Big European Night.
Begitu kalimat yang digemakan fans Liverpool jelang menyambut kedatangan tim Spanyol, Atletico Madrid di Anfield pada leg II babak 16 besar Liga Champions, Rabu (11/3) malam waktu Inggris atau Kamis (12/3) dini hari waktu Indonesia.
Makna malam besar di Eropa itu ya Liverpool bisa come back alias membalikkan situasi dan lolos ke perempat final. Liverpool membutuhkan penampilan hebat demi bisa membalik kekalahan 0-1 dari Atletico di leg pertama.
Seperti halnya laga leg II semifinal di Liga Champions musim 2018/19 lalu. Ketika Liverpool yang kalah 0-3 dari Barcelona di kandang lawan pada leg pertama, lantas come back dengan menang 4-0 di Anfield untuk lolos ke final. Itulah yang namanya Big European Night.
Namun, Big European Night itu ternyata tidak bisa muncul setiap malam. Juga tidak setiap musim. Meski, Liverpool hanya butuh menang dua gol, bukan empat gol seperti melawan Barcelona musim lalu, tetapi kali ini lawannya berbeda.
Yang terjadi Kamis (12/3) pagi tadi, Liverpool tersingkir dari panggung Liga Champions. The Reds--julukan Liverpool, gagal mempertahankan gelarnya setelah kalah 2-3 dari Atletico melalui babak perpanjangan waktu yang dramatis.
Liverpool sempat unggul 2-0
Kembali diperkuat kapten tim, Jordan Henderson, Liverpool sejatinya tampil dengan benar di waktu normal. Mereka tampil menyerang demi mendapat gol. Liverpool mengurung pertahanan Atletico yang memang terkenal kuat dalam bertahan.
Di akhir babak pertama, sebuah sundulan Gini Wijnaldum, membuat skor menjadi 1-0. Agregat pun sama 1-1. Kalimat Big European Night itu pun kembali menggema. Menjadi narasi postingan di akun IG resmi Liverpool. Wijnaldum seolah membawa fans Liverpool kembali ke musim lalu ketika dua golnya berandil besar membungkam Barcelona di Anfield.
Namun, hingga babak kedua usai, tidak ada gol kedua yang tercipta. Skor masih 1-0. Artinya, karena agregat sama 1-1, maka pertandingan dilanjutkan perpanjangan waktu, 2x15 menit.
Di awal masa extra time, Liverpool masih mengurung Atletico. Utamanya lewat serangan-serangan dari sayap. Empat menit extra time dimulai, Roberto Firmino membawa Liverpool unggul 2-0. Bermula dari sundulan Firmino yang menghantam tiang gawang, bola ternyata kembali kepadanya yang lantas dengan mudah mencocor bola ke gawang.