Kejadian final Piala Winner itu terjadi pada 11 Mei atau 37 tahun silam. Kala itu, Aberdeen lolos ke final setelah menang dramatis atas tim kuat Jerman, Bayern Munchen di semifinal. Mereka sempat tertinggal dua kali tetapi kemudian berhasil menang 3-2. Di final, mereka sudah ditunggu Real Madrid.
Tentu saja, Real Madrid yang kala itu sudah memenangi 6 trofi Piala Champions (nama lawas Liga Champions) dan diperkuat Alfredo Di Stefano, lebih diunggulkan dibandingkan Aberdeen yang belum pernah sekalipun tampil di final turnamen Eropa.
Yang terjadi, di final yang digelar di Ullevi Stadium di Gothenburg Swedia tersebut, Aberdeen malah menang 2-1 lewat gol Eric Black di menit ke-7 dan gol John Hewitt di masa perpanjangan waktu (menit ke-112).
Aberdeen menjadi tim Skotlandia ketiga yang memenangkan trofi Eropa. Dan bagi Ferguson, dia pun merasa telah melakukan "sesuatu yang besar dalam hidupnya". Terlebih, di tahun itu, Ferguson juga membawa Aberdeen jadi juara di Piala Super Eropa pada Desember 1983.
Di tahun berikutnya, nama Ferguson semakin top setelah membawa Aberdeen juara Liga Skotlandia beruntun pada musim 1983-84 dan 1984-85. Meski, momen juara di Eropa pada 11 Mei 1983 di Gothenburg-lah yang menjadi momen awal tenarnya Ferguson.
Sebab, sejak momen itu, beberapa tim top Inggris tertarik mendatangkan Ferguson. Tim London, Tottenham, pernah mencoba mendekatinya tapi ditolaknya. Begitu juga Arsenal yang ingin mencari pengganti pelatih Steve Burtenshaw, tapi tidak diiyakan olehnya.
Bahkan, di tahun 1985, di akhir musim 1984-85, Liverpool juga sempat dikabarkan ingin merekrut Ferguson setelah Joe Fagan pensiun. Namun, Liverpool kemudian menunjuk mantan penyerangnya, Kenny Dalglish sebagai pelatih.
Andai saja, Ferguson kala itu sepakat mau melatih Tottenham, atau Arsenal, apalagi Liverpool, alur cerita sejarah Liga Inggris mungkin saja tidak seperti yang kita ketahui sekarang.
Namun, sudah menjadi suratan takdir. Ferguson yang awalnya tidak berminat menerima pinangan dari beberapa klub Inggris, akhirnya menerima tawaran Manchester United pada 1986. Dia menggantikan Ron Atkinson yang dipecat.
Cerita berikutnya adalah sejarah. Sejarah tentang pelatih legendaris. Meski sempat bersabar menunggu lima tahun dan sempat diberi deadline oleh manajemen, Ferguson lantas membawa United meraih 13 trofi Premier League. Plus dau trofi Liga Champions.
Dari cerita perjalanan karier kepelatihan Ferguson dan momentum final Piala Winner 11 Mei 1983 tersebut, ada perenungan penting bagi kita. Bahwa, sukses itu tidak datang tiba-tiba. Tapi dirintis dari bawah. Butuh proses untuk berubah dari 'nobody' menjadi 'somebody'.