Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Gridiron Gang, Ketika Solidaritas Bukan Hanya Milik "Anak Manis"

9 Mei 2020   22:48 Diperbarui: 9 Mei 2020   22:39 2910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gridiron Gang, ketika sekumpulan remaja 'terbuang' yang dianggap pecundang karena perbuatan buruknya, mampu mengenyahkan ego, dan bisa bekerja sama demi mencapai tujuan bersama/Credit: Columbia Pictures

Singkat kata, Porter ingin membuat para remaja yang sering dianggap pecundang itu bisa berusaha memperjuangkan kehidupannya. Mereka bisa menjadi manusia yang bangga dengan dirinya sendiri.

Bersama rekannya, Malcolm Moore yang diperankan rapper Xzibit, Porter berhasil membentuk tim fotball bernama Kilpatrick Mustangs. Mereka ingin ikut kompetisi. Hanya saja, waktu menuju kompetisi hanya menyisakan empat minggu.

Tentu saja, tidak mudah mengubah kepribadian dan kebiasaan remaja-remaja yang hobinya gegeran dan bikin konflik, menjadi pemain football yang disiplin. Ketika latihan banyak masalah terjadi. Utamanya perselisihan antar pemain.

Di sinilah hebatnya Dwayne Johnson. Dia cukup piawai menghidupkan sosok Porter sebagai pelatih yang keras, bersahabat dan punya kalimat-kalimat hebat untuk memotivasi timnya.

Porter tahu, dirinya dihadapkan pada tugas berat membantu anak-anak bermasalah itu keluar dari masalahnya. Namun, dia percaya football bisa membuat mereka jadi lebih punya tanggung jawab, dekat satu sama lain, punya rasa solidaritas, bekerja sama dan menjadi juara.

"Right now, you are all losers, but if you accept this challenge and stick with the program you are all going to be winners at the end," ujar Porter, saat meyakinkan pemainnya bahwa mereka bisa menjadi pemenang. Bukan pecundang.

Tentu saja, layaknya film-film genre seperti ini, kisah ini dibangun dari awal keterpurukan. Di pertandingan pertama, tim Mustang yang tampil kacau dan menonjolkan ego masing-masing, dibantai 38-0 oleh tim kuat Barrington.

Dicemooh, depresi dan tidak percaya diri, mereka lantas bangkit. Remaja berandalan itu mulai mau berlatih keras. Mereka mulai bisa memahami pentingnya solidaritas dan kerja sama sebagai tim. Mereka bahkan mulai bisa lebih dekat satu sama lain.

Pesan dari Gridiron Gang untuk Kita

Adegan terbaik film ini muncul ketika Porter berkeinginan membesuk ibunya yang tengah sakit keras di rumah sakit tapi berbarengan dengan jadwal latihan tim. Dia lantas memutuskan melatih.

Namun, Porter dibuat penasaran karena tidak ada satupun pemain yang berlatih. Ketika masuk ke kamar ganti pemain, ia mendapati pemainnya sudah menyiapkan rangkaian bunga untuk ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun