"Lomba" mengarang hingga membantu memasak untuk berbuka
Selain bermain gawai, salah satu ngabuburit asyik di rumah kami adalah mengajak anak-anak untuk 'lomba mengarang'. Kebetulan, mereka senang bercerita. Nah, karena tulisan mereka masih kurang begitu rapi, momentum Ramadan dan ngabuburit ini tepat untuk mengasah kemampuan mereka dalam menulis.Â
Dengan mengarang, selain melatih mereka menuangkan cerita ke dalam tulisan, Â mereka juga bisa memperbaiki tulisan mereka yang terkadang masih sulit dibaca karena tanpa spasi yang beraturan. Sesekali, mereka juga mulai belajar menggambar.Â
Selain itu, ngabuburit yang juga bisa mereka lakukan di rumah adalah membantu menyiapkan menu masakan untuk berbuka puasa. Ini juga mengasyikkan.
Ternyata mereka senang. Mereka kompak berbagi tugas. Semisal kakaknya yang bagian memotong sayur, lalu adiknya bagian mencuci sayuran.
Mungkin karena mereka merasa dipercaya melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan orang tua. Sebab, tidak jarang, kita para orang tua seolah melarang mereka untuk membantu. Padahal, mereka sejatinya sangat ingin membantu.
Saya juga bercerita bahwa di masa kecil dulu, saya juga paling senang bila diajak ibu untuk menyiapkan membantu menu berbuka. Semisal memotong dadu cincau balok berwarna hitam pekat. Ataupun memotong blewah untuk minuman berbuka puasa. Â
Ya, bila di tahun-tahun sebelumnya, ngabuburit identik dengan berolahraga bersama di ruang terbuka ataupun nge-mall sembari berbuka puasa bersama di food court, kini dengan adanya wabah, menunggu adzan maghrib di rumah adalah pilihan terbaik.
Toh, dengan ngabuburit di rumah, kita bisa semakin dekat dan akrab dengan anak-anak. Pada akhirnya, puncak kegembiraan adalah ketika melihat mereka bisa menuntaskan puasa hingga maghrib, lantas berbuka puasa bersama. Salam.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H