"Atau menyaksikan semut yang lagi menyeret sebutir beras, dapat dijadikan bahan tulisan,betapa seekor semut mampu memberikan teladan kepada manusia bagaimana hidup berbagi. Tidak pernah ada semut yang mendapatkan sebutir beras atau nasi,langsung menikmati seorang diri. Selalu dengan susah payah menyeret kesarangnya dan disana mereka makan bersama sama. Malu nggak kita ?"
Begitu juga kalimat ini:Â
"Atau ketika berjalan di siang hari, menyaksikan bayangan diri ikut terus kemana saja kita pergi .Maka dapat dituangkan dalam tulisan yang isinya mengingatkan agar jangan perna mau bersahabat dengan orang yang hanya mau menjadi bayangan kita, karena begitu cuaca mendung atau sinar matahari meredup maka bayangan hilang secara serta merta. Yang melukiskan, bahwa teman yang hanya ada disamping kita disaat kita sejak berjaya, tapi begitu hidup kita mengalami masalah, maka teman kita langsung menghilang seperti bayangan yang hilang disaat sinar matahari meredup".
Dari tiga kalimat itu, bisa disimpulkan bahwa selain tema menulis yang mudah didapat, pak Tjipta juga menulis dengan wawasan dan pengalamannya. Wawasan dan pengalaman yang tidak semua orang punya itulah yang menjadi kekuatan tulisannya.
Ya, Pak Tjipta tidak sekadar menulis. Tidak sekadar posting tulisan. Saya lebih suka menyebut beliau sedang berbagi pelajaran hidup lewat tulisan.
Karenanya, kita bisa "bercermin" dari tulisan-tulisannya. Kita bisa melihat cerminan diri. Kita serasa diingatkan untuk melihat kembali sikap kita. Lantas, termotivasi untuk menjadi lebih baik tanpa ada kesan menggurui.
Pada akhirnya, tulisan ini saya buat untuk menggugah semangat menulis. Termasuk bagi saya pribadi. Lha wong saya juga terkadang belum bisa menulis setiap hari di rumah ini.
Tentu saja, selain pak Tjipta, di rumah ini juga ada beberapa penulis yang bisa menulis semudah seperti minum air. Ada mas Katedrarajawen yang sudah menghasilkan 5006 tulisan. Ada juga Mas Susy Haryawan yang sudah menghasilkan 2613 tulisan.
Juga mas Zaldy Chan yang meski belum genap dua tahun di sini, tetapi sudah mampu mencipta lebih dari 1000 tulisan. Termasuk mas Arnold Adoe yang juga sangat produktif dalam menulis. Juga pak Hendro Santoso, seorang kakek yang semangat menulisnya masih luar biasa.
Semoga, panjenengan dan semuanya yang menulis di rumah ini, senantiasa sehat dan terus istiqomah membagikan cerita, pesan, dan informasi lewat tulisan di rumah ini. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H