Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Kevin/Marcus dan Makna Predikat "30 Bintang Asia 2020 Paling Berprestasi di Level Global" Versi Forbes

4 April 2020   07:23 Diperbarui: 5 April 2020   03:02 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah badai coronavirus disease (Covid-19) yang mewabah di banyak negara di dunia, sulit mendapatkan kabar bagus dari panggung olahraga. Lha wong panggungnya sudah ditutup. Tidak boleh dipakai untuk tampil.

Artinya, tidak ada agenda olahraga yang digelar. Semua insan olahraga tengah menunggu sembari berharap-harap cemas, wabah paling dahsyat yang merusak semua kalender olahraga ini bisa segera berakhir.

Toh, kabar bagus tidak hanya berasal dari lapangan. Kabar bagus tentang olahraga Indonesia, bisa berasal dari mana saja. Seperti awal April kemarin, pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo mendapatkan kabar membanggakan.

Marcus (29 tahun) dan Kevin (24 tahun) yang kini masih berstatus "world number one" alias nomor satu dunia, masuk dalam daftar nama anak muda berprestasi: Forbes 30 Under 30 Asia 2020. Ke-30 nama berprestasi yang dirilis Forbes tersebut adalah para atlet dan juga entertainer di Asia yang berusia di bawah 30 tahun. tetapi prestasinya sudah menjulang di level global.

Dalam pengumuman di laman resminya, Forbes menuliskan catatan singkat perihal deretan prestasi Kevin/Marcus. Narasinya begini:

"Indonesian badminton players Marcus Fernaldi Gideon and Kevin Sanjaya Sukamuljo are currently ranked No.1 in the world for men's doubles. In 2018, the pair won eight BWF World Tour titles and were named Favorite Male Duo and Athlete of the Year at the Indonesia Sport Awards. At the 2020 Badminton Asia Team Championship in Manila, Gideon and Sukamuljo were part of the Indonesia men's team that won gold".

Forbes mencatat, pada tahun 2018 lalu, pasangan peringkat satu dunia ini memenangkan delapan gelar dari turnamen BWF World Tour. Keduanya juga dianugerahi penghargaan sebagai Favorite Male Duo and Athlete of The Year dari Indonesian Sport Awards.

Lantas, di tahun 2020 ini, Kevin dan Marcus ikut memperkuat tim putra Indonesia hingga berhasil mendapatkan medali emas di Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia pada Februari lalu. Pendek kata, ganda putra terbaik Indonesia ini memang layak masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2020 tersebut.

Makna pengakuan dari Forbes bagi The Minions
Tentu saja, pengakuan dari Forbes ini membanggakan bagi Marcus/Kevin, bahkan bulutangkis Indonesia. Sebab, hanya mereka, satu-satunya pemain/pasangan pebulutangkis Indonesia yang masuk dalam daftar 30 nama pilihan Forbes tersebut.

Bahkan, untuk level Asia, The Minions--julukan Marcus dan Kevin menjadi satu-satunya pasangan ganda putra yang masuk dalam daftar tersebut. Padahal, beberapa pasangan ganda putra di Asia yang usianya di bawah 30 tahun, juga punya prestasi apik.

Sebut saja pasangan ganda putra Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen yang sama-sama masih berusia 24 tahun dan merupakan juara dunia 2018 serta juara Asia 2018. Ataupun pasangan ganda putra Malaysia, Aaron Chia (23 tahun) dan Soh Wooi Yik (22) yang penampilannya terus melejit.

Namun, untuk urusan pencapaian di ranah global, Marcus dan Kevin memang lebih keren dan lebih stabil dibandingkan dua pasangan Tiongkok dan Malaysia tersebut.

Faktanya, dalam dua tahun terakhir, Marcus dan Kevin meraih lebih banyak gelar BWF World Tour dibandingkan ganda putra manapun. Mereka juga masih santuy berlama-lama di posisi ranking 1 dunia.

Hanya ada dua nama dari bulutangkis di daftar Forbes tersebut. Selain Marcus/Kevin, satunya adalah pebulu tangkis tunggal putri belia asal Korea Selatan, An Se-young. Gadis yang baru berusia 17 tahun ini memang memiliki catatan prestasi gemilang di sektor tunggal putri.

An Se-young pada 2019 lalu disebut-sebut sebagai harapan baru Korea Selatan di dunia bulu tangkis. Kini, An Se-young menduduki peringkat ke-9 dunia berdasarkan peringkat Badminton World Federation (BWF).

Kembali ke Marcus/Kevin, meski memiliki sederet prestasi bagus yang membuat mereka layak masuk dalam daftar atlet berprestasi oleh Forbes tersebut, tetapi kita tahu bahwa Marcus dan Kevin masih punya beberapa "nilai minus" yang harus mereka perbaiki bila ingin dikenang sebagai salah satu yang terbaik di ganda putra.

Salah satu nilai minus yang masih coba diperbaiki Marcus/Kevin adalah pencapaian mereka di Kejuaraan Dunia (BWF World Championship). 

Mereka belum pernah juara di ajang tahunan ini. Dalam partisipasi di tiga tahun terakhir, ada saja problem mereka untuk meraih predikat juara dunia.

Marcus/Kevin tentunya ingin seperti senior-senior mereka yang pernah menjadi juara dunia. Seperti Tjun-Tjun dan Johan Wahjudi (juara dunia 1977), Ade Chandra/Christian Hadinata (1980), Ricky Subagja/Rexy Mainaky (1995), Candra Wijaya dan Sigit Budiarto (1997). Sigit merupakan idolanya Kevin yang besar di PB Djarum.

Bahkan, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan yang kini masih aktif bermain dan ada di ranking 2 dunia, sudah tiga kali menjadi juara dunia di tahun 2013, 2015, dan 2019.

Karenanya, semoga penghargaan dari Forbes ini bisa semakin memotivasi Marcus/Kevin untuk lebih berprestasi. Tentunya akan lengkap bila world number one bisa menjadi world champion. Rangking 1 dunia menjadi juara dunia. Pas kan.

Punya persiapan lebih panjang menuju Olimpiade
Tahun ini, tidak ada agenda Kejuaraan Dunia. Sebab, agendanya berbarengan dengan Olimpiade 2020. Kejuaraan Dunia akan kembali digelar tahun depan. Siapa sangka, Olimpiade ternyata juga ditunda tahun depan karena wabah virus corona.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah resmi mengumumkan waktu penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tanggal 23 Juli-8 Agustus 2021. Tanggal tersebut berjarak satu tahun dari rencana awal yaitu 24 Juli-9 Agustus 2020.

Karena sudah menjadi keputusan, tidak perlu meratapi penundaan tersebut. Justru, penundaan tersebut membuat persiapan Marcus dan Kevin menuju Olimpiade, semakin panjang. 

Keduanya bisa mengevaluasi penampilan, utamanya setelah kalah di final All England pada awal Maret lalu. Kita tahu, Marcus/Kevin kalah dari ganda Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe di final.

Nah, kekalahan di final All England itulah yang akan menjadi catatan utama bagi Marcus/Kevin. Apalagi, kekalahan itu semakin memperpanjang catatan kekalahan Marcus dan Kevin bila bertemu ganda putra Jepang tersebut. Sepanjang tahun 2019 lalu, Minions bahkan kalah lima kali dari Endo dan Watanabe.

Dikutip dari laman badmintonindonesia.org, kepala pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi mengatakan, waktu setahun ke depan akan dimanfaatkan untuk mengevaluasi performa tim ganda putra. Selain kekalahan beruntun Kevin/Marcus dari Endo dan Watanabe. Apalagi, ganda putra Jepang itu juga mengandaskan Hendra/Ahsan yang merupakan juara bertahan di perempat final.

Menurut Herry IP, dalam pertandingan, ada banyak faktor yang menentukan seorang pemain bisa jadi juara. Karenanya, dia akan melihat kembali bagaimana kalahnya. Menurutnya, proses ini yang lebih penting untuk pembelajaran.

"Selain cari celah kelemahan lawan, kita juga cari cara untuk perbaiki apa yang jadi kelemahan kita. Tapi kita juga jangan terlalu fokus ke satu lawan saja, masih banyak lawan yang lain yang juga harus diwaspadai," ujar Herry IP dikutip dari badmintonindonesia.org.

Ah ya, bicara prestasi di ranah global seperti bunyi tema "30 Under 30 2020: Asia’s Sports And Entertainment Stars Who Are Making Their Mark Across The Globe" dalam pencapaian Forbes tersebut, Olimpiade adalah puncaknya. Ya, bagi seorang atlet, Olimpiade adalah pencapaian paling tinggi.

Bagi Marcus dan Kevin, Olimpiade tahun depan akan menjadi pengalaman pertama bagi mereka. Minions tentu tidak ingin bernasib seperti penampilan mereka di Kejuaraan Dunia yang acapkali sial.

Sebaliknya, Marcus/Kevin tentu ingin menapaki jejak tiga pasangan seniornya yang telah tercatat dalam tintas emas sebagai ganda putra peraih medali emas Olimpiade. Yakni pasangan Ricky Subagja dan Rexy mainaky di Olimpiade Atlanta 1996, pasangan Tony Gunawan dan Candra Wijaya di Olimpiade Sydney 2000. Serta Markis Kido dan Hendra Setiawan yang meraih medali emas di Olimpiade Beijing 2008.

Pada akhirnya, kita berharap, penghargaan apapun baik dari dalam lapangan maupun dari luar lapangan, punya dampak positif bagi atlet. Termasuk pengakuan Forbes untuk Marcus dan Kevin ini.

Minimal, pengakuan dari image top dunia sekelas Forbes, akan memotivasi Marcus dan Kevin untuk terus konsisten berprestasi. Sebab, prestasi yang mereka ukir, tidak hanya untuk rakyat Indonesia. Namun, mereka sudah menjadi milik global. Milik penggemar bulutangkis di manapun. Ya, mereka menjadi panutan dan role model bagi anak-anak muda di ranah global yang termotivasi menjadi atlet bulutangkis. Salam olahraga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun