Yang jelas, Juventus harus cepat mendapatkan pelatih baru. Sebab, masa latihan pra musim untuk persiapan musim baru 2020/21 sudah akan dimulai beberapa pekan ke depan.
Gambaran sepak bola masa kini yang serba tidak sabaran
Pemecatan Sarri menjadi gambaran jelas, inilah wajah sepak bola era sekarang. Sepak bola masa kini. Di mana ada banyak pemilik klub yang berpikiran pragmatis dan teramat mudah melupakan jasa pelatihnya.
Para bos klub itu berpikir merekalah yang menggaji pelatih. Sehingga mudah saja memecat seorang pelatih dan menggantinya dengan pelatih lainnya. Bila merasa klub tampil buruk dan susah berubah, solusi cepatnya ya pecat pelatihnya.
Bahkan, dalam beberapa kasus pemecatan pelatih, pemain kini juga bisa menentukan nasib pelatih. Bila tidak suka dengan pelatihnya, mereka bisa "bermufakat jahat" untuk tampil asal-asalan, agar sang pelatih dipecat. Harapannya, pelatih baru bisa membuat suasana lebih menyenangkan bagi mereka.
Pendek kata, pelatih kini berada dalam situasi vivere pericoloso itu. Mereka terjebak dalam situasi membahayakan yang tidak bisa mereka tolak. Bila bahaya (baca pemecatan) datang, mereka hanya bisa pasrah. Apa iya mau mengajukan gugatan pra peradilan.
Terkait posisi pelatih yang kini bak orang-orang dalam bahaya, manajer legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, pernah menyebut bahwa tabiat para pemilik klub sekarang ini sudah berubah.
"Anda tak bisa sepenuhnya terkejut dengan tingkah para pemilik klub sekarang ini," ujarnya.
Menurutnya, dulu, di era dirinya melatih, dirinya masih bisa bertahan meski tiga musim tanpa trofi. Manajemen klub masih bisa bersabar menunggu.Â
Dan memang, andai manajemen United kala itu tidak bersabar pada Sir Alex, sepertinya tidak akan pernah ada cerita kejayaan Tim Setan Merah bersama pelatih paling sukses di Premier League tersebut.
Namun, kini rasanya tidak mungkin melihat hal seperti itu. Baru melatih satu atau dua musim saja, bila klubnya tidak tampil apik, para pelatih harus bersiap kehilangan pekerjaan.