Waktu seolah berhenti di menit ke-78 ketika pemain senior Sevilla, Jesus Navas, mengirim umpan crossing ke depan gawang Manchester United (MU). Bek-bek MU seperti hanya berdiri mematung. Kaki-kaki mereka seolah tersemen di lapangan, tidak bisa bergerak.
Hingga, penyerang Sevilla asal Belanda, Luuk de Jong mudah saja mendorong bola ke gawang Manchester United. Dia seperti tidak terlihat oleh bek-bek MU, mendadak muncul, lalu mencetak gol.
Itulah cerita klimaks dari pertandingan semifinal Europa League yang mempertemukan MU melawan Sevilla di RheinEnergie Stadion di Kota Koln, Jerman, Senin (17/8) dini hari tadi. MU yang diunggulkan tampil di final, malah tersingkir usai kalah 1-2.
Padahal, di laga tersebut, MU tampil dengan formasi terkuat mereka. Pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer memainkan hampir semua pemain terbaiknya. Termasuk kwartet Bruno Fernandes, Marcus Rashford, Mason Greenwood, dan Anthony Martial yang musim ini menjadi sumber gol MU.
Lini belakang MU juga diperkuat duet bek tengah Harry Maguire-Victor Lindelof plus dicover oleh Paul Pogba yang berperan sebagai gelandang penyaring "serangan". Juga full back Aaron Wan-Bissaka dan Brandon Williams.
Solskjaer juga memainkan kiper utamanya asal Spanyol, David De Gea, ketimbang kiper Argentina, Sergio Romero, yang sebelumnya selalu jadi pilihan di Europa League.
Untuk levelnya Europa League, pilihan starting XI Solskjaer itu sudah terbilang "mewah". Bila dianalogikan dengan figur superhero rekaan DC Comics, MU ibarat seperti Superman yang punya kekuatan luar biasa.
MU tampil menyerang sejak kick off
Dan memang, MU sejatinya mengawali pertandingan semifinal dini hari tadi dengan benar. Di menit-menit awal, Tim Setan Merah--julukan MU, menggempur pertahanan Sevilla. Di menit ke-6, Rashford sudah memaksa kiper Sevilla asal Maroko, Yassine Bounou jatuh bangun menepis bola.
Di menit ke-9, wasit asal Jerman, Felix Brych menunjuk titik putih. MU mendapat hadiah penalti. Bruno Fernandes maju. Dengan gerakan ciri khasnya, kaki kiri diangkat sebelum menendang bola, pemain Portugal ini mengarahkan bola ke pojok kanan atas gawang Sevilla. Gol.
Unggul, MU semakin bersemangat memburu gol kedua. Anak asuh Solskjaer paham, dengan semifinal Europa League digelar hanya sekali dan tanpa laga kandang tandang leg II seperti halnya Liga Champions yang digelar dengan sistem serupa di Portugal, keunggulan satu gol belum membuat mereka aman.
Mereka butuh mencetak gol kedua, bila bisa gol ketiga dan seterusnya agar bisa nyaman menunggu akhir laga lantas melaju ke final. Namun, hingga menit ke-25, gol kedua tidak tercipta.