Setelah lebih dari dua dekade, para pecinta bola di Italia akhirnya bisa melihat kembali tim Italia tampil di final Europa League. Ya, sudah 21 tahun berlalu sejak AC Parma tampil sebagai juara di turnamen yang dulunya bernama Piala UEFA (UEFA Cup) ini.
Kala itu, Parma yang diperkuat anak-anak muda yang kini menjadi legenda seperti Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Juan Sebastian Veron, Hernan Crespo, dan Enrico Chiesa, menang telak 3-0 atas tim Prancis, Olympique Marseille di final yang dimainkan di Moskow.
Setelah sukses Parma di tahun 1999 itu, tidak pernah ada lagi tim Italia yang bisa juara Piala UEFA maupun Europa League. Jangankan menjadi juara, lolos ke final saja susah.
Hingga, Selasa (18/8) dini hari tadi, Inter Milan mengakhiri 'paceklik panjang' itu usai memastikan lolos ke final Europa League 2019/20. Tim Biru Hitam ke final usai menang telak 5-0 atas tim Ukraina, Shakhtar Donetsk di semifinal yang dimainkan di Kota Dusseldorf, Jerman.
Meski menang telak dan membuat Shakhtar selayaknya tim biasa saja, tetapi yang terjadi di lapangan, Inter sempat dua kali harus menunggu lama untuk bisa menciptakan gol.
Shakhtar sempat tampil ngeyel dan memainkan pola pressing ketat di awal-awal pertandingan. Di 15 menit awal, nyaris Inter tidak mendapatkan kesempatan untuk mendekati gawang. Apalagi, mendapatkan peluang.
Nyatanya, Inter butuh 19 menit untuk mendapatkan gol pertama lewat sundulan Lautaro Martinez memanfaatkan umpan crossing Nicolo Barella. Skor 1-0 bertahan hingga akhir babak pertama.
Setelah itu, Inter harus menunggu 45 menit untuk bisa sedikit tenang ketika gol kedua datang dari sundulan D'Ambrosio, meneruskan sepak pojok Marco Brozovic.
Tertinggal dua gol, pemain-pemain Shakhtar rupanya mulai kehilangan kengeyelan mereka. Di 15 menit terakhir, hanya dalam sembilan menit, Inter bisa menambah tiga gol lewat Martinez di menit 74, serta dua gol Romelu Lukaku di menit ke 78 dan 83. Inter pun menang 5-0 dan lolos ke final.
Inter Milan menjaga brand Serie A di kompetisi Eropa
Ada banyak makna dari keberhasilan Inter Milan lolos ke final Europa League ini. Makna pertama seperti yang saya ulas di awal tulisan ini, bahwa Inter mengembalikan 'tradisi' tim Italia lolos ke final kompetisi Eropa. Utamanya di Piala UEFA.
Tradisi? Benar.