Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mo Salah, Ulang Tahun, dan Tiga Pelajaran Hidup

16 Juni 2020   08:58 Diperbarui: 16 Juni 2020   17:07 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan memang, setelah Salah keluar, Liverpool yang awalnya menekan, jadi tidak berdaya. Lantas, di babak kedua, terjadilah drama konyol kiper Loris Karius. Liverpool pun kalah 1-3 dari Madrid.

Namun, setahun kemudian, Salah mendapatkan kesempatan kedua. Kali ini di Madrid. Lawannya adalah sesama tim Inggris, Tottenham. Masih segar dalam ingatan, Salah mencetak  gol Liverpool di awal laga. Liverpool pun juara usai menang 2-0 atas Tottenham.

Tentu saja, kisah kebangkitan Salah setelah cedera menyebalkan di final itu tidak semudah seperti mencuci tangan sebelum masuk rumah. Dia harus jatuh bangun terlebih dulu.

Salah harus menantang dirinya sendiri untuk kembali dalam penampilan top form. Dia melawan ketakutan andai cederanya kambuh dan kariernya mandek. Dia juga harus melawan cemoohan media dan para haters di sosial medianya yang menyebutnya pemain season wonder.

Pada akhirnya, siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapat (hasil) dari kesungguhannya itu. Man Jadda Wajada. Salah pun merasakan nikmat dari 'kata mutiara' terkenal itu.

Bila gagal, bertahan dan berjuanglah, bukan pergi

Pesan kedua ini berkaitan dengan kisah pertama. Andai saja setelah gagal di final Liga Champions 2018 itu, Salah memutuskan pergi dari Liverpool, tidak akan pernah ada cerita kebangkitan tersebut. Kok Salah pergi?

Di akhir musim 2018 itu, setelah kekalahan di final di Kiev itu, meski cedera, bukan berarti Salah terpinggirkan. Salah yang di musim itu jadi top skor Liga Inggris, didekati Real Madrid.

Yang terjadi kemudian, Salah menolak tawaran Madrid. Dia memilih bertahan di Liverpool. Dia ingin mencoba lagi memburu gelar juara Eropa bersama Liverpool.

Salah rupanya tidak mau mengikuti jejak Philippe Coutinho yang semusim sebelumnya pindah ke Barcelona. Ya, Coutinho yang pernah jadi 'anak emas' di Anfield, memilih pergi ke Barcelona pada musim 2017/18 demi alasan memburu trofi Liga Champions. Yang terjadi, kariernya malah meredup di sana.

Coutinho gagal meraih impiannya di Barcelona. Andai Coutinho memilih tetap bertahan dan berjuang di Liverpool, dia bakal bisa mengangkat trofi 'bertelinga lebar' itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun