Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sejarah Hari Ini, Kala Pelatih "Newbie" Alex Ferguson Meraih Trofi Eropa Pertamanya

11 Mei 2020   08:38 Diperbarui: 11 Mei 2020   17:46 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selayaknya seorang pelatih muda yang masih minim pengalaman, di musim pertamanya, Ferguson masih harus berusaha mendapatkan rasa hormat dari pemain-pemainnya. Utamanya beberapa pemain senior di timnya. Di musim pertamanya, Ferguson hanya mampu membawa Aberdeen finish di peringkat empat Liga Skotlandia.

Di musim keduanya, Aberdeen memulai musim 1979--80 dengan buruk. Tapi, siapa sangka, mereka meningkat secara dramatis pada tahun baru dan akhirnya memenangkan Liga Skotlandia.

Gelar itu membuat Ferguson mulai merasa bahwa ia mendapatkan rasa hormat dari para pemainnya. Dia mulai merasa punya wibawa di hadapan pemain-pemain senior yang awalnya cuek padanya.

"Itu adalah prestasi yang menyatukan kami. Akhirnya para pemain percaya pada saya," ujarnya.

Bila publik masa kini mengenal Sir Alex Ferguson sebagai pelatih berwatak keras dan disiplin selama melatih United, ternyata itu sudah dilakukannya saat di Aberdeen. Ya, sikap keras kepada pemain, sudah ia terapkan saat masih di Aberdeen.

Para pemain Aberdeen menjulukinya "Furious Fergie" merujuk karakternya yang keras. Ferguson pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt, karena menyalipnya ketika berkendara di jalan umum. Dia juga pernah menendang guci teh pada para pemain di babak pertama setelah babak pertama yang buruk.

Bahkan, Ferguson juga mulai melancarkan mind games dengan menuduh media Skotlandia menjadi bias terhadap dua klub Glasgow, untuk memotivasi tim. Cerita berikutnya, Aberdeen dibawanya jadi juara Piala Skotlandia pada tahun 1982.

Sukses Ferguson itu terdengar sampai Inggris. Ia sempat ditawari Wolverhampton Wanderers. Namun, tawaran itu ditolaknya  karena beranggapan klub itu sedang mengalami masalah finansial. Apalagi, dia juga merasa belum mencapai ambisinya di Aberdeen. 

Ferguson masih ingin berkembang di negaranya sendiri, sebelum 'terbang' melatih di luar negaranya.

Momen 11 Mei 1983, Ferguson diminati klub-klub besar Liga Inggris

Ambisinya itu terwujud. Cerita berikutnya, Ferguson memimpin Aberdeen untuk kesuksesan yang lebih besar di musim 1982-1983. Aberdeen mampu kembali meraih Piala Skotlandia. Tapi, suksesnya yang paling diingat adalah raihan gelar Piala Winners 1983.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun