Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Bila Mau Juara Piala Uber, 3 PR Ini Wajib Diberesi PBSI

12 Agustus 2020   07:22 Diperbarui: 13 Agustus 2020   15:14 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim putri bulutangkis Indonesia saat tampil di SEA Games 2019 lalu. Di Piala Uber 2020 yang digelar di Denmark pada awal Oktober nanti, tim putri Indonesia diharapkan bisa melangkah jauh. Namun, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus lebih dulu diberesi PBSI/Foto: badmintonindonesia.org

Tunggal pertama yang rutin 'mencetak poin'

Di Piala Uber, dari lima pertandingan beregu yang dimainkan, komposisinya adalah tiga pemain tunggal dan dua pemain ganda. Umumnya diawali dengan duel pemain tunggal, lalu ganda, tunggal lagi, ganda kedua, dan ditutup dengan tunggal di pertandingan kelima.

Bila ingin memperbesar peluang melangkah jauh di Piala Uber 2020 nanti, Indonesia wajib memiliki tunggal putri utama yang bisa diandalkan untuk meraih poin.

Sebab, bila pemain pertama yang dimainkan bisa meraih poin, maka tentunya akan menambah motivasi pemain-pemain lainnya. Sebaliknya, bila pemain pertama mudah kalah, tentu akan membuat tugas pemain di laga kedua menjadi lebih berat.

Seperti saat juara Piala Uber 1996, tim putri Indonesia mengandalkan Susy Susanti sebagai tunggal pertama. Susy yang main pertama, mampu membuka jalan bagi rekan-rekannya ketika menang 4-1 atas Korea Selatan di semifinal dan mengalahkan China di final.

Nah, bila berkaca dari penampilan di Piala Uber 2018 di Bangkok, harus diakui bahwa tim putri kita kala itu lemah di sektor ini. Apalagi, ketika itu, Indonesia tergabung di "grup maut" bersama tim China dan Malaysia, serta Prancis.

Kala itu, Fitriani menjadi tunggal pertama. Tiga kali dimainkan sebagai pemain pertama, yakni ketika melawan Malaysia dan China di fase grup serta bertemu Thailand di perempat final, Fitriani selalu gagal menyumbang poin.

Bagaimana di tahun ini?

Merujuk pada rangking di BWF, tunggal putri pertama tim Piala Uber Indonesia bakal ditempati Gregoria Mariska Tunjung. Ada harapan, Gregoria bisa menjadi pencetak poin bagi Indonesia.

Penampilan pemain kelahiran Wonogiri berusia 20 tahun ini dalam dua tahun terakhir, lebih stabil ketimbang Fitriani. Faktanya, Juli lalu, Gregoria tampil sebagai juara tunggal putri di turnamen internal PBSI yang mempertandingkan pebulutangkis Pelatnas.

Di Piala Uber 2018 lalu, meski menjadi tunggal kedua, Gregoria selalu bisa menyumbang poin dari empat kali dimainkan kala melawan Malaysia, Prancis, China, dan Thailand.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun