Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Jalan Sukses Toto Schillaci, "Orang Biasa" yang Jadi Idola di Piala Dunia 1990

8 April 2020   07:55 Diperbarui: 8 April 2020   08:18 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memaksimalkan sedikit kesempatan yang datang
Toh, meski terpilih dar 22 pemain Italia di Piala Dunia 1990, tidak ada jaminan Schillaci bakal main. Lha wong dia baru main sekali untuk Italia. Dia adalah outsider.

Dan benar adanya, di laga pembuka melawan Austria, pelatih Italia kala itu, Azeglio Vicini lebih suka memainkan Vialli dan penyerang Napoli, Andrea Carnevale. Tetapi, duet ini ternyata tak sesuai harapan. Vicini lantas memasukkan Schillaci menggantikan Carnevale di menit ke-75. 

Dan, ketika Schillaci masuk ke lapangan di Stadion Olimpico di Kota Roma, cerita seperti kontes pencarian bakat di TV pun dimulai.

Ya, siapa sangka, dua menit menginjakkan kaki di lapangan, Schillaci membuat gol penentu kemenangan Italia. Umpan crossing Vialli, disambarnya dengan sundulan mematikan.
 
Schillaci rupanya tahu, bagi pemain cadangan seperti dirinya, masa 15 menit di lapangan sudah seperti masa audisi yang menentukan masa depan. Bila ia tampil baik, kesempatan berikutnya akan datang. Sebaliknya, bila tampil buruk, tak akan ada lagi kesempatan kedua.

Ternyata nasib baik memeluknya erat. Dia malah bak jadi jimat Italia. Dia malah membawakan kegembiraan bagi rakyat Italia yang dilanda kepanikan gagal menang di laga pertama.

Nah, hoki Schillaci di 'laga audisi' itu membuatnya mendapat menit bermain lebih banyak di laga kedua melawan Amerika Serikat. Dia dimainkan sejak menit ke-51. Lalu, di laga penentuan juara grup melawan Cekoslowakia, Schillaci dipasang sebagai pemain utama.

Di sinilah kita perlu belajar pada Schillaci tentang bagaimana memaksimalkan kesempatan yang datang. Toto membayar kepercayaan pelatih yang diberikan kepadanya, dengan mencetak gol cepat di menit ke-7 yang membawa Italia menang 2-0.

Sejak itu, Schillaci mengucapkan salam perpisahan kepada bangku cadangan. Pelatih Azeglio Vicini memainkannya sebagai pemain utama. Malahan Vialli yang jadi penghuni bangku cadangan.

Di babak 16 besar ketika Italia menang 2-0 atas Uruguay, Schillaci mencetak gol lagi. Gol pembuka. Tiga gol dalam empat laga membuat Schillaci dianggap sebagai foto copy nya Paolo Rossi, penyerang tajam yang membawa Italia juara dunia 1982.

Jelang perempat final melawan Republik Irlandia, koran Italia, Corriere della Sera membuat judul headline "The Italy of Schillaci" merujuk peran besar Schillaci dalam permainan Italia.

Dan Schillaci lagi-lagi menjadi jimat ketika mencetak gol penentu kemenangan Italia, 1-0. Luar biasa, pria yang awalnya hanya sekali
bermain dengan kostum Italia itu, justru sudah mencetak empat gol dalam lima pertandingan di Piala Dunia.
 
Lalu, di semifinal melawan Argentina, 3 Juli 1990 di kota Napoli, untuk pertama kalinya, warga Napoli tidak mendukung pujaan mereka, Diego Maradona yang merupakan superstar klub Napoli. Mereka justru memasang spanduk bertuliskan "Grazie (terima kasih) Toto".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun