Ketika hari Senin-Kamis, total kuota pengunjung dibatasi sebanyak 1500 orang dan di hari Jumat hanya 500 orang. Sedangkan di akhir pekan, total kapasitas 3000 orang. Jam operasionalnya juga dibagi menjadi dua sesi setiap harinya. Sesi pertama mulai pukul 08.30 hingga 11.30 WIB, dan sesi kedua pukul 12.30 hingga pukul 15.30 WIB.
Bagi sebagian pengunjung yang beberapa kali KBS, aturan itu mungkin dianggap ketat. Atau bahkan mungkin menganggapnya kurang asyik.
Tetapi memang, pandemi ini membuat banyak hal menjadi tidak asyik. Kita jadi tidak bisa leluasa melakukan dalam aktivitas seperti dulu. Bahkan, berwisata pun tidak bisa lagi sebebas dulu.
Namun, pilihan itu memang harus dilakukan. Sebab, siapapun yang berwisata, pastinya ingin tetap sehat. Tidak ada yang mau sakit.Bila begitu, ketentuan protokol kesehatan dan aturan dari pengelola wisata, harus dipatuhi.
Sekarang, bukan lagi eranya berpikir egois semisal karena merasa sehat lantas mengabaikan protokol kesehatan yang justru bisa membahayakan kesehatan orang lain.
KBS bukan sekadar tempat wisata keluarga
Ah ya, sekadar informasi bagi yang belum pernah mampir atau masuk ke KBS, bagi warga Surabaya dan sekitarnya, keberadaan Kebun Binatang Surabaya dianggap sebagai obyek wisata keluarga favorit.
Seperti ada "aturan tak tertulis" bahwa KBS yang seringkali disebut "BonBin" yang merupakan kependekan dari kebun binatang, harus dikunjungi. Sebab, di mana lagi bisa melihat satwa secara langsung dengan harga terjangkau bila tidak di KBS.Â
Saya yang tinggal di kota tetangga Surabaya, sejak bocah sudah beberapa kali diajak orang tua berwisata ke sana. Lantas, ketika sudah berkeluarga, mengajak anak-anak ke sana.
Selain sebagai obyek wisata, KBS merupakan kawasan bersejarah yang menjadi ikon kebanggaan Surabaya. Kebun binatang ini sudah ada sejak zaman Belanda. KBS didirikan pada tanggal 31 Agustus 1916 oleh Vereening dengan nama Soerabaiasche Planten-en Dierentuin.
Kebun Binatang Surabaya kini memiliki lebih dari 213 spesies satwa berbeda yang terdiri lebih dari 2.135 binatang. Termasuk di dalamnya satwa langka Indonesia maupun dunia yang terdiri dari Mamalia, Aves, Reptilia, dan Pisces.