Kemenangan di final melalui adu penalti dan juga comeback dari ketertinggalan melawan tim sekelas Liverpool itu menjadi bukti ketangguhan mental pemain-pemain Sevilla.
Nah, di perempat final dini hari tadi, Sevilla kembali memperlihatkan ketangguhan mental mereka kala menghadapi tim kejutan asal Inggris, Wolverhampton.
The Wolves yang musim ini tampil mengejutkan dengan pernah mengalahkan Manchester City di Liga Inggris, sejatinya punya peluang untuk menang. Di menit ke-13, Wolves mendapat hadiah penalti setelah penyerang berbadan gempal, Adama Traore dijatuhkan di kotak penalti.
Itu situasi yang bisa sangat menguntungkan bagi Wolves. Sebab, dengan unggul cepat di 15 menit awal, mental pemain-pemain Wolverhampton akan semakin bersemangat.
Namun, Raul Jimenez yang maju sebagai eksekutor, tendangannya ternyata bisa dibaca oleh kiper Sevilla asal Maroko, Yassine Bounou. Mental pemain-pemain Sevilla tidak runtuh karena penalti itu.
Justru, mereka lantas move on dan berbalik mendominasi. Hingga akhirnya, sebuah sundulan Lucas Ariel Ocampos pada menit ke-88, membuat Sevilla yang berbalik meruntuhkan mental pemain-pemain Wolverhampton.
Mengenal skuad Sevilla, diisi pelatih dan pemain 'terbuang'
Sebenarnya, penampilan apik Sevilla di perempat final dini hari tadi tidak terlalu mengejutkan. Di Liga Spanyol musim 2019/20 ini, penampilan mereka memang terbilang stabil. Mereka finish di peringkat 4 dan lolos ke Liga Champions.
Menariknya, sukses Sevilla itu dibangun oleh pelatih dan juga beberapa pemain yang 'terbuang' dari klub sebelumnya, bahkan mungkin dianggap sudah habis masa jayanya.
Sampean (Anda) yang rajin mengikuti kabar bola, pastinya tidak asing dengan nama Julen Lopetegui, sang pelatih Sevilla. Dua tahun lalu, pelatih kelahiran Spanyol ini pernah bikin heboh.
Betapa tidak heboh, Lopetegui yang meloloskan Timnas Spanyol ke Piala Dunia 2018, justru memilih mundur ketika turnamen akan dimulai. Penyebabnya, dia lebih memilih 'bujuk rayu' tawaran melatih Real Madrid.
Yang terjadi, nasib Lopetegui di Real Madrid justru berakhir tragis. Bayangkan, di bulan Oktober 2018 atau ketika kompetisi baru berjalan tiga bulan, dia sudah dipecat seiring rentetan hasil buruk yang diraih Madrid.