Tentu saja, ke-15 pemain/pasangan itu dikirim jauh-jauh ke Birmingham di Inggris, bukan sekadar untuk plesir. Mereka jelas diharapkan meraih target.
PP PBSI melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, Susy Susanti menyebut hanya menargetkan meraih satu gelar juara dari lima sektor yang dimainkan. Target ini seperti capaian di tahun lalu.
"Target kami tetap satu gelar. Tapi saya tidak menyebutkan sektor mana karena tidak ingin membebani atlet tertentu," ujar Susy dikutip dari badmintonindonesia.org
Toh, meski Susy tidak menyebutkan secara spesifik sektor tersebut, kita sebagai pecinta bulu tangkis di Indonesia pastinya paham, sektor mana yang dimaksud Susy tersebut.
Ya, saya pun akan langsung menyebut ganda putra adalah sektor yang paling berpeluang meraih gelar dibandingkan sektor lainnya. Maklum, Indonesia punya pasangan ganda putra ranking 1-2 dunia.
Apalagi, dalam tiga tahun terakhir, ganda putra Indonesia selalu bisa juara di All England. Marcus/Kevin juara di tahun 2017 dan 2018. Lalu Hendra/Ahsan juara tahun 2019.
Meski begitu, sektor tunggal putra juga memiliki peluang juara yang tidak kalah besar merujuk penampilan bagus Ginting di awal tahun ini. Ginting juara di Indonesia Masters dan menjadi pemain kunci Indonesia saat juara di Kejuaraan Beregu Asia pada Februari lalu.
Apalagi, sektor tunggal putra kali ini tidak ada, Kento Momota di All England 2020. Pemain Jepang ranking 1 dunia yang juga juara bertahan ini masih dalam proses pemulihan cedera setelah mengalami kecelakaan mobil di Malaysia pada Januari lalu.
Sektor ganda putri dan ganda campuran juga punya peluang. Itu bila Greysia/Apri dan Praveen/Melati tampil dalam top form nya. Bila begitu, mereka bisa mengalahkan pemain-pemain unggulan.
Tahun lalu, Praveen/Melati membuat kejutan dengan melaju hingga semifinal usai menyingkirkan beberapa unggulan. Sayangnya, di semifinal, mereka kalah rubber game dari Siwei/Yaqiong. Padahal, Praveen/Melati menang di game pertama, lalu unggul 20-17 di game kedua. Siapa sangka, mereka malah terkejar dan lantas kalah di game ketiga.
Mungkin hanya sektor tunggal putri yang masih "belum waktunya". Memang, apapun bisa terjadi di lapangan. Namun, rasionalitas kita akan bicara. Bahwa, Gregoria Mariska (20 tahun) untuk saat ini masih sebatas merepotkan pemain top dunia.