Liga Spanyol yang tim-timnya cenderung bermain artistik. Liga Inggris lebih menuntut pemainnya untuk berlari dan berlari. Berbeda dengan Liga Spanyol yang lebih menekankan pada penguasaan bola dengan bola-lah yang lebih banyak berlari.

Saya pribadi ingin melihat Messi bisa sukses di klub lain selain Barcelona. Dengan begitu, para peragu dirinya akan bisa meralat opininya. Tapi yang jelas, dengan semua yang telah dia berikan untuk sepak bola, Messi layak mendapatkan penghormatan di ujung kariernya. Termasuk dari Barcelona bila memang dia ingin pergi.

Ah, jadi tidak sabar menunggu kompetisi musim 2020/21 segera dimulai. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun