Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Wajah Baru Liga Champions di Tengah Tudingan Penyebar Covid-19 di Eropa

19 Juni 2020   11:44 Diperbarui: 22 Juni 2020   22:02 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lama tidak terdengar, bagaimana kabarnya Liga Champions?

Seharusnya, kita sudah bisa mengetahui siapa juara Liga Champions musim 2019/20. Sebab, laga final seharusnya sudah dimainkan di Ataturk Olympic Stadium di Istanbul, Turki pada 30 Mei 2020 lalu.

Namun, pandemi Covid-19 mengubah semuanya. Final ditunda. Otoritas sepak bola Eropa (UEFA) mengumumkan penundaan itu pada 23 Maret silam. Setelah itu, nasib Liga Champions yang baru menapaki babak knock out 16 besar, tidak jelas nasibnya.

Selama dua bulan lebih, tidak ada kabar bagaimana kelanjutan empat laga leg kedua babak 16 besar tersebut. Sempat muncul kabar Liga Champions tahun ini dibatalkan tanpa juara.

Malah, kabar lucu datang dari Spanyol. Pihak Atletico Madrid yang mengalahkan Liverpool di perempat final, mengklaim diri mereka pantas dinobatkan menjadi juara karena sudah menyingkirkan juara bertahan.  

Baru pada 17 Juni kemarin, muncul kejelasan. Liga Champions dilanjutkan. Pihak UEFA mengumumkan bahwa empat laga leg kedua babak 16 besar akan digelar pada 7-8 Agustus mendatang.

Keempat laga leg II babak 16 besar yang belum digelar itu yakni Manchester City menjamu Real Madrid. Pada leg pertama di Madrid, City menang 1-2. Lalu, Bayern Munchen menjamu Chelsea di mana pada leg pertama, Bayern menang 3-0 di markas Chelsea.

Dua pertandingan lainnya, Juventus menghadapi Olympique Lyon. Pada leg pertama 26 Februari lalu, Lyon mengalahkan Juve 1-0 di Prancis. Serta, Barcelona menghadapi Napoli. Pada leg pertama di markas Napoli, kedua tim berbagi skor 1-1.

Wajah baru Liga Champions di masa pandemi

Adapun empat tim yang sudah memastikan lolos ke babak perempat final yakni tim Prancis Paris Saint-Germain, tim Spanyol Atletico Madrid, tim Jerman RB Leipzig, dan tim Italia, Atalanta.

Laga perempat final akan diawali dengan drawing (undian) pada 10 Juli mendatang. Sementara untuk pertandingannya dimainkan pada 12-15 Agustus 2020. 

Adapun laga semifinal (yang undiannya juga digelar 10 Juli), akan dimainkan pada 1819 Agustus. Lantas, final akan dimainkan pada 23 Agustus.

Meski sudah menentukan tanggal, tetapi UEFA belum memutuskan lokasi pertandingan laga 16 besar leg II tersebut. UEFA masih menimbang, apakah digelar di stadion tim tuan rumah ataukah di stadion netral di Portugal.

Tetapi yang jelas, untuk laga perempat final, semifinal hingga final nanti, UEFA sudah memutuskan akan menggelarnya di tempat netral. Yakni di Portugal. Pertandingannya akan digelar dengan sistem single match alias satu pertandingan.

Artinya, laga perempat final dan semifinal kali tidak akan memberlakukan laga home and away. Tidak ada lagi keseruan hitung-hitungan agregat gol seperti tahun-tahun sebelumnya.

Juga, sangat mungkin, laga perempat final, semifinal, dan final yang ditunggu-tunggu itu, bakal digelar tanpa penonton di stadion. Meski, keputusannya bergantung pada pemerintah setempat.

Inilah wajah baru Liga Champions di masa pandemi ini. Kompetisi paling elit di Eropa yang diikuti tim-tim papan atas dari liga-liga terbaik di Eropa ini dipaksa mengubah kebiasaannya. Dari situasi hingar bingar, kini digelar dalam kesunyian. Sepi.

Liga Champions sempat jadi tertuduh penyebaran Covid-19
 
Wajar bila UEFA sangat berhati-hati dalam menggelar restart Liga Champions ini. Pasalnya, Liga Champions sempat menjadi 'tertuduh' penyebaran wabah Covid-19 di beberapa negara Eropa.

Awal April lalu, ketika kasus virus Corona di Prancis cukup tinggi, media setempat menyebut hal itu disebabkan karena Liga Champions. Ada klaim, laga Lyon vs Juventus di Liga Champions yang dimainkan pada 26 Februari, menjadi awal mula penyebarannya.

Pasalnya, Juventus berasal dari Italia. Beberapa suporter mereka ikut mendukung perjuangan Cristiano Ronaldo dkk di Prancis. Dan kala itu, Italia menjadi negara yang paling terdampak virus corona. Beberapa pihak menyebut laga itu seharusnya tidak digelar.

"Pertandingan leg pertama babak 16 besar pada 26 Februari dan masuknya pendukung Italia mungkin bisa menyebarkan Covid-19 di sekitar Rhone," tulis L'Equipe, seperti dilansir dari Kompas.

Data yang ditunjukkan John Hopkins University, lonjakan kasus Covid-19 di Prancis, memang terjadi pasca laga Lyon vs Juventus. Dari di bawah 50 kasus di akhir Februari, menjadi hampir 200 kasus di awal Maret.

Malah di awal April lalu, Prancis punya hampir 60 ribu kasus Covid-19. Sebanyak 5.398 korban jiwa sudah berjatuhan, dengan sekitar 12.500 orang berhasil sembuh.

Selain itu, laga Atalanta vs Valencia juga disebut memiliki peran dalam penyebaran virus di Italia. Pertandingan yang digelar di Stadion San Siro, Milan tersebut disebut sebagai "bom biologis" virus corona di Italia.

"Pertandingan itu adalah bom biologis. Pada saat itu kami tidak tahu apa yang terjadi. Pasien pertama di Italia pada 23 Februari. Jika virusnya sudah beredar, 40 ribu penggemar yang pergi ke San Siro terinfeksi," kata Wali Kota Bergamo Giorgio Gori dikutip dari Kompas.com.

Pertandingan Liga Champions lainnya yang dituding turut menyebarkan virus corona adalah duel Liverpool vs Atletico Madrid. Laga Liverpool vs Atletico Madrid pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions yang digelar di Stadion Anfield, 12 Maret 2020 ini dianggap turut menyebarkan virus corona di Inggris.

Dan memang, dengan adanya mobilitas suporter dalam jumlah besar dari satu negara ke negara lainnya, rentan menjadi "bom" penyebaran virus. Bukan hanya ketika mereka hadir di stadion, tetapi juga ketika suporter melakukan perjalanan darat maupun udara dari satu negara ke negara lainnya.

Karenanya, keputusan UEFA untuk melakukan restart Liga Champions dengan format baru, layak diapresiasi.

Memang, format baru dengan menggelar babak perempat final hingga final dalam satu pertandingan dan satu venue itu bakal menjauhkan Liga Champions dari keseruan dan keriuhan seperti tahun-tahun sebelumnya. Pendapatan klub dari ticketing pasti juga lenyap.

Namun, bagaimanapun, ini pilihan terbaik untuk melanjutkan Liga Champions di masa pandemi seperti ini. Toh, seperti yang sudah dilakukan Bundesliga, Primera Liga Spanyol dan Liga Inggris, sepak bola tidak akan pernah kesepian.

Sebab, jutaan pasang mata di seluruh penjuru dunia, pasti tidak akan melewatkan keseruan babak peting di Liga Champions. Ya, selamat datang kembali Liga Champions. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun