Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Juventus, Del Piero, dan Pesan untuk Andrea Pirlo

9 Agustus 2020   11:16 Diperbarui: 9 Agustus 2020   16:33 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Legenda hidup Juventus, Alessandro Del Piero, memang sudah lama "menghilang" dari lapangan. Selepas pensiun, dia memilih jalannya sendiri.

Del Piero tidak menapaki jalan yang dipilih beberapa mantan rekan setimnya di Juventus dulu, seperti Zinedine Zidane, Antonio Conte, atau Filippo Inzaghi yang kini menjadi pelatih.

Del Piero lebih menyukai 'jalan sunyi'. Melalui akun Instagram (IG) nya, @alessandrodelpiero, pria yang dulu ikonik dengan kostum nomor 10 Juve ini seringkali membagikan aktivitas dirinya berkegiatan sosial dalam penanganan pandemi Covid-19.

Alex--panggilannya, pernah berdonasi membagikan makanan siap saji ke sekolah dan gereja. Dia melakukan donor darah. Serta, beberapa kali memberikan support kepada tenaga medis dengan turun langsung ke rumah sakit.

Di salah satu postingan di IG nya, Alex pernah menulis kalimat menyentuh: "The most beautiful human work is to be useful to others" sembari berfoto dengan para tenaga kesehatan.

Toh, meski aktif berkegiatan sosial ataupun bermain golf, Del Piero tidak melupakan akarnya sebagai pesepak bola. Dia masih sering membagikan foto dan video cuplikan penampilan hebatnya di masa lalu.

Sampean (Anda) yang kangen dengan penampilan Del Piero semasa bermain, utamanya tendangan bebasnya yang mematikan, bisa bernostalgia di akun IG nya.

Del Piero juga terus mengikuti perkembangan Timnas Italia di mana dirinya merupakan bagian tim Italia saat memenangi Piala Dunia 2006. Dan, tentu saja, dia selalu meng-up date informasi perihal tim yang dicintainya, Juventus.

Ketika pekan lalu, Juventus memastikan tampil sebagai juara Liga Serie A Italia, Del Piero memposting foto trofi Scudetto sembari menulis kalimat "Sono 9 di filaaa" untuk menjelaskan sukses Juve yang juara Liga Italia sembilan kali beruntun.

Nah, pagi tadi, mengetahui Direksi Juventus menunjuk Andrea Pirlo sebagai pelatih, menggantikan Maurizio Sarri yang dipecat tadi malam, Del Piero pun memajang foto dirinya bersama Pirlo.

Del Piero juga menulis pesan singkat dalam bahasa Italia untuk sahabatnya itu.

"In bocca al lupo Andrea!".

Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, makna pesan tersebut kurang lebih "semoga sukses Andrea". Del Piero berharap sahabatnya itu sukses melatih klub yang dicintainya. Pesan itu sudah mendapat lebih dari 1300 komentar dan disukai lebih dari 237 ribu followernya.

Andre Pirlo ditunjuk melatih Juve

Andrea Pirlo menjadi pelatih Juve senior?

Benar. Pirlo (41 tahun) yang awalnya ditugaskan untuk melatih tim Juventus U-23 pada musim depan, ternyata kini langsung "naik kelas" melatih Juve senior.

Itu tidak lepas dari kabar mendadak pemecatan Maurizio Sarri, pada Sabtu (8/8) malam. Sarri (61 tahun) yang pekan lalu membawa Juve juara Liga Italia, dipecat setelah Juventus gagal lolos ke perempat final Liga Champions, usai disingkirkan Olympique Lyon (7/8).

Sebelumnya, media Italia, Football Italia, sempat memunculkan beberapa nama yang berpeluang mengisi posisi Sarri. Seperti Zinedine Zidane yang pernah berkostum Juventus. Juga Mauricio Pochettino yang musim 2018/19 lalu membawa Tottenham Hotspur ke final Liga Champions.

Muncul juga nama Gian Piero Gasperini yang musim ini sukses 'menyulap' Atalanta jadi tim kejutan dan dibawanya lolos ke perempat final Liga Champions. Termasuk nama Andrea Pirlo.

Ternyata, tidak butuh waktu lama, direksi Juve sudah menunjuk Pirlo, bukan Pochettino, Zidane ataupun Gasperini.

Bisa dipahami bila manajemen Juve terkesan gerak cepat untuk menentukan pelatih. Sebab, waktu di sepak bola kini memang berubah akibat pandemi Covid-19.

Bila dulu, kompetisi selesai di bulan Mei, lantas libur selama Juni-Juli sebelum kompetisi musim baru dimulai Agustus, tetapi kini berubah. Kompetisi baru selesai bulan Agustus usai libur tiga bulan. Sementara, September mendatang, kompetisi musim baru sudah dimulai.

Artinya, tim hanya punya waktu satu bulanan untuk bersiap menyambut musim 2020/21. Karenanya, Juve langsung mengumumkan Pirlo sebagai pelatih untuk memimpin Cristiano Ronaldo dkk di masa pra musim.

Plus minus penunjukan Pirlo

Tentu saja, penunjukan Pirlo itu menyisakan pro dan kontra. Ada yang sepakat. Ada yang menggugat. Karena memang, rasanya mustahil sebuah keputusan di sepak bola akan bisa menyenangkan semua orang.

Mereka yang menggugat keputusan tersebut, menganggap Pirlo belum punya pengalaman melatih. Bahkan, dia belum memulai melatih Juve U-23. Tahu-tahu langsung melatih tim seniornya.

Beberapa pihak menyebut Juve seharusnya bersabar menunggu dan membiarkan dulu Pirlo membuktikan dirinya bersama tim muda Juve. Toh, dia belum memperlihatkan sentuhan kepelatihannya seperti permainan cerdasnya ketika menjadi pemain.

Ya, Pirlo memang seorang maestro ketika menjadi pemain. Tapi, untuk melatih, Pirlo yang lama bermain di AC Milan lalu menutup karier di Serie A bersama Juventus, baru mendapatkan lisensi kepelatihan pada 27 September 2018 lalu.

Bila dibandingkan dengan jejak karier kepelatihan Zidane, Pochettino, dan Gasperini, tentu saja Pirlo sekarang memang tidak ada apa-apanya.

Namun, Pirlo adalah pilihan paling realistis untuk saat ini. Ketimbang melobi Zidane yang jelas tidak akan direlakan pergi oleh Real Madrid, begitu juga dengan Gasperini, belum lagi urusan nilai kontrak yang pasti besar termasuk bila merekrut Pochettino, maka memilih Pirlo lebih mudah bagi Juve.

Sebenarnya, ketika nama Pirlo diumumkan melatih tim Juve U-23 pada pertengahan Juli lalu, seiring penampilan labil Juventus bersama Sarri di penghujung musim, media-media Italia mulai menyuarakan kemungkinan Pirlo akan melatih Juventus di tahun-tahun mendatang. Malah, ada media yang menyebut Pirlo akan menggantikan Maurizio Sarri.

Bila Sarri ternyata gagal membawa Juventus juara Liga Champions setelah sebelumnya gagal di Piala Super Italia dan Coppa Italia, maka ceritanya bisa ditebak. Tidak akan ada cinta lagi untuk Sarri.

Dia bakal dipaksa keluar. Bila begitu, Pirlo berpeluang untuk 'naik jabatan'. Ternyata, tidak sampai satu bulan, prediksi itu benar adanya. Sarri out dan Pirlo in.

Pirlo diharapkan menapaki sukses Guardiola-Zidane

Lalu, apa sisi plus penunjukan Pirlo?

Dari dinamika Sarri yang berujung pemecatan, jelas terlihat bila Pirlo memang diharapkan oleh manajemen klub Juventus dan juga disiapkan sebagai pelatih Juventus di tahun-tahun mendatang. Sebab, bila Pirlo melatih Juventus, itu akan bagus untuk klub. Setidaknya untuk branding klub.

Bayangkan, Juventus dilatih salah satu pemain paling cerdas yang pernah dimiliki Italia, pemenang Piala Dunia, pemenang Liga Champions, dan peraih gelar Scudetto yang merupakan curriculum vitaenya Pirlo. Itu rasanya akan terdengar manis bagi pendukung Juve.

Usia Pirlo yang kini baru 41 tahun atau 20 tahun lebih muda dari Sarri, juga bagus untuk meremajakan citra Juve yang selama ini identik sebagai "tim tua", menjadi lebih segar.

Namun, pendukung Juve tentunya tidak sekadar berharap Pirlo akan mampu mengubah branding klub. Mereka pastinya berharap, Pirlo kelak bisa menapaki sukses seperti pep Guardiola yang juga mengawali karier sebagai pelatih Barcelona B, lantas menjadi salah satu pelatih kaya gelar di Eropa.

Mereka juga berharap, Pirlo bisa sukses seperti Zidane yang musim ini berhasil membawa Real Madrid juara Liga Spanyol 2019/20 dan sebelumnya membawa klub ibu kota Spanyol itu meraih tiga trofi Liga Champions secara berurutan (2016, 2017, 2018).

Toh, direksi Juve dan juga tifosinya, juga harus bersabar. Sebab, Pirlo mungkin akan butuh waktu untuk bisa menapaki sukses Zidane dan Guardiola. Apalagi bila mengharapkan Juve bakalan langsung sukses di Liga Champions di musim depan.

Sebab, persaingan di Liga Champions--kompetisi yang tidak lagi dimenangi Juve sejak 1996--jelas lebih ketat dengan lawan-lawan kelas berat seperti Liverpool, Real Madrid, Barcelona, maupun Bayern Munchen. Belum lagi kembalinya Manchester United ke Liga Champions di musim depan.

Namun, untuk Liga Italia, Pirlo dengan pemain-pemain yang ada dan juga tradisi Juve, seharusnya bisa bersaing memburu gelar ke-10 beruntun. Bila di musim perdananya Pirlo sukses, tifosi Juve boleh berharap banyak padanya di musim keduanya.

Mungkinkah Pirlo bisa mengikuti sukses Guardiola dan Zidane? Hanya waktu yang kelak menjawabnya.

Tetapi, percaya atau tidak percaya, dalam dunia kepelatihan sepak bola, mantan pemain tengah yang semasa bermain dikenal cerdas, ternyata punya kemungkinan lebih besar untuk sukses dibanding mantan pemain di posisi lainnya.

Zidane dan Guardiola dulunya adalah pemain tengah. Ah, mungkin itu hanya kebetulan. Tapi kok banyak lagi contohnya seperti juga Carlo Ancelotti yang merupakan pelatih Pirlo di AC Milan.

Tetapi memang, dengan dulu semasa bermain terbiasa mengatur tempo permainan dan menerjemahkan keinginan pelatih di lapangan, para mantan gelandang bisa jadi lebih punya kejelian ketika mereka melatih dibandingkan pemain yang bermain di posisi lainnya. Entahlah.

Jadi, para pendukung Juventus, silahkan penasaran menunggu kiprah Pirlo bersama Juventus di musim depan. Bilapun mungkin kenyataan tidak sejalan dengan ekspektasi, mereka harus bersabar.

Pada akhirnya, saya ingin mengutip pesan dari  Alessandro Del Piero untuk Andrea Pirlo. "In bocca al lupo Andrea!"

Saya bukan pendukung Juve. Malah sejak bocah, darah saya "merah hitam" AC Milan. Namun, untuk Pirlo, tidak ada alasan membencinya. Sebab, dia salah satu pemain yang tidak bisa dibenci. Bagaimanapun, dia juga salah satu 'mantan terindah' Milan.

Salam. Selamat berakhir pekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun